Pemkot Yogya Sebut Prostitusi Sarkem Ilegal

Jum'at, 04 Maret 2016 - 15:44 WIB
Pemkot Yogya Sebut Prostitusi...
Pemkot Yogya Sebut Prostitusi Sarkem Ilegal
A A A
YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogya belum pernah memberi izin prostitusi, termasuk yang berada di kawasan pemukiman warga Sosrowijayan Kulon, Gedongtengen.

Kawasan yang berada di Jalan Pasar Kembang itu diakui cukup terkenal sebagai tempat prostitusi terselubung.

Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kota Yogya Udiyono menegaskan, praktek prostitusi yang berada di kawasan Sarkem (Pasar Kembang) merupakan tindakan ilegal. Sehingga, tidak ada retribusi yang masuk ke Pemkot.

"Prostitusi di Sarkem itu ilegal, kita belum pernah memberi izin soal prostitusi yang berada di sana. Tidak ada tempat resmi praktek prostitusi di Kota Yogyakarta," katanya, Jum'at (4/3/2016).

Pihaknya mengaku kesulitan dalam melakukan penertiban kawasan itu dari praktek prostitusi. Sebab, tidak ada dasar yang jelas dalam menegakan aturan yang ada.

"Kalau dilakukan ditempat umum, jelas tidak dibenarkan dan bisa ditindak. Yang kita ketahui, mereka itu kan hanya duduk di gang," jelasnya.

Meski demikian, pihaknya siap melakukan razia dan penertiban sesuai peraturan yang ada. Regulasi yang ada tidak memungkinkan pemerintah melakukan penertiban di rumah pribadi. "Regulasi yang ada belum cukup menutup Sarkem," bebernya.

Tidak ada keharusan pemerintah untuk menutup kawasan Sarkem. Sebab, pemerintah sendiri belum pernah sekali pun mengeluarkan praktek-praktek prostusi di kawasan itu.

"Yang jadi pertanyaan, kita belum pernah membuka, lalu kenapa harus menutup," katanya dengan nada tanya.

Kawasan Sarkem berbeda dengan lokasi prostitusi tempat lain seperti Kalijodo, Jakarta maupun Dolly di Surabaya. Kawasan yang berada di Sarkem merupakan tempat tinggal milik warga yang disewakan orang lain untuk kepentingan bisnis hiburan.

Sementara Ketua RW 3 Sosrowijayan, Sarjono tak ingin Sarkem disebut tempat prostitusi, tapi tempat pemukiman. "Sarkem bukan prostitusi, tapi pemukiman warga," katanya.

Meski tempat pemukiman, dia mengakui kawasan itu dipergunakan sebagai tempat prostitusi. Sebagian besar perempuan para pekerja seks komersial berasal dari luar Yogyakarta. "Ya memang ada (PSK), kebanyakan dari luar," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga rutin melakukan pemeriksaan secara berkala pada para perempuan yang berprofesi sebagai PSK. Harapannya, jika ada yang terdeteksi penyakit seperti HIV/Aids segera dilakukan pengobatan.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0509 seconds (0.1#10.140)