Lahar Dingin Kelud Hancurkan Pos Pantau

Rabu, 24 Februari 2016 - 19:25 WIB
Lahar Dingin Kelud Hancurkan Pos Pantau
Lahar Dingin Kelud Hancurkan Pos Pantau
A A A
BLITAR - Lahar dingin Gunung Kelud kembali meluapi bantaran Sungai Lekso, Kali Putih dan Kali Semut di wilayah Kecamatan Gandusari dan Wlingi, Kabupaten Blitar. Air yang bercampur material vulkanik meluluhlantakkan pos pantau dan warung makan milik Barno Bajang (63) warga Desa Karangrejo, Kecamatan Gandusari.

“Untungnya tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, “ujar Kabag Humas dan Protokol Pemkab Blitar Puguh Imam Susanto Rabu (24/2/2016). Musibah terjadi Selasa sore 23 Februari. Bersama hujan lebat lahar dingin tiba tiba datang.

Melorotnya tumpukan material erupsi 13 Februari 2016 lalu dipastikan dampak guyuran air di sekitar lereng Kelud.

Dalam waktu singkat lahar dingin memenuhi sungai dan meluapi bantaran. Pos pantau tempat pemasangan sirene deteksi dini bahaya lahar dingin sontak porak poranda.

Lahar dingin juga membanjiri warung makan milik Bajang hingga ketinggian satu meter. Warung makan didirikan untuk melayani penambang pasir sungai.

Saat insiden terjadi, para penambang kabur menyelamatkan diri. “Kita sejak awal sudah menghimbau kepada warga masyarakat untuk waspada,“ terang Puguh.

Sebelumnya lahar dingin menghancurkan Sabo Dam Kali Semut. Bangunan yang menghubungkan Desa Ngaringan dengan Desa Soso, Kecamatan Gandusari itu runtuh.

Akibatnya puluhan kepala keluarga harus memutar belasan kilometer untuk mengakses jalan utama menuju Kota Blitar.

Puguh menjelaskan, bahwa penanganan bencana menjadi prioritas utama Bupati Rijanto yang baru saja dilantik beberapa hari lalu.

Pertama, recovery Sabo Dam Kali Semut yang ambruk karena amukan lahar dingin kelud. Menurut dia, dari pertemuan antara Bupati, pihak Balai Besar Wilayah Sungai dan Provinsi Jawa Timur memutuskan perbaikan akan segera dilakukan. “Kita juga diminta untuk mengajukan proposal dana, “jelasnya.

Yang kedua pemerintahan baru Rijanto akan segera menyelesaikan persoalan banjir bandang tahunan di wilayah Kecamatan Sutojayan.

Pemkab telah berkonsultasi dengan tim ahli akademisi universitas negeri yang intinya merekomendasikan membangun embung.

“Dan yang ketiga adalah menertibkan penambang pasir di kawasan sungai lahar Kelud. Penambang yang tidak berizin dan perseorangan akan tegas dilarang, “tegasnya.

Terkait dengan musibah yang baru berlangsung pemkab akan berkoordinasi dengan seluruh institusi terkait.

Kepala Desa Karangrejo Sugiana berharap pemerintah segera melakukan normalisasi sungai yang dipenuhi material lahar dingin.

Sebab dikhawatirkan akan terjadi banjir lahar dingin susulan. “Selain itu pos pantau tempat sirene tanda bahaya sebaiknya segera dibenahi. Sebab sirene menjadi penanda warga untuk waspada,“ tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7576 seconds (0.1#10.140)