Gubernur Sumbar Bantu Korban Bencana Tanah Bergerak
A
A
A
SARILAMAK - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengunjungi posko darurat bencana tanah bergerak dan longsor di Kenagarian Sungai Naniang, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Rabu (17/2/2016).
Di hadapan para korban bencana yang rumahnya rusak, gubernur menyampaikan rencana pemerintah dalam percepatan penanganan masa tanggap darurat pascabanjir dan longsor yang terjadi pada Minggu-Senin (7-8 Februari 2016).
Menurut gubernur, sebanyak tiga nagari masing-masing Nagari Sungai Naniang, Nagari Koto Tangah, dan Nagari Baruah Gunuang di Kecamatan Bukit Barisan dilanda bencana alam tanah bergerak hingga longsor. Kejadian ini mengakibatkan puluhan titik badan jalan rusak serta ratusan rumah warga retak dan tak bisa ditempati.
Saat pertemuan dengan warga di tenda posko darurat, gubernur memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp15 juta untuk masing-masing nagari. Bantuan ini diprioritaskan untuk biaya penanganan darurat pascabencana.
Dalam masa tanggap darurat, pemerintah akan mendata seluruh kerusakan dan kerugian yang dialami daerah ini. Bantuan rehabilitasi dan pembangunan kembali rumah warga serta perbaikan infrastruktur masih dihitung.
Menurut gubernur, permukiman penduduk akan direlokasi karena dilihat dari kondisi terakhir, daerah yang dilanda bencana tanah bergerak ini banyak yang retak-retak dan labil, sehingga tidak layak lagi ditempati karena masih rawan apalagi jika hujan deras kembali turun.
"Yang kita datangi ini adalah daerah-daerah yang ternyata waktu hujan lebat yang lalu menjadikan jalan longsor, rumah juga terkena longsor dan banyak yang terbang tanahnya jatuh. Jalan-jalan yang tadinya bagus sekarang terbelah-belah dan bahkan runtuh dan membuat relokasi jalan. Penduduk memang yang terkena banyak rumah yang rusak, tapi alhamdulillah tidak ada korban. Sekarang sedang kita pikirkan untuk relokasi," papar Irwan.
Sementara, sebanyak lebih dari 200 kepala keluarga di Kecamatan Bukit Barisan trauma pascatanah bergerak dan terbang terjadi di tiga nagari ini.
Di hadapan para korban bencana yang rumahnya rusak, gubernur menyampaikan rencana pemerintah dalam percepatan penanganan masa tanggap darurat pascabanjir dan longsor yang terjadi pada Minggu-Senin (7-8 Februari 2016).
Menurut gubernur, sebanyak tiga nagari masing-masing Nagari Sungai Naniang, Nagari Koto Tangah, dan Nagari Baruah Gunuang di Kecamatan Bukit Barisan dilanda bencana alam tanah bergerak hingga longsor. Kejadian ini mengakibatkan puluhan titik badan jalan rusak serta ratusan rumah warga retak dan tak bisa ditempati.
Saat pertemuan dengan warga di tenda posko darurat, gubernur memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp15 juta untuk masing-masing nagari. Bantuan ini diprioritaskan untuk biaya penanganan darurat pascabencana.
Dalam masa tanggap darurat, pemerintah akan mendata seluruh kerusakan dan kerugian yang dialami daerah ini. Bantuan rehabilitasi dan pembangunan kembali rumah warga serta perbaikan infrastruktur masih dihitung.
Menurut gubernur, permukiman penduduk akan direlokasi karena dilihat dari kondisi terakhir, daerah yang dilanda bencana tanah bergerak ini banyak yang retak-retak dan labil, sehingga tidak layak lagi ditempati karena masih rawan apalagi jika hujan deras kembali turun.
"Yang kita datangi ini adalah daerah-daerah yang ternyata waktu hujan lebat yang lalu menjadikan jalan longsor, rumah juga terkena longsor dan banyak yang terbang tanahnya jatuh. Jalan-jalan yang tadinya bagus sekarang terbelah-belah dan bahkan runtuh dan membuat relokasi jalan. Penduduk memang yang terkena banyak rumah yang rusak, tapi alhamdulillah tidak ada korban. Sekarang sedang kita pikirkan untuk relokasi," papar Irwan.
Sementara, sebanyak lebih dari 200 kepala keluarga di Kecamatan Bukit Barisan trauma pascatanah bergerak dan terbang terjadi di tiga nagari ini.
(zik)