Hendak Berobat, Dada Pasien Malah Terbakar di RS

Jum'at, 12 Februari 2016 - 08:49 WIB
Hendak Berobat, Dada Pasien Malah Terbakar di RS
Hendak Berobat, Dada Pasien Malah Terbakar di RS
A A A
EMPATLAWANG - Ishar (64) warga Desa Kota Gading, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, yang ingin mengobati usus turun di RSUD Tebing Tinggi malah mendapat penyakit baru. Bagian dadanya melepuh karena terbakar yang disebabkan oleh alat Elektrokardiografi (EKG).

Informasi dihimpun, pasien Ishar mendatangi RSUD Tebing Tinggi, Rabu 10 Februari. Dia ingin mengobati sakit usus turun yang dideritannya dengan cara dioperasi, setelah dibawa ke ruang Sal Penyakit Dalam, jantungnya diperiksa terlebih dahulu.

Pihak RSUD memeriksanya menggunakan alat EKG atau alat kesehatan yang berfungsi mengetahui kinerja organ jantung seseorang.

Ini dilakukan untuk memastikan apakah pasien menderita penyakit jantung atau tidak. Jika tidak ada, operasi usus turun bisa dilakukan.

Namun setelah alat EKG ditempel di bagian dada pasien, alat mengalami kerusakan lalu terbakar dan menyebabkan bagian dada kirinya terbakar.

"Alat itu ditempel di dada kiri dan kanan. Namun alatnya macet-macet dan pasien meraskan panas di dadanya. Perawat sudah dikasih tahu, tapi masih sibuk memperbaiki alat itu," ujar narasumber yang enggan disebut namanya.

Dikatakannya, ada lima titik luka bakar yang diderita pasien, semuanya di bagian dada kiri. Karena kejadian itu, proses operasi ditunda. "Sebelah kanan tidak apa-apa. Operasi sempat ditunda," bebernya.

Plt Direktur RSUD Tebing Tinggi, Mardiana Sudeby didampingi Kabid Pelayanan, Seragi Saur membenarkan adanya kejadian tersebut.

Alat EKG tersebut mengalami kerusakan dan saat ini sudah tidak digunakan, namun untuk penyebab pasti kerusakan alat tersebut dirinya tidak tahu.

"Kemungkinan konslet atau tegangan listrik yang tidak stabil karena sering byarpet," ujarnya. Ditambahkannya, dada pasien hanya melepuh, tidak mempengaruhi bagian lain dan sekarang sudah ditanggulangi.

Dijelaskan Saur, alat EKG tersebut sudah sekitar 3 atau 4 tahun dan selama itu belum pernah dilakukan kalibrasi atau disetel ulang. Dulu pernah dianggarkan untuk dikalibrasi namun anggaranya dipangkas, tapi sekarang sudah dianggarkan lagi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7150 seconds (0.1#10.140)