Hama Padi Menyerang, Petani Subang Meradang
A
A
A
SUBANG - Sebanyak 30 hektare tanaman padi yang tersebar di empat desa Kecamatan Cijambe, Subang, rusak berat diserang hama penggerek batang.
Tanaman yang diserang mayoritas berusia sekitar 60 hari, yang sudah mulai keluar bulirnya. Akibatnya, para petani pun meradang.
"Data sementara, hama penggerek ini menyerang 32 hektare tanaman padi, yang dikelola 48 kelompok tani. Serangan hama berlangsung sejak dua pekan terakhir," ujar penyuluh lapangan Kecamatan Cijambe, Dwi Rosmarini.
Serangan yang berlangsung secara sporadis dan menyebabkan tanaman padi nyaris gundul tersebut, meliputi empat desa di Kecamatan Cijambe, yakni, Tanjungwangi, Bantarsari, Cirangkong, dan Cijambe.
Untuk menekan intensitas serangan, para petani bersama penyuluh dan petugas POPT (pengendalian organisme penggerek tanaman) melakukan penyemprotan areal tanaman terdampak.
"Penyemprotan dilakukan secara massal dan intensif, menggunakan pestisida kimia. Sehingga diharapkan, serangan hama bisa berkurang," tutur Dwi.
Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan Subang, Asep Heryana, mengaku, sudah menerima laporan ihwal serangan hama yang melanda tanaman padi tersebut.
Berdasarkan data, serangan hama dengan intensitas tinggi, berlangsung di empat kecamatan, yakni Cijambe, Binong, Jalancagak, dan Cipunagara.
"Jenis hamanya beragam, tapi mayoritas didominasi tikus dan hama penggerek batang, terutama ulat. Untuk mengatasinya, kami sudah sarankan petani melakukan gropyokan (berburu tikus secara massal,red) dan penyemprotan massal secara sistemik dengan pestisida," papar Asep.
Tanaman yang diserang mayoritas berusia sekitar 60 hari, yang sudah mulai keluar bulirnya. Akibatnya, para petani pun meradang.
"Data sementara, hama penggerek ini menyerang 32 hektare tanaman padi, yang dikelola 48 kelompok tani. Serangan hama berlangsung sejak dua pekan terakhir," ujar penyuluh lapangan Kecamatan Cijambe, Dwi Rosmarini.
Serangan yang berlangsung secara sporadis dan menyebabkan tanaman padi nyaris gundul tersebut, meliputi empat desa di Kecamatan Cijambe, yakni, Tanjungwangi, Bantarsari, Cirangkong, dan Cijambe.
Untuk menekan intensitas serangan, para petani bersama penyuluh dan petugas POPT (pengendalian organisme penggerek tanaman) melakukan penyemprotan areal tanaman terdampak.
"Penyemprotan dilakukan secara massal dan intensif, menggunakan pestisida kimia. Sehingga diharapkan, serangan hama bisa berkurang," tutur Dwi.
Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan Subang, Asep Heryana, mengaku, sudah menerima laporan ihwal serangan hama yang melanda tanaman padi tersebut.
Berdasarkan data, serangan hama dengan intensitas tinggi, berlangsung di empat kecamatan, yakni Cijambe, Binong, Jalancagak, dan Cipunagara.
"Jenis hamanya beragam, tapi mayoritas didominasi tikus dan hama penggerek batang, terutama ulat. Untuk mengatasinya, kami sudah sarankan petani melakukan gropyokan (berburu tikus secara massal,red) dan penyemprotan massal secara sistemik dengan pestisida," papar Asep.
(nag)