Bermain di Sungai, 5 Santri Tewas Tenggelam
A
A
A
BOYOLALI - Sepuluh santri Pondok Pesantren dan Pengasuh Anak Yatim Miftahul Huda di Kecamatan Sambi, Boyolali Jawa Tengah tenggelam di sungai, Rabu 20 Januari.
Lima diantaranya tewas meski warga telah berusaha memberikan pertolongan. Diduga, mereka terseret pusaran sungai dan tenggelam.
Santri yang tewas tenggelam adalah Muhammad Riza, Mus’ab Syaifudin, Abdurrroviq, Muhammad Khoirulloh, dan Hafidz Abdurohim.
Mereka merupakan siswa kelas dua setingkat SMP di pondok. Sebelum musibah terjadi, para siswa melaksanakan kegiatan kepanduan Pramuka ke lokasi yang berjarak sekitar satu kilometer dari pondok sekitar pukul 14.00 WIB.
Setelah acara selesai dan ditutup, semuanya kembali pulang menuju ke pondok. Namun, sepuluh siswa diantaranya ternyata tak langsung pulang.
Mereka bermain terlebih dahulu ke pintu air sungai yang bermuara di Waduk Cengklik. Biasanya, semua siswa pulang melalui jembatan.
Namun sepuluh siswa itu memilih melalui bawah. “Jaraknya antara lokasi kejadian dengan pondok sekitar 100 meter,” ujar Nashirudin, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Mithahul Huda, Rabu 20 Januari.
Namun sepuluh siswa itu kemudian tenggelam ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar tiga meter.
Dirinya tidak tahu persis apakah para siswa yang mengalami musibah tengah mandi atau saling memberi pertolongan ketika ada yang terpeleset jatuh ke sungai.
Yang jelas, mereka terseret pusaran arus di pintu air. Kala itu, warga di sekitar lokasi kejadian yang melihat langsung berupaya memberi pertolongan. Namun hanya lima santri yang berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.
Sedangkan lima lainnya diduga sudah meninggal dunia. Proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Para korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Banyubening di Kecamatan Sambi. Setelah dinyatakan meninggal dunia, korban dibawa pulang menuju asal daerahnya masing masing untuk dimakamkan.
Terpisah, Humas RS Banyubening Ahyani ketika dikonfirmasi mengakui ada lima pasien yang masuk akibat tenggelam. Para korban selanjutnya ditangani sesuai standar medis.
“Namun lima pasien itu kondisinya memang sudah meninggal dunia,” ungkap Ahyani.
Lima diantaranya tewas meski warga telah berusaha memberikan pertolongan. Diduga, mereka terseret pusaran sungai dan tenggelam.
Santri yang tewas tenggelam adalah Muhammad Riza, Mus’ab Syaifudin, Abdurrroviq, Muhammad Khoirulloh, dan Hafidz Abdurohim.
Mereka merupakan siswa kelas dua setingkat SMP di pondok. Sebelum musibah terjadi, para siswa melaksanakan kegiatan kepanduan Pramuka ke lokasi yang berjarak sekitar satu kilometer dari pondok sekitar pukul 14.00 WIB.
Setelah acara selesai dan ditutup, semuanya kembali pulang menuju ke pondok. Namun, sepuluh siswa diantaranya ternyata tak langsung pulang.
Mereka bermain terlebih dahulu ke pintu air sungai yang bermuara di Waduk Cengklik. Biasanya, semua siswa pulang melalui jembatan.
Namun sepuluh siswa itu memilih melalui bawah. “Jaraknya antara lokasi kejadian dengan pondok sekitar 100 meter,” ujar Nashirudin, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Mithahul Huda, Rabu 20 Januari.
Namun sepuluh siswa itu kemudian tenggelam ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar tiga meter.
Dirinya tidak tahu persis apakah para siswa yang mengalami musibah tengah mandi atau saling memberi pertolongan ketika ada yang terpeleset jatuh ke sungai.
Yang jelas, mereka terseret pusaran arus di pintu air. Kala itu, warga di sekitar lokasi kejadian yang melihat langsung berupaya memberi pertolongan. Namun hanya lima santri yang berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.
Sedangkan lima lainnya diduga sudah meninggal dunia. Proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Para korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Banyubening di Kecamatan Sambi. Setelah dinyatakan meninggal dunia, korban dibawa pulang menuju asal daerahnya masing masing untuk dimakamkan.
Terpisah, Humas RS Banyubening Ahyani ketika dikonfirmasi mengakui ada lima pasien yang masuk akibat tenggelam. Para korban selanjutnya ditangani sesuai standar medis.
“Namun lima pasien itu kondisinya memang sudah meninggal dunia,” ungkap Ahyani.
(sms)