Jalan Putus, Wilayah Semende Nyaris Terisolasi
A
A
A
MUARAENIM - Wilayah Semende yang meliputi tiga kecamatan masing-masing Semende Darat Laut (SDL), Semende Darat Tengah (SDT), serta Semende Darat Ulu (SDU), Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan, nyaris terisolasi akibat terputusnya jalan yang menghubungkan tiga kecamatan tersebut dengan ibu kota Kabupaten Muaraenim.
Longsor tersebut terjadi di ruas jalan provinsi antara Simpang Meo Kecamatan Tanjung Agung dengan Desa Pulau Panggung yang merupakan ibu kota Kecamatan SDL, tepatnya di Dusun Pancuw Ringkih, Desa Pulau Panggung, Kecamatan SDL.
Selain menghubungkan ibu kota Kabupaten Muaraenim dengan tiga kecamatan, jalan tersebut menjadi penghubung antara Kabupaten Muaraenim dengan Kabupaten Lahat, yaitu Kecamatan Kota Agung.
Ruas jalan tersebut terhubung antara Simpang Meo Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muaraenim sampai dengan Simpang Tanjung Tebat Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat.
Satu-satunya akses yang ada untuk menuju ke tiga wilayah kecamatan tersebut adalah melalui Simpang Tanjung Tebat, Kabupaten Lahat. Hal itu memakan waktu sampai tiga jam lebih dengan jarak tempuh puluhan kilometer.
Longsor badan jalan tersebut mulai terjadi Minggu (17/1/2016) siang. Hanya saja, pada pagi harinya memang sudah mulai terjadi longsoran di tepi jalan dan sedikit memakan aspal badan jalan.
Namun, longsor kemudian menjadi parah pada siang hari dan semua kendaraan tidak bisa melintas. Kondisi tersebut diperparah pada malam harinya atau Minggu malam. Badan jalan putus total dan tanah di bagian bawah jatuh ke jurang di bawahnya, termasuk aspal badan jalan. Otomatis, semua kendaraan tidak bisa melintas sama sekali.
Kadis PU Bina Marga Muaraenim A Yani Herianto mengatakan, longsor tersebut dipicu karena labilnya tanah di bagian bawah jalan. Bahkan, menurutnya, hingga hari ini longsor masih terus terjadi. Bahkan, tanah di bagian sisi jalan yang berupa tebingan juga ikut longsor.
"Kondisi tanahnya masih labil dan masih terus terjadi longsoran, kalau untuk badan jalan sudah putus sama sekali dengan kedalaman belasan meter ke bawah," jelasnya, Senin (18/1/2016).
Pihaknya sedang mengupayakan usaha tanggap darurat agar kondisi longsor tidak semakin parah. Tentu saja hal ini memakan waktu dan masyarakat harus bersabar dengan kondisi tersebut. Pihak pemerintah provinsi, menurutnya, sudah turun dan meninjau ke lokasi dan sedang mengupayakan penanganan.
Sebab, ruas jalan tersebut adalah jalan provinsi yang menghubungkan dua kabupaten, Muaraenim dan Lahat. "Paling tidak butuh waktu tiga minggu untuk mengupayakan penanganan darurat, apalagi kondisi tanah di sekitar longsoran masih labil," jelasnya.
Kapolsek Semende AKP Heryanto membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian tersebut tidak menimbulan korban jiwa. Namun kendaraan sama sekali tidak bisa melintas.
"Makanya kita arahkan terutama kendaraan dari wilayah Semende untuk tidak lewat sana dan langsung ke arah Lahat, biar tidak terjebak di lokasi."
PILIHAN:
Pencuri Lolos dari Kejaran setelah Tebar Uang Rp2 Juta di Jalan
Jenazah Afif Boleh Dimakamkan di Desa Kalensari
Longsor tersebut terjadi di ruas jalan provinsi antara Simpang Meo Kecamatan Tanjung Agung dengan Desa Pulau Panggung yang merupakan ibu kota Kecamatan SDL, tepatnya di Dusun Pancuw Ringkih, Desa Pulau Panggung, Kecamatan SDL.
Selain menghubungkan ibu kota Kabupaten Muaraenim dengan tiga kecamatan, jalan tersebut menjadi penghubung antara Kabupaten Muaraenim dengan Kabupaten Lahat, yaitu Kecamatan Kota Agung.
Ruas jalan tersebut terhubung antara Simpang Meo Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muaraenim sampai dengan Simpang Tanjung Tebat Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat.
Satu-satunya akses yang ada untuk menuju ke tiga wilayah kecamatan tersebut adalah melalui Simpang Tanjung Tebat, Kabupaten Lahat. Hal itu memakan waktu sampai tiga jam lebih dengan jarak tempuh puluhan kilometer.
Longsor badan jalan tersebut mulai terjadi Minggu (17/1/2016) siang. Hanya saja, pada pagi harinya memang sudah mulai terjadi longsoran di tepi jalan dan sedikit memakan aspal badan jalan.
Namun, longsor kemudian menjadi parah pada siang hari dan semua kendaraan tidak bisa melintas. Kondisi tersebut diperparah pada malam harinya atau Minggu malam. Badan jalan putus total dan tanah di bagian bawah jatuh ke jurang di bawahnya, termasuk aspal badan jalan. Otomatis, semua kendaraan tidak bisa melintas sama sekali.
Kadis PU Bina Marga Muaraenim A Yani Herianto mengatakan, longsor tersebut dipicu karena labilnya tanah di bagian bawah jalan. Bahkan, menurutnya, hingga hari ini longsor masih terus terjadi. Bahkan, tanah di bagian sisi jalan yang berupa tebingan juga ikut longsor.
"Kondisi tanahnya masih labil dan masih terus terjadi longsoran, kalau untuk badan jalan sudah putus sama sekali dengan kedalaman belasan meter ke bawah," jelasnya, Senin (18/1/2016).
Pihaknya sedang mengupayakan usaha tanggap darurat agar kondisi longsor tidak semakin parah. Tentu saja hal ini memakan waktu dan masyarakat harus bersabar dengan kondisi tersebut. Pihak pemerintah provinsi, menurutnya, sudah turun dan meninjau ke lokasi dan sedang mengupayakan penanganan.
Sebab, ruas jalan tersebut adalah jalan provinsi yang menghubungkan dua kabupaten, Muaraenim dan Lahat. "Paling tidak butuh waktu tiga minggu untuk mengupayakan penanganan darurat, apalagi kondisi tanah di sekitar longsoran masih labil," jelasnya.
Kapolsek Semende AKP Heryanto membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian tersebut tidak menimbulan korban jiwa. Namun kendaraan sama sekali tidak bisa melintas.
"Makanya kita arahkan terutama kendaraan dari wilayah Semende untuk tidak lewat sana dan langsung ke arah Lahat, biar tidak terjebak di lokasi."
PILIHAN:
Pencuri Lolos dari Kejaran setelah Tebar Uang Rp2 Juta di Jalan
Jenazah Afif Boleh Dimakamkan di Desa Kalensari
(zik)