Ngebor Sumur, Warga Temukan Gas Alam
A
A
A
KAJEN - Seorang warga RT 16/VI, Kelurahan Gumawang, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, secara tidak sengaja menemukan sumber gas alam di dapur rumahnya. Sumber gas alam itu ditemukan saat membuat sumur bor.
Pemilik rumah yang sekaligus menemukan gas alam tersebut adalah Abdul Kholik (51). Dia mengaku tak sengaja menemukan sumber gas alam itu.
"Saya ngebor sumur juga nyicil tidak langsung sehari. Saat senggang saya tambah kedalamannya. Minggu (17/1/2016) sore, saya kembali melanjutkan mengebor. Pada kedalaman sekitar 15 meter lebih belum ada sumber airnya," katanya, Senin (18/1/2016).
Tiba-tiba, lanjut dia, muncul semburan pasir dari pipa yang digunakannya untuk mengebor. Bahkan, semburan pasir itu mencapai sekitar 3,5 meter dari permukaan tanah.
"Saat saya pancing air untuk nambah ngebor, itu mulai muncul semburan pasir sekitar pukul 16.00 WIB. Semburan pasir berlangsung sekitar satu jam, kemudian kosong dan hanya seperti angin," ungkapnya.
Saat dia menutup lubang pipa dengan tangannya, terasa ada tekanan dari dalam pipa tersebut. Selain itu, dirinya juga mencium bau seperti gas.
"Saya mencoba tambahkan pipa paralon 1,5 meter, dan saat disulut langsung nyala api. Karena saya khawatir kenapa-kenapa, jadi saya tambah pipa untuk saya salurkan ke luar rumah, agar tidak berbahaya," terangnya.
Hingga hari ini, api yang yang disulutkan ke pipa yang diduga berisi gas alam tersebut tidak padam. Sedangkan ketinggian api dari ujung pipa tersebut sekitar 40-50 sentimeter.
"Pertama nyala biru seperti gas LPG itu. Sejak kemarin sekitar Magrib (Minggu) api belum padam. Tapi kadang kalau kena angin ya mati, tapi disulut lagi langsung nyala," terangnya.
Hal itu dibenarkan oleh Kasubag Humas Polres Pekalongan AKP Aries Tri Hartanto. Pihaknya mendapat laporan dari jajarannya bahwa ada temuan yang diduga gas alam.
"Kami mendapat laporan Minggu sekitar pukul 19.00 WIB, bahwa di dapur milik Bapak Abdul Kholik tersebut terjadi semburan angin dan berbau gas," katanya, Senin siang.
Saat itu, lanjut dia, Abdul Kholik sedang melakukan pengeboran sumur sendiri di rumahnya. Pada kedalaman sekitar 15 meter, kemudian dicek dan disulut api ternyata menyala.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, oleh pemilik rumah tersebut, pipa yang dipakai mengebor dimasuki paralon dan disambung selang sepanjang sekitar 10 meter kemudian selang ditaruh belakang rumah. Sehingga api tidak mengenai dapur rumah," katanya.
Diungkapkan, selang yang digunakan untuk menyalurkan gas tersebut tidak panas. Namun, Aries mengaku tetap menghubungi pihak terkait untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Meskipun selangnya dingin, namun kami tetap koordinasi PSDA agar dilakukan pengecekan dan penanganan lebih lanjut. Kami juga mengimbau pemilik rumah agar genteng atap dapur dibuka mengantisipasi gas bocor. Kami juga minta lurah agar warga sekitar diminta piket untuk mengawasi temuan gas tersebut. Dugaan sementara, di dalam tanah tersebut ada rongga yang berisi gas metana. Hari ini akan ditinjau ESDM," ujarnya.
Staf Seksi Wasda Balai ESDM Provinsi Jateng Mahbub Junaedi mengaku belum mengetahui jenis gas yang ada di rumah warga tersebut. Sebab, pihaknya belum membawa alat untuk melakukan pengecekan gas tersebut.
"Kami belum tahu gas itu berbahaya atau tidak, sebab kami belum membawa alatnya. Kami akan kirimkan tim dari Semarang yang bidang migas, temuan ini akan kami laporkan ke Semarang," katanya.
Semburan gas alam itu menjadi tontonan warga sekitar. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga tidak diperbolehkan terlalu mendekat lokasi sekitar.
Pemilik rumah yang sekaligus menemukan gas alam tersebut adalah Abdul Kholik (51). Dia mengaku tak sengaja menemukan sumber gas alam itu.
"Saya ngebor sumur juga nyicil tidak langsung sehari. Saat senggang saya tambah kedalamannya. Minggu (17/1/2016) sore, saya kembali melanjutkan mengebor. Pada kedalaman sekitar 15 meter lebih belum ada sumber airnya," katanya, Senin (18/1/2016).
Tiba-tiba, lanjut dia, muncul semburan pasir dari pipa yang digunakannya untuk mengebor. Bahkan, semburan pasir itu mencapai sekitar 3,5 meter dari permukaan tanah.
"Saat saya pancing air untuk nambah ngebor, itu mulai muncul semburan pasir sekitar pukul 16.00 WIB. Semburan pasir berlangsung sekitar satu jam, kemudian kosong dan hanya seperti angin," ungkapnya.
Saat dia menutup lubang pipa dengan tangannya, terasa ada tekanan dari dalam pipa tersebut. Selain itu, dirinya juga mencium bau seperti gas.
"Saya mencoba tambahkan pipa paralon 1,5 meter, dan saat disulut langsung nyala api. Karena saya khawatir kenapa-kenapa, jadi saya tambah pipa untuk saya salurkan ke luar rumah, agar tidak berbahaya," terangnya.
Hingga hari ini, api yang yang disulutkan ke pipa yang diduga berisi gas alam tersebut tidak padam. Sedangkan ketinggian api dari ujung pipa tersebut sekitar 40-50 sentimeter.
"Pertama nyala biru seperti gas LPG itu. Sejak kemarin sekitar Magrib (Minggu) api belum padam. Tapi kadang kalau kena angin ya mati, tapi disulut lagi langsung nyala," terangnya.
Hal itu dibenarkan oleh Kasubag Humas Polres Pekalongan AKP Aries Tri Hartanto. Pihaknya mendapat laporan dari jajarannya bahwa ada temuan yang diduga gas alam.
"Kami mendapat laporan Minggu sekitar pukul 19.00 WIB, bahwa di dapur milik Bapak Abdul Kholik tersebut terjadi semburan angin dan berbau gas," katanya, Senin siang.
Saat itu, lanjut dia, Abdul Kholik sedang melakukan pengeboran sumur sendiri di rumahnya. Pada kedalaman sekitar 15 meter, kemudian dicek dan disulut api ternyata menyala.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, oleh pemilik rumah tersebut, pipa yang dipakai mengebor dimasuki paralon dan disambung selang sepanjang sekitar 10 meter kemudian selang ditaruh belakang rumah. Sehingga api tidak mengenai dapur rumah," katanya.
Diungkapkan, selang yang digunakan untuk menyalurkan gas tersebut tidak panas. Namun, Aries mengaku tetap menghubungi pihak terkait untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Meskipun selangnya dingin, namun kami tetap koordinasi PSDA agar dilakukan pengecekan dan penanganan lebih lanjut. Kami juga mengimbau pemilik rumah agar genteng atap dapur dibuka mengantisipasi gas bocor. Kami juga minta lurah agar warga sekitar diminta piket untuk mengawasi temuan gas tersebut. Dugaan sementara, di dalam tanah tersebut ada rongga yang berisi gas metana. Hari ini akan ditinjau ESDM," ujarnya.
Staf Seksi Wasda Balai ESDM Provinsi Jateng Mahbub Junaedi mengaku belum mengetahui jenis gas yang ada di rumah warga tersebut. Sebab, pihaknya belum membawa alat untuk melakukan pengecekan gas tersebut.
"Kami belum tahu gas itu berbahaya atau tidak, sebab kami belum membawa alatnya. Kami akan kirimkan tim dari Semarang yang bidang migas, temuan ini akan kami laporkan ke Semarang," katanya.
Semburan gas alam itu menjadi tontonan warga sekitar. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga tidak diperbolehkan terlalu mendekat lokasi sekitar.
(zik)