Wanita Ini Disiksa, Disekap dan Dirampok Tetangganya Sendiri
A
A
A
BUKITTINGGI - Azizah alias Ijah (50) seorang ibu warga Kota Pekanbaru, Riau kritis setelah disiksa, disekap dan dirampok tetangganya sendiri di Kota Bukittinggi Sumbar, Senin 11 Januari kemarin.
Akibatnya warga Perumahan Permata Ratu, Blok Q Jalan Parit Indah, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau ini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena kehabisan darah akibat luka parah di kepalanya.
Menurut korban pelaku marah karena tidak dipinjami uang. Kejadiannya berawal saat dia membawa mobil hendak pulang ke rumahnya usai mengantar anak sekolah pada Senin 11 Januari kemarin.
“Pelaku menyetopnya hendak menumpang di dalam mobil. Namun setelah di dalam mobil pelaku langsung meminta mengambil alih kemudi,” kata dia, Selasa (12/1/2016).
Tanpa curiga diapun mengalah dan bermaksud hendak duduk di belakang namun pelaku menyuruh korban duduk di depan di sebelahnya.
Usai mengambil alih kendali mobil pelaku lalu marah-marah karena dia tidak mau meminjamkan uang sebesar Rp1,5 juta sehari sebelumnya.
Pelaku lalu memukulinya selama di mobil. Dia kemudian dibawa kabur ke Provinsi Sumbar, dirampok lalu ditingggal di dalam mobil di salah satu tempat parkir hotel di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Saya tak menyangka akan menjadi bulan-bulanan oleh tetangga saya sendiri. Dia sering numpang, kemarin itu dia pinjam duit sama saya tapi nggak saya kasih malah menyiksa dan merampok saya, “ timpal dia.
Menurut Ijah, dia dilarang meminjamkan uang kepada pelaku karena dilarang oleh adik ipar pelaku.
Tidak terima dengan alasan korban pelaku terus memukuli kepala korban dengan besi kemudian korban ditinggalkan begitu saja di tepi jalan.
Korban kemudian ditemukan berlumuran darah oleh Nasir salah seorang warga yang melintas di Jalan Panorma Bukittinggi.
"Saya lihat orang itu duduk di trotoar depan hotel sambil minta-minta tolong. Dia minta antar ke polisi tapi saya bawa ke rumah sakit dulu, katanya dia dipukul sama tetangganya, mobilnya itu tetap disitu diparkiran hotel, pelakunya saya tidak lihat, “ kata Nasir
Polres Bukittinggi yang mengetahui kejadian langsung mendatangi korban yang mendapat perawatan medis di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Hendro menyebutkan hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui identitas pelaku karena korban sendiri tidak mengenal nama pelaku.
Menurutnya polisi pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepolisian di Pekanbaru untuk mengungkap identitas dan menangkap pelaku.
Dari keterangan korban selain menganiaya pelaku juga telah membawa dompetnya yang berisi uang tunai sebesar Rp200 ribu, membawa telepon genggam merk samsung miliknya serta membawa kartu anjungan tunai mandiri (ATM) yang berisi uang sekitar Rp7 juta.
"Korban mengaku pelaku memaksa dan mengancamnya hingga korban terpaksa memberikan pin ATM yang dimilikinya, " tandas Kasat Reskrim.
Akibatnya warga Perumahan Permata Ratu, Blok Q Jalan Parit Indah, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau ini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena kehabisan darah akibat luka parah di kepalanya.
Menurut korban pelaku marah karena tidak dipinjami uang. Kejadiannya berawal saat dia membawa mobil hendak pulang ke rumahnya usai mengantar anak sekolah pada Senin 11 Januari kemarin.
“Pelaku menyetopnya hendak menumpang di dalam mobil. Namun setelah di dalam mobil pelaku langsung meminta mengambil alih kemudi,” kata dia, Selasa (12/1/2016).
Tanpa curiga diapun mengalah dan bermaksud hendak duduk di belakang namun pelaku menyuruh korban duduk di depan di sebelahnya.
Usai mengambil alih kendali mobil pelaku lalu marah-marah karena dia tidak mau meminjamkan uang sebesar Rp1,5 juta sehari sebelumnya.
Pelaku lalu memukulinya selama di mobil. Dia kemudian dibawa kabur ke Provinsi Sumbar, dirampok lalu ditingggal di dalam mobil di salah satu tempat parkir hotel di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Saya tak menyangka akan menjadi bulan-bulanan oleh tetangga saya sendiri. Dia sering numpang, kemarin itu dia pinjam duit sama saya tapi nggak saya kasih malah menyiksa dan merampok saya, “ timpal dia.
Menurut Ijah, dia dilarang meminjamkan uang kepada pelaku karena dilarang oleh adik ipar pelaku.
Tidak terima dengan alasan korban pelaku terus memukuli kepala korban dengan besi kemudian korban ditinggalkan begitu saja di tepi jalan.
Korban kemudian ditemukan berlumuran darah oleh Nasir salah seorang warga yang melintas di Jalan Panorma Bukittinggi.
"Saya lihat orang itu duduk di trotoar depan hotel sambil minta-minta tolong. Dia minta antar ke polisi tapi saya bawa ke rumah sakit dulu, katanya dia dipukul sama tetangganya, mobilnya itu tetap disitu diparkiran hotel, pelakunya saya tidak lihat, “ kata Nasir
Polres Bukittinggi yang mengetahui kejadian langsung mendatangi korban yang mendapat perawatan medis di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Hendro menyebutkan hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui identitas pelaku karena korban sendiri tidak mengenal nama pelaku.
Menurutnya polisi pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepolisian di Pekanbaru untuk mengungkap identitas dan menangkap pelaku.
Dari keterangan korban selain menganiaya pelaku juga telah membawa dompetnya yang berisi uang tunai sebesar Rp200 ribu, membawa telepon genggam merk samsung miliknya serta membawa kartu anjungan tunai mandiri (ATM) yang berisi uang sekitar Rp7 juta.
"Korban mengaku pelaku memaksa dan mengancamnya hingga korban terpaksa memberikan pin ATM yang dimilikinya, " tandas Kasat Reskrim.
(sms)