Kawanan Monyet Resahkan Pedagang di Kaliurang
A
A
A
SLEMAN - Monyet ekor panjang yang berkeliaran di kawasan wisata Kaliurang saat ini dirasa masih meresahkan para pelaku wisata. Terutama para pedagang, yang sering mengalami pencurian makanan dan minuman jualannya.
Emi (35), pedagang warung kelontong di kawasan parkir pintu masuk hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Kaliurang mengatakan barang-barang jualannya sering diambil monyet jika tidak terus dijaga. "Saya tinggal sebentar saja, diambil banyak," katanya.
Tak hanya makanan-makanan kecil saja. Namun, monyet ekor panjang tersebut juga suka mencuri minuman berenergi. "Minuman yang menggunakan botol itu pun mereka curi, doyan kok," tuturnya.
Sementara pelaku wisata Tulus (45), mengatakan dari dulu monyet tersebut tak berubah sifatnya. Kebiasaan lamanya memang sering diberi makanan instan oleh pengunjung.
Namun ketika tak lagi diberi makan, mereka beralih mencuri makanan milik pedagang. Larangan tak diperbolehkan memberi makan itu pun kadang diumumkan melalui pengeras suara oleh TNGM. "Sering diimbau melalui pengeras suara," katanya.
Namun, menurutnya, jika TNGM tidak memberi makanan ke monyet-monyet tersebut akan tetap sama saja. "Kalau tidak boleh memberi makan, harusnya TNGM memberi makan mereka," ucapnya.
Sebelumnya, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM, Dhany Suryawan mengklaim memang pengunjung sudah tak lagi memberi makanan instan ke monyet-monyet tersebut. Sebab, dengan begitu bisa mengubah karakter monyet.
Dari yang sebelumnya alami mencari makan di hutan, menjadi mempunyai ketergantungan terhadap makanan instan. Bahkan, selain menggunakan papan pengumuman larangan dan pengeras suara, pihaknya juga turun ke sekolah.
Memberikan sosialiasi ke anak-anak sekolah mengenai pentingnya menjaga karakter monyet. "Mulai 2015 kemarin, kami juga bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM," pungkasnya.
Emi (35), pedagang warung kelontong di kawasan parkir pintu masuk hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Kaliurang mengatakan barang-barang jualannya sering diambil monyet jika tidak terus dijaga. "Saya tinggal sebentar saja, diambil banyak," katanya.
Tak hanya makanan-makanan kecil saja. Namun, monyet ekor panjang tersebut juga suka mencuri minuman berenergi. "Minuman yang menggunakan botol itu pun mereka curi, doyan kok," tuturnya.
Sementara pelaku wisata Tulus (45), mengatakan dari dulu monyet tersebut tak berubah sifatnya. Kebiasaan lamanya memang sering diberi makanan instan oleh pengunjung.
Namun ketika tak lagi diberi makan, mereka beralih mencuri makanan milik pedagang. Larangan tak diperbolehkan memberi makan itu pun kadang diumumkan melalui pengeras suara oleh TNGM. "Sering diimbau melalui pengeras suara," katanya.
Namun, menurutnya, jika TNGM tidak memberi makanan ke monyet-monyet tersebut akan tetap sama saja. "Kalau tidak boleh memberi makan, harusnya TNGM memberi makan mereka," ucapnya.
Sebelumnya, Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, TNGM, Dhany Suryawan mengklaim memang pengunjung sudah tak lagi memberi makanan instan ke monyet-monyet tersebut. Sebab, dengan begitu bisa mengubah karakter monyet.
Dari yang sebelumnya alami mencari makan di hutan, menjadi mempunyai ketergantungan terhadap makanan instan. Bahkan, selain menggunakan papan pengumuman larangan dan pengeras suara, pihaknya juga turun ke sekolah.
Memberikan sosialiasi ke anak-anak sekolah mengenai pentingnya menjaga karakter monyet. "Mulai 2015 kemarin, kami juga bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM," pungkasnya.
(nag)