Mandi di Sumur Santri Tewas Kesetrum
A
A
A
SUNGGUMINASA - Pondok Pasantren Sultan Hasanuddin Bajeng, Gowa digegerkan dengan tewasnya seorang santri di dalam sumur.
Menurut keterangan sejumlah rekan korban yang diperiksa di Polsek Bajeng, korban bernama Muh Ikram (15), meninggal setelah tersengat listrik dan tercebur dalam sumur.
Awalnya korban dan empat santri lainnya mendatangi sumur yang berukuran satu meter dan berbentuk segi empat untuk mandi saat masuk waktu magrib.
Sebelumnya korban tidak menemukan gayung sehingga langsung melompat ke dalam sumur dengan kedalaman sekitar tujuh meter. Sedangkan rekannya yang lain hanya duduk di dinding sumur setinggi perut orang dewasa itu.
Setelah puas berenang di dalam sumur, Ikram mencoba naik dengan merenggangkan tangan dan kakinya di dua sisi sumur.
Nahas, saat mencoba meraih besi pada bibir sumur tubuhnya langsung kaku tersengat listrik. Pasalnya di sumur itu memang terdapat pompa air yang tersambung dengan arus listrik.
Salah satu teman korban, Wahyu Hidayat yang melihat kejadian itu, mencoba meraih tangan korban namun tersentak saat merasakan aliran listrik dari tubuh temannya. Sejumlah teman korban yang panik kemudian berhamburan mencari bantuan, sedangkan tubuh Ikram tercebur.
Tubuh korban baru bisa diangkat dari dalam sumur setelah beberapa warga menyelam ke dalam sumur. Meski demikian, nyawa santri kelas tiga itu tak dapat ditolong walau sempat dibawa ke Puskesmas Bajeng.
Menurut Kapolsek Bajeng AKP Amin Juraid menyebutkan setelah peristiwa itu, pihaknya langsung turun ke lokasi kejadian. Selanjutnya melakukan pemeriksaan tujuh santri sebagai saksi mata kejadian itu.
"Untuk sementara hasil pemeriksaan ini murni kecelakaan disebabkan korban berniat mandi di sumur dan tersengat listrik," ujarnya saat ditemuai di ruang kerjanya usai melakukan pemeriksaan.
Sedangkan Kepala Pondok Pasantren Sultan Hasanuddin Firmatullah membenarkan salah satu santrinya meninggal setelah tersengat listrik. Meski demikian ia menolak memberi komentar banyak sebab tidak berada di lokasi saat kejadian.
Menurut Firmanullah, semua santri tidak dibolehkan mandi di sumur tersebut, sebab telah disiapkan tempat khusus mandi sekitar 400 meter dari lokasi kejadian.
"Namanya saja anak-anak biasa kalau dilarang makin dikerja. Sebenarnya pembina selalu mengawasi cuman mungkin kebetulan lolos dari pantauan," pungkasnya.
Menurut keterangan sejumlah rekan korban yang diperiksa di Polsek Bajeng, korban bernama Muh Ikram (15), meninggal setelah tersengat listrik dan tercebur dalam sumur.
Awalnya korban dan empat santri lainnya mendatangi sumur yang berukuran satu meter dan berbentuk segi empat untuk mandi saat masuk waktu magrib.
Sebelumnya korban tidak menemukan gayung sehingga langsung melompat ke dalam sumur dengan kedalaman sekitar tujuh meter. Sedangkan rekannya yang lain hanya duduk di dinding sumur setinggi perut orang dewasa itu.
Setelah puas berenang di dalam sumur, Ikram mencoba naik dengan merenggangkan tangan dan kakinya di dua sisi sumur.
Nahas, saat mencoba meraih besi pada bibir sumur tubuhnya langsung kaku tersengat listrik. Pasalnya di sumur itu memang terdapat pompa air yang tersambung dengan arus listrik.
Salah satu teman korban, Wahyu Hidayat yang melihat kejadian itu, mencoba meraih tangan korban namun tersentak saat merasakan aliran listrik dari tubuh temannya. Sejumlah teman korban yang panik kemudian berhamburan mencari bantuan, sedangkan tubuh Ikram tercebur.
Tubuh korban baru bisa diangkat dari dalam sumur setelah beberapa warga menyelam ke dalam sumur. Meski demikian, nyawa santri kelas tiga itu tak dapat ditolong walau sempat dibawa ke Puskesmas Bajeng.
Menurut Kapolsek Bajeng AKP Amin Juraid menyebutkan setelah peristiwa itu, pihaknya langsung turun ke lokasi kejadian. Selanjutnya melakukan pemeriksaan tujuh santri sebagai saksi mata kejadian itu.
"Untuk sementara hasil pemeriksaan ini murni kecelakaan disebabkan korban berniat mandi di sumur dan tersengat listrik," ujarnya saat ditemuai di ruang kerjanya usai melakukan pemeriksaan.
Sedangkan Kepala Pondok Pasantren Sultan Hasanuddin Firmatullah membenarkan salah satu santrinya meninggal setelah tersengat listrik. Meski demikian ia menolak memberi komentar banyak sebab tidak berada di lokasi saat kejadian.
Menurut Firmanullah, semua santri tidak dibolehkan mandi di sumur tersebut, sebab telah disiapkan tempat khusus mandi sekitar 400 meter dari lokasi kejadian.
"Namanya saja anak-anak biasa kalau dilarang makin dikerja. Sebenarnya pembina selalu mengawasi cuman mungkin kebetulan lolos dari pantauan," pungkasnya.
(nag)