Salah Bagi Nasi Goreng, Anggota Sabhara Dipukuli Kabag Ops

Jum'at, 18 Desember 2015 - 18:23 WIB
Salah Bagi Nasi Goreng,...
Salah Bagi Nasi Goreng, Anggota Sabhara Dipukuli Kabag Ops
A A A
RANTAUPRAPAT - Anggota Satuan Sabhara Dalmas Polres Labuhanbatu, Brigadir Dua Nanda Nuari Matondang (21) terpaksa dirawat di RSUD Aek Kanopan akibat dipukuli Kabag Ops Polres Labuhanbatu Kompol Faisal Rahmad Simatupang.

Peristiwa tersebut terjadi di hadapan 50 anggota Polisi dan TNI di Lapangan Marsipature Hutanabe (MHB) Kotapinang Labusel.

Aksi yang dianggap tidak manusiawi itu terjadi akibat, Nanda salah membagikan 50 bungkus nasi goreng bungkus sesuai perintah atasannya, Kanit Dalmas Polres Labuhanbatu Aiptu Sunaryo.

Tindakan yang dilakukan Nanda dinilai tidak sesuai dengan keinginan Kabag Ops Kompol Faisal Rahmad Simatupang.

Nanda yang masih terbaring di RSUD Aek Kanopan menceritakan, malam 9 Desember 2015 sekitar pukul 23.00 WIB, dia disuruh oleh atasannya Kanit Dalmas Aiptu Sunaryo untuk mengambil dan membagikan nasi goreng sebanyak 50 bungkus.

Sebelumnya nasi goreng bungkus itu sudah dipesan Kabag Ops Kompol Faisal Rahmad Simatupang di sebuah warung Mie Aceh di depan Lapangan MHB Kotapinang.

Kemudian dia bersama rekannya mengambil nasi goreng tersebut dan membagikan kepada rekannya anggota Patroli, Brimob dan TNI yang masuk dalam pengamanan pilkada di Kotapinang.

"Tidak lama kemudian datang Kabag Ops mengendarai mobil dinasnya. Dia menanyakan nasi goreng itu. Lalu saya bilang sudah dibagikan kepada anggota polisi dan TNI. Rupanya nasi itu harusnya untuk dikirim ke Polsek Sungai Kanan, sedangkan saya disuruh Kanit Dalmas membagikannya kepada anggota patroli, Brimob dan TNI di MHB," kata Nanda yang didampingi ibunya di RSUD Aek Kanopan, Jum'at (18/12/2015).

Menurutnya, mendapat informasi itu Kabag Ops malah berang, sehingga menghajar dirinya selama 30 menit lebih dengan cara memukul dan menendang tubuh kurusnya dengan menggunakan sepatu PDL hingga puas.

"Lebih 30 menit lamanya saya ditendang dan dipukul dia (Kabag Ops). Sampe puas dia baru berhenti memukul saya. Terakhirnya saya masih disuruhnya guling botol dua kali," ungkap Nanda.

Dia menyatakan, setelah mengalami penyiksaan itu, dalam kondisi lemas dia masih disuruh berpatroli hingga pukul 04.00 WIB.

Akibat aksi itu, nanda mengaku sempat tak berdaya serta mual-mual. Kemudian membuat bagian dalam tubuhnya seperti dada, bagian belakang terasa sakit, bahkan dia demam, diare dan tidak selera makan.

Dia menambahkan, sejumlah rekannya sudah datang menjenguknya di RSUD Aek Kanopan. Begitu juga Wakpolres Labuhanbatu Kompol Sugeng Riady telah datang menjeguknya."Dia bilang sehat la dulu biar kita proses," ujarnya menirukan ucapan Wakapolres.

Semula aksi pemukulan dirinya sengaja dia tahan dan tidak mau memberitahu keluarganya, karena dia takut berdampak yang tidak baik bagi dirinya.

Namun ada rekannya yang merasa iba, sehingga menghubungi ibu Nanda dan memberitahukan peristiwa pemukulan itu.

Dia pun akhirnya dijemput ibunya dari asrama di Rantauprapat dan dibawa berobat ke RSUD Aek Kanopan.
Ibu korban, Fitri Yatni (44) mengatakan, hancur hatinya mengetahui putra sulungnya dari 3 bersaudara dihajar atasannya.

"Orangtua mana yang bisa terima anaknya ditendang dan dipukuli, anak saya bukan seorang penjahat. Saya mati-matian menjadikan dia (anaknya) polisi. Sakit hati saya melihat dia sperti ini," ungkapnya dengan berlinang air mata.

Dia menambahkan, saat ini sedang persiapan keberangkatan ke Medan untuk di-rongent memastikan bagian dalam tubuh anaknya yang sakit.

"Perhatian pimpinan juga sudah ada. Tetapi, untuk memastikan tidak terjadi apa-apa di bagian dalam tubuh anakk saya ini, dia mau saya bawa ke Medan untuk diperiksa," tandasnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, aksi penganiayaan terhadap korban membuat iba sejumlah rekannya sesama anggota Dalmas Polres Labuhanbatu.

Mereka tidak dapat menerima perlakuan yang diterima oleh korban. Bahkan disebut-sebut aksi pemukulan juga pernah dialami anggota Dalmas yang lain, namun mereka enggan memberitahukannya.

Kabag Ops Polres Labuhanbatu Kompol Faisal Rahmad Simatupang tidak dapat dikonfirmasi, sebab panggilan telepon yang masuk tidak pernah digubris dan pesan singkat juga tak kunjung dibalas.

Wakapolres Labuhanbatu Kompol Sugeng Riady juga saat dikonfirmasi, dirinya sebagai pembinaan internal di Polres Labuhanbatu tak bersedia memberikan keterangan. Panggilan telepon dan pesan singkat diabaikan.

Kapores Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie juga tak mau berkomentar terkait dengan penganiayaan yang dialami oleh bawahannya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4951 seconds (0.1#10.140)