Ormas Bali Bentrok, Warga di Jalan Tengku Umar Resah
A
A
A
DENPASAR - Warga sekitar Jalan Tengku Umar Denpasar masih merasa resah dan ketakutan pascabentrok antar ormas di jalan tersebut.
Salah satunya Monica seorang penjaga warung nasi padang di Jalan Tengku Umar, Denpasar tepatnya di depan bentrokan antara organisasi masyarakat Laskar Bali dan Baladika.
Perempuan yang memiliki mata kecil ini mengatakan, saat terjadi bentrokan awalnya pihaknya dan warga lainnya yang sedang makan menduga ada kecelakaan. Namun setelah melihat di jalanan ternyata ada ratusan massa dari timur dan barat yang datang.
"Setelah kita tahu itu ada massa yang datang, semua orang di dalam warung langsung buyar keluar. Untungnya mereka langsung membayar makanannya, " katanya.
Dia juga menceritakan, saat bentrokan pecah warung miliknya langsung ditutup dan semua lampu dimatikan.
"Kita takut kena amuk juga mbak. Saat itu juga kita langsung tutup warung, semua lampu kita matikan. Tidak hanya warung kita saja yang ditutup toko-toko lainnya juga sama ditutup semua," jelasnya.
Dia mengaku tidak tahu persisnya jam peristiwa tersebut terjadi. "Meskipun kita tutup warung, tapi kami sempat melihat apa yang terjadi diluar. Mereka itu bawa senjata semuanya, ada yang bawa pedang, clurit. Rata-rata memakai baju hitam dan pakai helm," pungkasnya.
Saat ini lokasi di Jalan Tengku Umar masih diberi garis polisi. Aktivitas sudah kembali normal, namun masih ada orang yang sesekali melihat-melihat TKP.
Salah satunya Monica seorang penjaga warung nasi padang di Jalan Tengku Umar, Denpasar tepatnya di depan bentrokan antara organisasi masyarakat Laskar Bali dan Baladika.
Perempuan yang memiliki mata kecil ini mengatakan, saat terjadi bentrokan awalnya pihaknya dan warga lainnya yang sedang makan menduga ada kecelakaan. Namun setelah melihat di jalanan ternyata ada ratusan massa dari timur dan barat yang datang.
"Setelah kita tahu itu ada massa yang datang, semua orang di dalam warung langsung buyar keluar. Untungnya mereka langsung membayar makanannya, " katanya.
Dia juga menceritakan, saat bentrokan pecah warung miliknya langsung ditutup dan semua lampu dimatikan.
"Kita takut kena amuk juga mbak. Saat itu juga kita langsung tutup warung, semua lampu kita matikan. Tidak hanya warung kita saja yang ditutup toko-toko lainnya juga sama ditutup semua," jelasnya.
Dia mengaku tidak tahu persisnya jam peristiwa tersebut terjadi. "Meskipun kita tutup warung, tapi kami sempat melihat apa yang terjadi diluar. Mereka itu bawa senjata semuanya, ada yang bawa pedang, clurit. Rata-rata memakai baju hitam dan pakai helm," pungkasnya.
Saat ini lokasi di Jalan Tengku Umar masih diberi garis polisi. Aktivitas sudah kembali normal, namun masih ada orang yang sesekali melihat-melihat TKP.
(sms)