Blokade Kawat Berduri dan Brimob Kawal Ketat Pleno di KPU Mura
A
A
A
MUARABELITI - Pengamanan ketat dan blokade kawat berduri diterapkan aparat Polda Sumatera Selatan (Sumsel) saat pelaksanaan pleno rekapitulasi suara di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Musi Rawas (Mura). Tindakan ini dilakukan mengingat massa banyak berkumpul di depan KPU Mura.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Iza Padri mengatakan, pengamanan yang diberikan karena lokasi KPU Mura berada di banyak pemukiman penduduk.
Jadi polisi ingin melokalisir sehingga nantinya KPU tidak terganggu kerjanya. Kalau dilihat proses pilkada ini dilihat dari penyelenggaranya jika tidak benar maka menimbulkan konfliknya panjang.
"Nah, polisi mengambil dari penyelenggara pilkada semaksimal mungkin dan seaman mungkin. Sehingga kita bisa menyekat konflik ini, " tegas Irjen Pol Prof Iza Padri saat memimpin pengamanan pleno rekapitulasi suara di Gedung Serba Guna Kecamatan Muara Beliti, Kamis (17/12/2015).
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, untuk kondisi situasi kondisi di Kabupaten Mura aman. Prinsipnya mengedepankan pencegahan. Jangan sampai terjadi baru dilakukan langkah.
"Saya sudah sampaikan kepada Kapolres biarlah kita habis energi di pencegahan. Daripada sudah ada kejadian nanti sulit kita lakukan pencegahan dan penyelesaiaan," katanya.
Selain itu, dirinya mengimbau seluruh yang ada untuk mengikuti prosedur pelaksanaan pilkada ini, hargai pilihan rakyat jika sudah ada pilihan rakyat maka sama-sama didukung.
"Jika sudah selesai pilkada dan konstestan sudah selesai mari kita bangun bersama. Kalau kemarin kita ada saingan kita lupakan untuk pembangunan di Mura bersama-sama," ujar Iza.
Mengenai pengamanan Pilkada di Mura-Muratara yang menjadi sorotan. Iza Fadri menjelaskan pelaksanaan tahapan Pilkada di Kabupaten Mura-Muratara memang menjadi pusat perhatian Polda Sumsel.
Sebab, hanya ada satu Polres yang melakukan pengamanan di dua wilayah yang sedang melaksanakan pilkada. Sedangan untuk wilayah lain di Sumsel seluruhnya di back up oleh satu polres penuh.
Pihaknya juga mengimbau untuk lebih mengutamakan penuntasan penyelenggara. Setelah itu baru fokus pada permasalahan lainnya seperti pemortalan jalan, maupun masalah konflik di masyarakat akibat perbedaan pendapat.
Dia menambahkan, jika pada pelaksanaan Pleno di KPUD Muratara sempat terjadi insiden penyerangan yang dilakukan oleh sejumlah oknum.
Mereka membawa golok dan senpira. Saat di razia ternyata memang banyak sajam dan senpira. Sehingga, mereka dibawa ke Mapolres Mura.
"Kita sudah upayakan negosiasi pada para paslon untuk mengendalikan situasi untuk kepentingan masyarakat bersama. Rencananya, hari ini sejumlah Portal yang dipasang warga akan segera dibongkar. Mudah-mudahan sore ini sudah dibuka. Dan pagar disini juga jika sudah selesai melaksankan pleno akan kita buka, " timpalnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Mura, H Riki Junaidi mengatakan, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dan melakukan tindakan anarkistis.
"Jika ada ketidakpuasan tempuhlah dengan prosedur yang telah ditentukan. Jangan membuat tindakan anarkistis," kata Riki.
Pantauan sekitar pukul 13.00 WIB aktivitas massa mulai melakukan pergerakan melakukan orasi menggunakan satu mobil L200 minibus yang dilengkapi sound system. Mereka berorasi menyampaikan sejumlah imbauannya. Diduga massa tersebut dari paslon nomor urut 1 Ratna Machmud Amin dan Zabur Nawawi.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Iza Padri mengatakan, pengamanan yang diberikan karena lokasi KPU Mura berada di banyak pemukiman penduduk.
Jadi polisi ingin melokalisir sehingga nantinya KPU tidak terganggu kerjanya. Kalau dilihat proses pilkada ini dilihat dari penyelenggaranya jika tidak benar maka menimbulkan konfliknya panjang.
"Nah, polisi mengambil dari penyelenggara pilkada semaksimal mungkin dan seaman mungkin. Sehingga kita bisa menyekat konflik ini, " tegas Irjen Pol Prof Iza Padri saat memimpin pengamanan pleno rekapitulasi suara di Gedung Serba Guna Kecamatan Muara Beliti, Kamis (17/12/2015).
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, untuk kondisi situasi kondisi di Kabupaten Mura aman. Prinsipnya mengedepankan pencegahan. Jangan sampai terjadi baru dilakukan langkah.
"Saya sudah sampaikan kepada Kapolres biarlah kita habis energi di pencegahan. Daripada sudah ada kejadian nanti sulit kita lakukan pencegahan dan penyelesaiaan," katanya.
Selain itu, dirinya mengimbau seluruh yang ada untuk mengikuti prosedur pelaksanaan pilkada ini, hargai pilihan rakyat jika sudah ada pilihan rakyat maka sama-sama didukung.
"Jika sudah selesai pilkada dan konstestan sudah selesai mari kita bangun bersama. Kalau kemarin kita ada saingan kita lupakan untuk pembangunan di Mura bersama-sama," ujar Iza.
Mengenai pengamanan Pilkada di Mura-Muratara yang menjadi sorotan. Iza Fadri menjelaskan pelaksanaan tahapan Pilkada di Kabupaten Mura-Muratara memang menjadi pusat perhatian Polda Sumsel.
Sebab, hanya ada satu Polres yang melakukan pengamanan di dua wilayah yang sedang melaksanakan pilkada. Sedangan untuk wilayah lain di Sumsel seluruhnya di back up oleh satu polres penuh.
Pihaknya juga mengimbau untuk lebih mengutamakan penuntasan penyelenggara. Setelah itu baru fokus pada permasalahan lainnya seperti pemortalan jalan, maupun masalah konflik di masyarakat akibat perbedaan pendapat.
Dia menambahkan, jika pada pelaksanaan Pleno di KPUD Muratara sempat terjadi insiden penyerangan yang dilakukan oleh sejumlah oknum.
Mereka membawa golok dan senpira. Saat di razia ternyata memang banyak sajam dan senpira. Sehingga, mereka dibawa ke Mapolres Mura.
"Kita sudah upayakan negosiasi pada para paslon untuk mengendalikan situasi untuk kepentingan masyarakat bersama. Rencananya, hari ini sejumlah Portal yang dipasang warga akan segera dibongkar. Mudah-mudahan sore ini sudah dibuka. Dan pagar disini juga jika sudah selesai melaksankan pleno akan kita buka, " timpalnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Mura, H Riki Junaidi mengatakan, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dan melakukan tindakan anarkistis.
"Jika ada ketidakpuasan tempuhlah dengan prosedur yang telah ditentukan. Jangan membuat tindakan anarkistis," kata Riki.
Pantauan sekitar pukul 13.00 WIB aktivitas massa mulai melakukan pergerakan melakukan orasi menggunakan satu mobil L200 minibus yang dilengkapi sound system. Mereka berorasi menyampaikan sejumlah imbauannya. Diduga massa tersebut dari paslon nomor urut 1 Ratna Machmud Amin dan Zabur Nawawi.
(sms)