Benny Mamoto, Sosok Pemimpin Sederhana dan Rendah Hati
A
A
A
JAKARTA - Calon Gubernur Sulawesi Utara Irjen (Purn) Benny Mamoto menyampaikan keseriusannya maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Sulut. Tujuannya satu hanya untuk melayani rakyat Sulsel.
Hal itu disampaikan Benny Mamoto dalam debat terbuka pasangan calon gubernur Sulut di Aula Hotel Sutan Raja, Manado yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Sulut pada Sabtu kemarin (7/11/2015).
"Kami hanya ingin melayani, jadi untuk pilihan kami kembalikan lagi kepada masyarakat sesuai dengan kata hati," kata mantan deputi Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.
Purnawirawan jenderal yang pernah berkarir di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ini berharap, Pilgub Sulut berjalan dengan fair dan demokratis. "Pemimpin yang baik dipilih dengan cara yang baik, jujur, dan bersih tanpa adanya permainan politik," ucapnya.
Dalam debat terbuka jelang pertarungan Pilgub Sulut, pasangan BEDA (Benny Mamoto-David Bobihoe) memang berbeda. Benny Mamoto memaparkan visi dan misinya secara apik dan ciamik, lugas dan bernas, inspiratif dan konstruktif.
Sepak terjang Benny Mamoto selama ini diakui banyak kalangan. Jurnalis Senior Karni Ilyas misalnya, dalam sebuah kesempatan pernah mengatakan bahwa Benny Mamoto selalu memilih jalan hidup sederhana, rendah hati, dan tidak sekalipun menyebut jasa-jasa besarnya.
Kata Karni, jika bertemu dengan Benny Mamoto tidak akan ada yang mengira dirinya jenderal berbintang dua. Apalagi menduga, Benny adalah orang yang berjasa melawan terorisme, narkotika dan korupsi di Indonesia.
“Jutaan anak telah dia selamatkan dari narkoba, bangsa ini dia selamatkan dari kerusakan akibat terorisme dan korupsi,” tutur Karni.
Karni Ilyas menambahkan, tidak perlu waktu lama cukup lima menit menilai sosok Benny Mamoto. "Anda akan tahu bahwa Benny Mamoto adalah figur pemimpin yang dicari orang banyak, merakyat langsung dari dalam hati yang paling dalam," tegasnya.
Hal itu disampaikan Benny Mamoto dalam debat terbuka pasangan calon gubernur Sulut di Aula Hotel Sutan Raja, Manado yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Sulut pada Sabtu kemarin (7/11/2015).
"Kami hanya ingin melayani, jadi untuk pilihan kami kembalikan lagi kepada masyarakat sesuai dengan kata hati," kata mantan deputi Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.
Purnawirawan jenderal yang pernah berkarir di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ini berharap, Pilgub Sulut berjalan dengan fair dan demokratis. "Pemimpin yang baik dipilih dengan cara yang baik, jujur, dan bersih tanpa adanya permainan politik," ucapnya.
Dalam debat terbuka jelang pertarungan Pilgub Sulut, pasangan BEDA (Benny Mamoto-David Bobihoe) memang berbeda. Benny Mamoto memaparkan visi dan misinya secara apik dan ciamik, lugas dan bernas, inspiratif dan konstruktif.
Sepak terjang Benny Mamoto selama ini diakui banyak kalangan. Jurnalis Senior Karni Ilyas misalnya, dalam sebuah kesempatan pernah mengatakan bahwa Benny Mamoto selalu memilih jalan hidup sederhana, rendah hati, dan tidak sekalipun menyebut jasa-jasa besarnya.
Kata Karni, jika bertemu dengan Benny Mamoto tidak akan ada yang mengira dirinya jenderal berbintang dua. Apalagi menduga, Benny adalah orang yang berjasa melawan terorisme, narkotika dan korupsi di Indonesia.
“Jutaan anak telah dia selamatkan dari narkoba, bangsa ini dia selamatkan dari kerusakan akibat terorisme dan korupsi,” tutur Karni.
Karni Ilyas menambahkan, tidak perlu waktu lama cukup lima menit menilai sosok Benny Mamoto. "Anda akan tahu bahwa Benny Mamoto adalah figur pemimpin yang dicari orang banyak, merakyat langsung dari dalam hati yang paling dalam," tegasnya.
(kri)