Dipaksa Mabuk, Untung Tusuk Dodi Sampai Tewas

Kamis, 05 November 2015 - 15:55 WIB
Dipaksa Mabuk, Untung...
Dipaksa Mabuk, Untung Tusuk Dodi Sampai Tewas
A A A
BOYOLALI - Seorang warga Desa Cangkringan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Dodi Mulyanto ditemukan tewas bersimbah darah. Pria berusia 28 tahun ini ditemukan tak bernyawa di Sub Terminal Bangak, dengan dua luka tusukan pisau di dada.

Pelaku penusukan diketahui bernama Muhammad Untung (46), warga Pademangan, Jakarta Timur, setelah menyerahkan ke Polisi.

Dugaan sementara, aksi tragis terjadi karena pelaku tidak terima saat dipaksa mabuk dan dipukul oleh korban. Kejadian itu kali pertama diketahui oleh Mul, pemilik warung di sekitar lokasi kejadian.

Kala itu, Mul yang akan salat subuh melihat korban tergeletak pukul 04.30 WIB. Saksi sempat menanyakan hal itu kepada pelaku dan dijawab tidak tahu.

Setelah keheningan, pagi berubah menjadi kegemparan. Untung lalu naik angkutan umum menuju Mapolsek Banyudono guna menyerahkan diri ke polisi, sekitar pukul 05.00 WIB.

“Waktu itu saya emosi, karena dia (korban) memaksa untuk mabuk,” ujar Untung, di Mapolsek Banyudono, Kamis (5/11/2015).

Karena menolak, Dodi lalu memukul salah satu tangan Untung yang tengah patah akibat kecelakaan. Tak terima, serangan balasan dilancarkan. Pisau yang dibawanya ditusukkan ke dada korban.

Tusukan pertama sempat meleset, namun tusukan berikutnya mengenai sasaran. “Dia (korban) sempat lari dan akhirnya tergeletak,” terangnya.

Pasca kejadian, pisau yang dipakai berduel beserta sarungnya dibuang ke tempat sampah di sekitar lokasi. Dirinya juga sempat membeli minuman dan duduk santai di depan minimarket yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Pisau yang dipakai menusuk, dibeli dari minimarket tersebut empat hari lalu. Untung mengaku, dirinya tersinggung saat dimaki-maki dan dipukul meski baru saling kenal.

Selama 15 tahun, dirinya hidup menggelandang di sub terminal Bangak dan tidur di musala setempat. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pria beranak dua ini mengaku bekerja serabutan.

Dia mengaku, hidupnya tak menentu setelah bercerai dengan istrinya yang berasal Kecamatan Sambi, Boyolali. Dirinya enggan kembali ke Jakarta, karena ingin mencari laki-laki yang membawa kabur istrinya.

“Saya terus mencari orang itu, tapi sampai sekarang belum ketemu,” bebernya.

Sedangkan pisau yang dibawa, dia mengaku untuk berjaga-jaga. Sebab sebelumnya, handphone dan tas miliknya hilang dicuri orang.

Kapolsek Banyudono AKP Wahidin mengatakan, motif kejadian itu saat ini masih pendalaman. Saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif di kantor polisi usai menyerahkan. “Sejauh ini tersangka kooperatif," ungkapnya.

Tersangka akan dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana junto Pasal 338 tentang Pembunuhan, dan Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Sementara, jenazah korban dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo guna autopsi dan memastikan penyebab kematiannya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0948 seconds (0.1#10.140)