Kabut Asap Sampai Bantul?
A
A
A
BANTUL - Warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, resah. Sebab, sejak Minggu (25/10/2015) dini hari, kabut tebal menyelimuti kabupaten tersebut. Sejumlah warga merasakan kabut kali ini berbeda dengan kabut-kabut biasanya, sebab tercium aroma abu bekas pembakaran. Mereka resah kabut asap yang melanda di Sumatera dan Kalimantan juga sampai ke Bantul.
Dari pantauan KORAN SINDO, kabut yang diduga berasal dari asap ini dirasakan oleh warga di Bantul Kota, Kecamatan Sewon, Kecamatan Srandakan, Kecamatan Pandak, dan Kecamatan Pajangan. Akibat kabut ini, jarak pandang di beberapa wilayah hanya sekitar 10 meter. Para pengendara kendaraan bermotor terpaksa harus hati-hati.
Agus Effendi, warga Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, mengaku kabut yang turun Minggu pagi ini sangat pekat, berbeda dengan yang terjadi selama ini.
"Iya, ini seperti ada bau abu," kata Agus, Minggu (25/10/2015).
Hal senada juga disampaikan oleh Nurhayati, salah seorang warga Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul. Kabut pagi ini sangat pekat, sehingga ia bersama keluarganya yang setiap hari Minggu selalu berolahraga di luar rumah jadi enggan melaksanakan rutinitas tersebut. Ia dan anak-anaknya memilih untuk tetap berada di dalam rumah.
Di Kecamatan Pandak, Yudi, pemilik warung mengaku kabut kali ini memang sangat tebal, lebih tebal dari biasanya. Untuk berkendara, perlu penghilatan ekstra sebab jarak pandang hanya sekitar 10 meter. Namun ia sendiri tidak begitu resah karena kemungkinan hanya kabut biasa seperti yang terjadi setiap hari.
"Kemungkinan ini hanya kabut biasa kok," terangnya.
Di media sosial, beberapa akun facebook juga mengunggah kejadian serupa. Seperti yang diunggah oleh Esty Adhi Sutrisno yang mengunggah foto di Kecamatan Srandakan. Dalam akunnya ia mengatakan jarak pandang di Srandakan hanya sekitar 10 meter, pengendara diharap hati-hati.
Damar Hadi Pamungkas bahkan menulis status tentang hujan abu di wilayah Srandakan.
"Wilayah Srandakan hujan abu. Iki mergane opo lur?" tulis Hadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengatakan, memang kabut di wilayah Bantul sedikit lebih tebal dibanding dengan hari-hari sebelumnya. Namun, warga tidak perlu khawatir karena hal ini merupakan fenomena biasa.
"Jika kabut ini tidak hilang pada jam 9 hingga 10, maka patut dicurigai. Tetapi kalau pagi ini kemungkinan hanya kabut biasa di musim kemarau," ujarnya.
PILIHAN:
Aji Imbut, Sosok di Balik Berdirinya Tenggarong
Dari pantauan KORAN SINDO, kabut yang diduga berasal dari asap ini dirasakan oleh warga di Bantul Kota, Kecamatan Sewon, Kecamatan Srandakan, Kecamatan Pandak, dan Kecamatan Pajangan. Akibat kabut ini, jarak pandang di beberapa wilayah hanya sekitar 10 meter. Para pengendara kendaraan bermotor terpaksa harus hati-hati.
Agus Effendi, warga Dusun Manding, Desa Sabdodadi, Kecamatan Bantul, mengaku kabut yang turun Minggu pagi ini sangat pekat, berbeda dengan yang terjadi selama ini.
"Iya, ini seperti ada bau abu," kata Agus, Minggu (25/10/2015).
Hal senada juga disampaikan oleh Nurhayati, salah seorang warga Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul. Kabut pagi ini sangat pekat, sehingga ia bersama keluarganya yang setiap hari Minggu selalu berolahraga di luar rumah jadi enggan melaksanakan rutinitas tersebut. Ia dan anak-anaknya memilih untuk tetap berada di dalam rumah.
Di Kecamatan Pandak, Yudi, pemilik warung mengaku kabut kali ini memang sangat tebal, lebih tebal dari biasanya. Untuk berkendara, perlu penghilatan ekstra sebab jarak pandang hanya sekitar 10 meter. Namun ia sendiri tidak begitu resah karena kemungkinan hanya kabut biasa seperti yang terjadi setiap hari.
"Kemungkinan ini hanya kabut biasa kok," terangnya.
Di media sosial, beberapa akun facebook juga mengunggah kejadian serupa. Seperti yang diunggah oleh Esty Adhi Sutrisno yang mengunggah foto di Kecamatan Srandakan. Dalam akunnya ia mengatakan jarak pandang di Srandakan hanya sekitar 10 meter, pengendara diharap hati-hati.
Damar Hadi Pamungkas bahkan menulis status tentang hujan abu di wilayah Srandakan.
"Wilayah Srandakan hujan abu. Iki mergane opo lur?" tulis Hadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengatakan, memang kabut di wilayah Bantul sedikit lebih tebal dibanding dengan hari-hari sebelumnya. Namun, warga tidak perlu khawatir karena hal ini merupakan fenomena biasa.
"Jika kabut ini tidak hilang pada jam 9 hingga 10, maka patut dicurigai. Tetapi kalau pagi ini kemungkinan hanya kabut biasa di musim kemarau," ujarnya.
PILIHAN:
Aji Imbut, Sosok di Balik Berdirinya Tenggarong
(zik)