5 Siswa SMP Favorit di Bojonegoro Kesurupan
A
A
A
BOJONEGORO - Sekitar lima siswa SMP Negeri 1 Padangan di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, kesurupan, Rabu (30/9/2015). Siswa yang diduga kesurupan ini berada di ruang kelas tujuh H di sekolah favorit di wilayah barat Bojonegoro tersebut.
Salah satu siswa yang mengalami kesurupan paling parah yaitu Berlian Septia Fananti, siswa kelas tujuh. Dia sempat meronta-ronta dan tidak sadarkan diri beberapa kali.
Siswi ini juga seperti bicara ngelantur. Dia kemudian dipulangkan ke rumahnya di Dukuh Bringan, Desa Ngraho, Kecamatan Gayam.
Saat pulang di rumah, dia tidak mau masuk ke rumah wanita ini dipegangi oleh kerabat dan tetangganya. Dia meronta di halaman rumah.
Beberapa petugas polisi dari Polsek Gayam juga datang ke rumah korban. Namun, setelah ditenangkan oleh keluarga dan kerabatnya, Berlian akhirnya tenang. Namun, dia tetap tidak mau masuk rumah.
Menurut Izmi, keluarga korban, kejadian kesurupan yang dialami oleh Berlian saat di sekolah ini sudah kedua kalinya.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi. “Dia seperti bukan Berlian. Dia berlaku seperti orang lain,” ungkap Izmi sambil menggendong bayi yang merupakan adik Berlian. Berlian merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Sementara itu menurut Sania Amza, siswa kelas delapan SMP Negeri 1 Padangan, kejadian kesurupan itu terjadi saat jam istirahat.
Suasana di ruangan kelas tujuh H sempat gaduh dan ramai lantaran ada beberapa anak yang diduga mengalami kesurupan.
“Ada sekitar lima anak yang mengalami kesurupan. Di antaranya Berlian, LS, FD, NS, dan satu anak lagi yang aku tidak ingat namanya,” ungkap Sania Amza yang juga teman ngaji Berlian di Petak, Beged, Kecamatan Gayam.
Dia menuturkan, saat anak-anak itu diduga mengalami kesurupan, pihak sekolah kemudian membawa dan merawatnya di UKS. Namun, akhirnya Berlian yang tidak kunjung tenang akhirnya dipulangkan ke rumahnya.
Kejadian siswa yang diduga kesurupan di SMP Negeri 1 Padangan sering terjadi sejak dua tahun belakangan ini.
Tak pelak, kejadian itu mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Padahal, sekolah ini merupakan sekolah favorit. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Pratikno juga dulu sekolah di SMP Negeri 1 Padangan ini.
Pratikno saat kecil berangkat naik sepeda pancal dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, ke SMP Negeri 1 Padangan di Kecamatan Padangan ini menempuh jarak sekitar 30 kilometer.
Menurut Hamdan, salah satu guru di SMP Negeri 1 Padangan, kejadian diduga kesurupan yang dialami oleh para siswa ini sering terjadi sejak dua tahun terakhir ini.
Pihak sekolah, kata dia, masih mencari penyebab kejadian itu dan juga sekaligus mencari solusi yang tepat. “Kami masih mencari tahu penyebab kejadian kesurupan ini. Apakah faktor medis atau nonmedis,” ujarnya.
Dia mengatakan, pihak sekolah akan mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi kejadian yang diduga kesurupan itu.
Misalnya, melakukan konseling dan juga melakukan pendekatan lain yang diperlukan. Dengan demikian diharapkan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan baik dan sekolah bisa mempertahankan prestasinya selama ini.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Padangan, Nur Cholis, saat akan ditemui di rumahnya di Dusun Sambong, Desa Purwosari, tidak berada di rumah. Menurut istrinya yang berada di rumah, Nur Kholis masih berada di Kota Bojonegoro dan belum pulang.
Salah satu siswa yang mengalami kesurupan paling parah yaitu Berlian Septia Fananti, siswa kelas tujuh. Dia sempat meronta-ronta dan tidak sadarkan diri beberapa kali.
Siswi ini juga seperti bicara ngelantur. Dia kemudian dipulangkan ke rumahnya di Dukuh Bringan, Desa Ngraho, Kecamatan Gayam.
Saat pulang di rumah, dia tidak mau masuk ke rumah wanita ini dipegangi oleh kerabat dan tetangganya. Dia meronta di halaman rumah.
Beberapa petugas polisi dari Polsek Gayam juga datang ke rumah korban. Namun, setelah ditenangkan oleh keluarga dan kerabatnya, Berlian akhirnya tenang. Namun, dia tetap tidak mau masuk rumah.
Menurut Izmi, keluarga korban, kejadian kesurupan yang dialami oleh Berlian saat di sekolah ini sudah kedua kalinya.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi. “Dia seperti bukan Berlian. Dia berlaku seperti orang lain,” ungkap Izmi sambil menggendong bayi yang merupakan adik Berlian. Berlian merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Sementara itu menurut Sania Amza, siswa kelas delapan SMP Negeri 1 Padangan, kejadian kesurupan itu terjadi saat jam istirahat.
Suasana di ruangan kelas tujuh H sempat gaduh dan ramai lantaran ada beberapa anak yang diduga mengalami kesurupan.
“Ada sekitar lima anak yang mengalami kesurupan. Di antaranya Berlian, LS, FD, NS, dan satu anak lagi yang aku tidak ingat namanya,” ungkap Sania Amza yang juga teman ngaji Berlian di Petak, Beged, Kecamatan Gayam.
Dia menuturkan, saat anak-anak itu diduga mengalami kesurupan, pihak sekolah kemudian membawa dan merawatnya di UKS. Namun, akhirnya Berlian yang tidak kunjung tenang akhirnya dipulangkan ke rumahnya.
Kejadian siswa yang diduga kesurupan di SMP Negeri 1 Padangan sering terjadi sejak dua tahun belakangan ini.
Tak pelak, kejadian itu mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Padahal, sekolah ini merupakan sekolah favorit. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Pratikno juga dulu sekolah di SMP Negeri 1 Padangan ini.
Pratikno saat kecil berangkat naik sepeda pancal dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, ke SMP Negeri 1 Padangan di Kecamatan Padangan ini menempuh jarak sekitar 30 kilometer.
Menurut Hamdan, salah satu guru di SMP Negeri 1 Padangan, kejadian diduga kesurupan yang dialami oleh para siswa ini sering terjadi sejak dua tahun terakhir ini.
Pihak sekolah, kata dia, masih mencari penyebab kejadian itu dan juga sekaligus mencari solusi yang tepat. “Kami masih mencari tahu penyebab kejadian kesurupan ini. Apakah faktor medis atau nonmedis,” ujarnya.
Dia mengatakan, pihak sekolah akan mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi kejadian yang diduga kesurupan itu.
Misalnya, melakukan konseling dan juga melakukan pendekatan lain yang diperlukan. Dengan demikian diharapkan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan baik dan sekolah bisa mempertahankan prestasinya selama ini.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Padangan, Nur Cholis, saat akan ditemui di rumahnya di Dusun Sambong, Desa Purwosari, tidak berada di rumah. Menurut istrinya yang berada di rumah, Nur Kholis masih berada di Kota Bojonegoro dan belum pulang.
(sms)