Dian Dikenal Jago Menulis Puisi
A
A
A
BATAM - Suasana duka masih menyelimuti keluarga korban pembunuhan siswa Kelas X SMAN 1 Batam Dian Milenia Trisna Afiefa (16), di Perumahan Villa Mukakuning Blok A5, Nomor 8, RT02/RW10, Kelurahan Tembesi.
Hingga kini, berdasarkan pengamatan di rumah duka, tampak pihak keluarga, kerabat, serta teman-temannya korban masih terus berdatangan ke rumah duka. Sementara orangtua korban, Bob Vages (42) dan Isna (42), telah merelakan kepergian korban.
"Alhamdulillah, tamu tak henti-henti berdatangan. Masih ramai sampai sekarang," kata Isna, saat ditemui di kediamannya, Selasa (29/9/2015).
Baru duduk di tikar yang disediakan keluarga Dian, Isna langsung menceritakan kalau putri sulungnya dikenal sebagai penulis puisi. Dia mengetahuinya dari pelayat yang berdatangan dan langsung menyampaikan kalau Dian suka menulis puisi.
Diceritakannya, sejak kecil almarhumah memang sudah suka membaca dan menulis, meski dalam kertas apa saja yang dioret-oretnya. Sepengetahuannya, puisi-puisi Dian bercerita tentang kehidupannya mulai dari matanya terbuka sampai tertutup.
"Saya tak tak tahu selama ini kalau Nia (panggilan almarhumah dalam keluarga) penulis puisi. Ternyata sudah banyak yang tahu. Cerita puisinya mulai dari bangun sampai menghadap Tuhan. Bahkan, Dian juga dikenal sebgai desainer gaun pengantin. Selain penulis puisi, Nia juga hebat bahasa Jepang dan Mandarin," kata Isna tampak menteskan air mata.
Keseharian korban yang diketahuinya lagi adalah, Dian mengkoleksi novel. Bahkan, almarhumah berpesan supaya novel-novel aslinya tidak diberikan kepada orang-orang, karena novelnya asli. Novelnya akan dijadikam sebagai kenang-kenangan.
"Novel jangan dikasih ke orang, Nia berpesan supaya tak kasih kepada orang, novel asli dijadikan kenang-kenangan," ujarnya sambil menghapus air mata dengan jilbab warna hitam yang dikenakannya.
Sebelum peristiwa nahas itu, Isna mengaku tak punya firasat apa-apa. Namun, pada Jumat 25 September 2015, dia sempat melihat ada yang ganjil pada diri Dian.
"Tidak ada tanda-tanda apa-apa. Jumat malam, kami lagi ngumpul Nia makan bakso sampai nambah tiga kali. Itu saja," jelasnya.
Lebih jauh, dia mengaku telah menerima kepergian Dian sebagai takdir Allah. Dia berpesan kepada orangtua yang ada di Batam, supaya lebih menjaga anak-anaknya sambil berharap kasus serupa tidak terjadi lagi.
"Harapan saya, tidak ada lagi korban berikutnya. Cukuplah anak saya. Saya berpesan kepada ibu-ibu dan ayahnya yang sekolah supaya benar-benar menjaga anaknya, jangan biarin pergi ke sekolah begiti saja, harus dijaga," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang gadis muda ditemukan tewas dengan kondisi telanjang dan leher nyaris putus di Hutan Dam Sungai Ladi, Sekupang, Batam, Minggu 27 September 2015 pagi.
Pelajar I SMA Negeri 1 Batam, ini diduga menjadi korban pembunuhan disertai pemerkosaan. Hingga kini, polisi masih belum berhasil mengungkap kasus pembunuhan sadis itu.
Hingga kini, berdasarkan pengamatan di rumah duka, tampak pihak keluarga, kerabat, serta teman-temannya korban masih terus berdatangan ke rumah duka. Sementara orangtua korban, Bob Vages (42) dan Isna (42), telah merelakan kepergian korban.
"Alhamdulillah, tamu tak henti-henti berdatangan. Masih ramai sampai sekarang," kata Isna, saat ditemui di kediamannya, Selasa (29/9/2015).
Baru duduk di tikar yang disediakan keluarga Dian, Isna langsung menceritakan kalau putri sulungnya dikenal sebagai penulis puisi. Dia mengetahuinya dari pelayat yang berdatangan dan langsung menyampaikan kalau Dian suka menulis puisi.
Diceritakannya, sejak kecil almarhumah memang sudah suka membaca dan menulis, meski dalam kertas apa saja yang dioret-oretnya. Sepengetahuannya, puisi-puisi Dian bercerita tentang kehidupannya mulai dari matanya terbuka sampai tertutup.
"Saya tak tak tahu selama ini kalau Nia (panggilan almarhumah dalam keluarga) penulis puisi. Ternyata sudah banyak yang tahu. Cerita puisinya mulai dari bangun sampai menghadap Tuhan. Bahkan, Dian juga dikenal sebgai desainer gaun pengantin. Selain penulis puisi, Nia juga hebat bahasa Jepang dan Mandarin," kata Isna tampak menteskan air mata.
Keseharian korban yang diketahuinya lagi adalah, Dian mengkoleksi novel. Bahkan, almarhumah berpesan supaya novel-novel aslinya tidak diberikan kepada orang-orang, karena novelnya asli. Novelnya akan dijadikam sebagai kenang-kenangan.
"Novel jangan dikasih ke orang, Nia berpesan supaya tak kasih kepada orang, novel asli dijadikan kenang-kenangan," ujarnya sambil menghapus air mata dengan jilbab warna hitam yang dikenakannya.
Sebelum peristiwa nahas itu, Isna mengaku tak punya firasat apa-apa. Namun, pada Jumat 25 September 2015, dia sempat melihat ada yang ganjil pada diri Dian.
"Tidak ada tanda-tanda apa-apa. Jumat malam, kami lagi ngumpul Nia makan bakso sampai nambah tiga kali. Itu saja," jelasnya.
Lebih jauh, dia mengaku telah menerima kepergian Dian sebagai takdir Allah. Dia berpesan kepada orangtua yang ada di Batam, supaya lebih menjaga anak-anaknya sambil berharap kasus serupa tidak terjadi lagi.
"Harapan saya, tidak ada lagi korban berikutnya. Cukuplah anak saya. Saya berpesan kepada ibu-ibu dan ayahnya yang sekolah supaya benar-benar menjaga anaknya, jangan biarin pergi ke sekolah begiti saja, harus dijaga," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang gadis muda ditemukan tewas dengan kondisi telanjang dan leher nyaris putus di Hutan Dam Sungai Ladi, Sekupang, Batam, Minggu 27 September 2015 pagi.
Pelajar I SMA Negeri 1 Batam, ini diduga menjadi korban pembunuhan disertai pemerkosaan. Hingga kini, polisi masih belum berhasil mengungkap kasus pembunuhan sadis itu.
(san)