Warga Muhammadiyah Berdoa Bencana Asap di Pontianak Berakhir
A
A
A
PONTIANAK - Di tengah kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ratusan warga Muhammadiyah menggelar Salat Idul Adha di halaman Perguruan Muhammadiyah Pontianak, Rabu (23/9/2015). Sebagian jamaah pun mengenakan masker saat Salat Id.
Salah seorang warga Muhammadiyah, Fajar Bahari mengatakan, kendati kabut asap menyelimuti Kota Pontianak sejak dua bulan belakangan ini, dirinya tetap khusyuk menjalankan ibadah Salat Id. "Saya berdoa agar bencana kabut asap di Kalbar segera sirna," harap Fajar.
Sementara, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Kalbar Anshoruddin mengatakan, bencana kabut asap yang melanda Kalimantan Barat sejak dua bulan belakangan ini diharapkan dapat cepat teratasi.
"Bencana kabut asap yang melanda Kalbar akibat ulah manusia. Manusia kurang amanah terhadap pemberian Allah, karena tidak menjaga lingkungannya," kata Anshoruddin.
Pemerintah maupun aparat penegak hukum harus menindak tegas korporasi yang diduga menyebabkan lahan terbakar. "Saya berharap, bencana kabut asap tahun ini merupakan yang terakhir di Kalbar."
PILIHAN:
Bom Peninggalan Zaman Perang Terkubur di Sungai Kapuas
Salah seorang warga Muhammadiyah, Fajar Bahari mengatakan, kendati kabut asap menyelimuti Kota Pontianak sejak dua bulan belakangan ini, dirinya tetap khusyuk menjalankan ibadah Salat Id. "Saya berdoa agar bencana kabut asap di Kalbar segera sirna," harap Fajar.
Sementara, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Kalbar Anshoruddin mengatakan, bencana kabut asap yang melanda Kalimantan Barat sejak dua bulan belakangan ini diharapkan dapat cepat teratasi.
"Bencana kabut asap yang melanda Kalbar akibat ulah manusia. Manusia kurang amanah terhadap pemberian Allah, karena tidak menjaga lingkungannya," kata Anshoruddin.
Pemerintah maupun aparat penegak hukum harus menindak tegas korporasi yang diduga menyebabkan lahan terbakar. "Saya berharap, bencana kabut asap tahun ini merupakan yang terakhir di Kalbar."
PILIHAN:
Bom Peninggalan Zaman Perang Terkubur di Sungai Kapuas
(zik)