Museum Alam Pengingat Ganasnya Erupsi Merapi
A
A
A
SLEMAN - Setelah erupsi Gunung Merapi pada 2010, satu demi satu berdiri museum alam. Berbagai benda maupun bukti-bukti keganasan lahar panas saat erupsi itu pun menjadi daya tarik sekaligus pengingat ganasnya erupsi Merapi.
Museum-museum tersebut di antaranya ada di bekas rumah Juru Kunci Merapi, Mbah Maridjan di Kinahrejo. Kemudian, Sisa Hartaku serta Omahku. Ketiganya berada di daerah bekas erupsi, Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
"Di daerah Manggong rencananya juga akan dibuat lagi," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Heri Suprapto.
Kendaraan pengangkut pengungsi yang sudah hancur ketika terjadinya erupsi, alat-alat rumah tangga, hingga kerangka hewan ternak seperti sapi yang menjadi korban pun dapat ditemukan di museum alam tersebut.
Semua benda tersebut bukan dikumpulkan dan dimiliki oleh perseorangan saja. Namun, dari kesadaran warga di sana untuk memulihkan maupun meningkatkan perekonomiannya.
"Beberapa benda milik masyarakat dikumpulkan jadi satu. Ada juga gamelan di Museum Omahku," kata Sumijo, warga Dusun Petung, Desa Kepuharjo.
Lanjut Sumijo, tak hanya sebagai tempat untuk wisata yang dinikmati oleh pengunjung orang luar daerah, museum-museum alam tersebut juga sebagai pengingat bagi warganya sendiri tentang bagaimana bencana erupsi Merapi tersebut. Begitu besarnya korban, kerugian materi, serta trauma yang masih dirasakan.
"Dulu, rumah, harta benda, maupun tanaman di lahan hancur semua. Jadi museum-museum alam seperti itu juga bisa digunakan untuk pengingat," ucapnya.
PILIHAN:
Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup hingga Awal Musim Hujan
Museum-museum tersebut di antaranya ada di bekas rumah Juru Kunci Merapi, Mbah Maridjan di Kinahrejo. Kemudian, Sisa Hartaku serta Omahku. Ketiganya berada di daerah bekas erupsi, Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
"Di daerah Manggong rencananya juga akan dibuat lagi," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Heri Suprapto.
Kendaraan pengangkut pengungsi yang sudah hancur ketika terjadinya erupsi, alat-alat rumah tangga, hingga kerangka hewan ternak seperti sapi yang menjadi korban pun dapat ditemukan di museum alam tersebut.
Semua benda tersebut bukan dikumpulkan dan dimiliki oleh perseorangan saja. Namun, dari kesadaran warga di sana untuk memulihkan maupun meningkatkan perekonomiannya.
"Beberapa benda milik masyarakat dikumpulkan jadi satu. Ada juga gamelan di Museum Omahku," kata Sumijo, warga Dusun Petung, Desa Kepuharjo.
Lanjut Sumijo, tak hanya sebagai tempat untuk wisata yang dinikmati oleh pengunjung orang luar daerah, museum-museum alam tersebut juga sebagai pengingat bagi warganya sendiri tentang bagaimana bencana erupsi Merapi tersebut. Begitu besarnya korban, kerugian materi, serta trauma yang masih dirasakan.
"Dulu, rumah, harta benda, maupun tanaman di lahan hancur semua. Jadi museum-museum alam seperti itu juga bisa digunakan untuk pengingat," ucapnya.
PILIHAN:
Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup hingga Awal Musim Hujan
(zik)