Maksimalkan Operasi dengan Keterbatasan Kendaraan Tempur
A
A
A
SURABAYA - Komandan Pasmar- 1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Lukman menegaskan, prajurit Menkav-1 Marinir dituntut tetap mampu melaksanakan operasi di tengah keterbatasan kendaraan tempur (ranpur).
Pesan ini disampaikan saat menjadi inspektur upacara serah terima jabatan Komandan Resimen Kavaleri-1 Marinir dari pejabat lama Kolonel Marinir Herkulanus Herry Sintarto kepada Kolonel Marinir Agung Trisnanto di lapangan apel Kesatrian Soepraptono Bhumi Marinir Semarung, Ujung, Surabaya, kemarin. ”Terus laksanakan latihan menjadi pengawak kendaraan tempur.
Pelihara dan tingkatkan kesiapan kendaraan tempur Marinir,” tandas perwira tinggi bintang satu ini. Kesiapan diperlukan untuk mendukung pendaratan amfibi. ”Jumlah kendaraan tempur (Marinir) di Indonesia sudah cukup. Kita tidak bisa bergerak sendiri. Diperlukan sarana angkut lain di TNI AL untuk pendaratan pasukan amfibi sebagai pemukul,” ungkap dia.
Lukman menyebut sudah ada perencanaan strategis untuk pengadaan kendaraan tempur. Rencana pendek lima tahun dan panjang 24 tahun. Sebagai komando pelaksana Pasmar- 1, Resimen Kavaleri-1 Marinir memiliki tugas pokok melaksanakan pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional satuan Resimen Kavaleri-1 Marinir sebagai pasukan pendarat guna melaksanakan operasi pendaratan amfibi, operasi pertahanan pantai di pulau-pulau strategis serta tugas-tugas operasi lainnya.
Baik operasi militer perang maupun operasi militer selain perang. ”Melihat tugas pokok tersebut, Resimen Kavaleri-1 Marinir memiliki tugas yang sangat berat, oleh karenanya sangat dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, inovasi serta dedikasi yang tinggi, agar semua unsur dapat mencapai tugas yang dibebankan,” katanya.
Pada sertijab kemarin juga disuguhkan demo drop pasukan untuk dukung pasukan di garis depan. Skenarionya, sekembali dari markas komando diserang gerakan separatis yang berupaya merebut kendaraan tempur. Pasukan separatis pun berhasil dilumpuhkan.
Soeprayitno
Pesan ini disampaikan saat menjadi inspektur upacara serah terima jabatan Komandan Resimen Kavaleri-1 Marinir dari pejabat lama Kolonel Marinir Herkulanus Herry Sintarto kepada Kolonel Marinir Agung Trisnanto di lapangan apel Kesatrian Soepraptono Bhumi Marinir Semarung, Ujung, Surabaya, kemarin. ”Terus laksanakan latihan menjadi pengawak kendaraan tempur.
Pelihara dan tingkatkan kesiapan kendaraan tempur Marinir,” tandas perwira tinggi bintang satu ini. Kesiapan diperlukan untuk mendukung pendaratan amfibi. ”Jumlah kendaraan tempur (Marinir) di Indonesia sudah cukup. Kita tidak bisa bergerak sendiri. Diperlukan sarana angkut lain di TNI AL untuk pendaratan pasukan amfibi sebagai pemukul,” ungkap dia.
Lukman menyebut sudah ada perencanaan strategis untuk pengadaan kendaraan tempur. Rencana pendek lima tahun dan panjang 24 tahun. Sebagai komando pelaksana Pasmar- 1, Resimen Kavaleri-1 Marinir memiliki tugas pokok melaksanakan pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional satuan Resimen Kavaleri-1 Marinir sebagai pasukan pendarat guna melaksanakan operasi pendaratan amfibi, operasi pertahanan pantai di pulau-pulau strategis serta tugas-tugas operasi lainnya.
Baik operasi militer perang maupun operasi militer selain perang. ”Melihat tugas pokok tersebut, Resimen Kavaleri-1 Marinir memiliki tugas yang sangat berat, oleh karenanya sangat dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, inovasi serta dedikasi yang tinggi, agar semua unsur dapat mencapai tugas yang dibebankan,” katanya.
Pada sertijab kemarin juga disuguhkan demo drop pasukan untuk dukung pasukan di garis depan. Skenarionya, sekembali dari markas komando diserang gerakan separatis yang berupaya merebut kendaraan tempur. Pasukan separatis pun berhasil dilumpuhkan.
Soeprayitno
(ftr)