Tenun Asli Sulawesi Diminati Perancang Busana

Jum'at, 11 September 2015 - 21:41 WIB
Tenun Asli Sulawesi Diminati Perancang Busana
Tenun Asli Sulawesi Diminati Perancang Busana
A A A
SULAWESI - Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM berhasil mengembangkan minat masyarakat dalam mengembangkan kain tenun khas daerah Sulawesi Tenggara.

Direktur Utama LLP-KUKM Ahmad Zabadi mengatakan, kain tenun asli daerah sangat diminati para perancang mode untuk dijadikan paduan batik tenun ekslusif yang berdaya jual tinggi.

"Sebut saja desainer Uly Duma. Walaupun namanya masih awam, namun ide cemerlangnya dalam memadukan kain tenun menjadi batik menjadi salah satu unggulan produk UKM," katanya, kepada wartawan, Jumat (11/9/2015).

Ditambahkan dia, lembaganya akan memperbanyak promosi produk-produk fashion batik tenun. Ajang promosi itu mendapatkan tempatnya di Galeri Indonesia WOW yang mempertemukan pelaku UKM dengan pelaku bisnis.

"Nanti, Galeri Indonesia WOW memiliki lima diferensiasi. Yakni, sebagai experiment lab, curated concept store, coworking space, investor meeting place, dan creative hub," jelasnya.

Untuk meningkatkan mutu tenun asli daerah, pihaknya juga akan terus melakukan inovasi terhadap para UKM yang dibina, mulai dari uji laboratorium, bengkel, dan workshop untuk para pelaku koperasi dan UKM.

Terpisah, Uly Duma, salah satu desainer menuturkan, Indonesia harus bisa mengembangkan kain tenun. Sebab, banyak UKM di Tanah Air yang menggarap tenun, namun semuanya masih tradisional.

Tenun batik ala Uly menjadi favorit pada ajang Indonesia Fashion Week beberapa bulan lalu di Jakarta. Dia berharap, setelah ada Galeri Indonesia WOW, tenun karya desainer Indonesia bisa mendunia.

"Harga tenun terbilang masih mahal karena dibuat secara tradisional. Nah, itu menjadi kelebihan tenun. Saya sangat percaya diri karena kualitas tenun Indonesia sangat mumpuni," ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang penenun asal Sulawesi Tenggara, Joewita mengatakan, pihaknya terus melakukan inovasi dengan memberikan paduan warna yang terang pada hasil tenunnya.

"Saat ini, saya memang lebih banyak membuat songket. Coraknya juga terlihat lebih cerah. Ada songket sanin dan tolaki," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4547 seconds (0.1#10.140)