Aksi Komplotan Pelaku Terencana Sangat Rapi
A
A
A
PONOROGO - Perampokan 3,5 kg perhiasan emas di Pasar Banu, Dusun Patuk, Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo, atau sekitar 40 km dari pusat kota pada 25 Mei lalu, telah direncanakan dengan rapi.
Hal ini terungkap saat jajaran Satreskrim Polres Ponorogo menggelar reka ulang perampokan yang meresahkan warga tersebut kemarin. Dalam reka ulang atau rekonstruksi yang dipimpin langsung Kapolres Ponorogo AKBP Ricky Purnama ini diperagakan 25 rangkaian adegan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan perampokan, sampai adegan pelarian para pelaku.
“Kami berupaya memperjelas keterangan dari para tersangka perampokan ini dengan peragaan (perampokan). Terlihat tadi siapa (tersangka) yang berbuat apa. Peran mereka lebih terang. Ini memudahkan penyidik dalam menyusun berkas dan laporannya secara akurat terkait kronologi dan peran masing-masing pelaku,” ungkap AKBP Rikcy Purnama.
Reka ulang adegan perampokan diperankan para personel Satreskrim Polres Ponorogo berdasarkan keterangan dua orang tersangka, Dukut Wahono dan Asep. Namun hanya tersangka Dukut yang dihadirkan dalam reka ulang itu. Sebab tersangka Asep masih menjalani penyidikan di Polres Cimahi, sedangkan tiga pelaku lain buron.
Adegan reka ulang tersebut menggambarkan proses perencanaan oleh tersangka Dukut, Asep, Yayat, Warso, dan Ndu. Dalam adegan perampokan digambarkan para pelaku terlibat langsung dalam eksekusi tersebut, kecuali Dukut.
“Tersangka Dukut ini adalah aktor intelektual dalam perampokan ini. Dia ini yang merencanakan, mengajak, membuat gambaran situasi, menentukan sasaran, sampai menyusun jalur pelarian. Semua terencana sangat rapi, termasuk ada pelaku lain seperti penadah yang terus kami kejar,” ujar AKBP Ricky.
Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Hasran menambahkan, dari reka adegan dan keterangan dalam penyidikan, jelas terungkap bahwa perampokan telah direncanakan matang. Ini terlihat dari pembagian peran masing-masing pelaku sangat jelas dan tegas.
Misalnya, tugas tersangka Dukut, warga Ngledok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, ini adalah menyurvei atau mengamati sasaran dan jalan pelarian. Tersangka Asep merekrut pelaku lain, tersangka Ndu sebagai penyedia senpi, sedangkan tersangka Warso dan Yayat alias Nanang bertugas mengambil perhiasan emas di dalam toko sasaran.
“Mereka mulai survei sekitar 19 Mei. Lalu Dukut memberi penjelasan atau semacam presentasi ke pelaku lain. Tiga kali survei dengan pelaku lain secara bergantian sampai yakin lalu eksekusi. Dari keterangan, mereka menyatakan setiap aksi tidak boleh lebih dari lima menit dan itu mereka terapkan,” ujar AKP Hasran.
Sayangnya, saat di Pasar Banu ternyata ada toko ketiga sebenarnya bukan sasaran yang turut digasak. Waktu mereka semakin molor menjadi 10 menit. Bahkan, mereka sempat saling caci maki karena tidak disiplin waktu.
“Setelah aksi di Ponorogo, mereka lari. Dengan mengerahkan tim IT, Dukut kami bekuk. Lalu Asep tertangkap di Cimahi. Tiga yang lain lari, mungkin ke luar Jawa. Senpi yang kami duga rakitan dan ternyata disewa Rp20 juta per pistol per eksekusi, setelah aksi di Ponorogo dibawa kabur DPO Ndu,” ujar AKP Hasran.
Dikatakannya, kawanan ini beraksi menggasak toko emas perhiasan di empat lokasi di Jatim, yaitu dua di Pacitan, satu di Ponorogo, dan satu di Trenggalek. Hasil perampokan dibawa Asep menuju Jakarta untuk diserahkan ke seorang penadah telah dikantongi namanya oleh polisi. Penadah ini yang diketahui memberikan uang kepada kawanan ini.
Reka adegan kemarin sempat menjadi perhatian warga. Beberapa orang sempat melampiaskan kekesalan dengan berusaha memukul Dukut saat dibawa menuju mobil polisi. Beruntung polisi sigap dan langsung mengamankan Dukut dari amukan massa.
Dili eyato
Hal ini terungkap saat jajaran Satreskrim Polres Ponorogo menggelar reka ulang perampokan yang meresahkan warga tersebut kemarin. Dalam reka ulang atau rekonstruksi yang dipimpin langsung Kapolres Ponorogo AKBP Ricky Purnama ini diperagakan 25 rangkaian adegan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan perampokan, sampai adegan pelarian para pelaku.
“Kami berupaya memperjelas keterangan dari para tersangka perampokan ini dengan peragaan (perampokan). Terlihat tadi siapa (tersangka) yang berbuat apa. Peran mereka lebih terang. Ini memudahkan penyidik dalam menyusun berkas dan laporannya secara akurat terkait kronologi dan peran masing-masing pelaku,” ungkap AKBP Rikcy Purnama.
Reka ulang adegan perampokan diperankan para personel Satreskrim Polres Ponorogo berdasarkan keterangan dua orang tersangka, Dukut Wahono dan Asep. Namun hanya tersangka Dukut yang dihadirkan dalam reka ulang itu. Sebab tersangka Asep masih menjalani penyidikan di Polres Cimahi, sedangkan tiga pelaku lain buron.
Adegan reka ulang tersebut menggambarkan proses perencanaan oleh tersangka Dukut, Asep, Yayat, Warso, dan Ndu. Dalam adegan perampokan digambarkan para pelaku terlibat langsung dalam eksekusi tersebut, kecuali Dukut.
“Tersangka Dukut ini adalah aktor intelektual dalam perampokan ini. Dia ini yang merencanakan, mengajak, membuat gambaran situasi, menentukan sasaran, sampai menyusun jalur pelarian. Semua terencana sangat rapi, termasuk ada pelaku lain seperti penadah yang terus kami kejar,” ujar AKBP Ricky.
Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Hasran menambahkan, dari reka adegan dan keterangan dalam penyidikan, jelas terungkap bahwa perampokan telah direncanakan matang. Ini terlihat dari pembagian peran masing-masing pelaku sangat jelas dan tegas.
Misalnya, tugas tersangka Dukut, warga Ngledok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, ini adalah menyurvei atau mengamati sasaran dan jalan pelarian. Tersangka Asep merekrut pelaku lain, tersangka Ndu sebagai penyedia senpi, sedangkan tersangka Warso dan Yayat alias Nanang bertugas mengambil perhiasan emas di dalam toko sasaran.
“Mereka mulai survei sekitar 19 Mei. Lalu Dukut memberi penjelasan atau semacam presentasi ke pelaku lain. Tiga kali survei dengan pelaku lain secara bergantian sampai yakin lalu eksekusi. Dari keterangan, mereka menyatakan setiap aksi tidak boleh lebih dari lima menit dan itu mereka terapkan,” ujar AKP Hasran.
Sayangnya, saat di Pasar Banu ternyata ada toko ketiga sebenarnya bukan sasaran yang turut digasak. Waktu mereka semakin molor menjadi 10 menit. Bahkan, mereka sempat saling caci maki karena tidak disiplin waktu.
“Setelah aksi di Ponorogo, mereka lari. Dengan mengerahkan tim IT, Dukut kami bekuk. Lalu Asep tertangkap di Cimahi. Tiga yang lain lari, mungkin ke luar Jawa. Senpi yang kami duga rakitan dan ternyata disewa Rp20 juta per pistol per eksekusi, setelah aksi di Ponorogo dibawa kabur DPO Ndu,” ujar AKP Hasran.
Dikatakannya, kawanan ini beraksi menggasak toko emas perhiasan di empat lokasi di Jatim, yaitu dua di Pacitan, satu di Ponorogo, dan satu di Trenggalek. Hasil perampokan dibawa Asep menuju Jakarta untuk diserahkan ke seorang penadah telah dikantongi namanya oleh polisi. Penadah ini yang diketahui memberikan uang kepada kawanan ini.
Reka adegan kemarin sempat menjadi perhatian warga. Beberapa orang sempat melampiaskan kekesalan dengan berusaha memukul Dukut saat dibawa menuju mobil polisi. Beruntung polisi sigap dan langsung mengamankan Dukut dari amukan massa.
Dili eyato
(ftr)