Kemarau Panjang, Ribuan Warga Purwakarta Salat Minta Hujan
A
A
A
PURWAKARTA - Ribuan warga di Kabupaten Purwakarta menggelar salat istisqa di Lapang Sahate, Jalan KK Singawinata, Kelurahan Negri Tengah, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta.
Salat memohon turunnya hujan itu dilakukan menyusul kemarau panjang yang melanda kawasan ini, hingga menyebabkan kekeringan yang cukup parah, terutama di beberapa daerah di Jawa Barat.
Kegiatan tersebut digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta bersama Pemkab Purwakarta. Jamaah salat istisqa berasal dari sejumlah elemen masyarakat, seperti ulama, santri, pelajar SMP-SMA, mahasiswa, PNS, anggota TNI/Polri dan masyarakat.
Di tengah terik matahari yang menyengat, salat istisqa dilakukan dengan sangat khusuk. Salat meminta hujan ini digelar pukul 13.00 WIB, dipimpin langsung oleh Ketua MUI Purwakarta Abun Bunyamin.
Setelah salat sunah digelar, para jamaah bersama-sama membacakan doa dengan harapan hujan segera turun. Dalam doanya, para jamaah diminta memohon ampun kepada Sang Pencipta atas semua dosa-dosanya.
"Kemarau sudah terjadi lebih dari enam bulan. Dampaknya terjadi kekeringan di beberapa daerah. Tidak hanya warga Purwakarta, di daerah lain di Jawa Barat juga mengalami kekeringan," kata Abun Bunyamin, Kamis (3/9/2015).
Ditambahkan dia, dalam salat itu, seluruh warga Kabupaten Purwakarta berdoa sungguh-sungguh agar Allah menurunkan hujan, dan kekeringan yang selama ini dialami warga bisa segera berakhir.
Tidak hanya hanya di Lapangan Sahate, salat minta hujan ini serentak digelar di sejumlah kelurahan/desa di beberapa kecamatan di Purwakarta. Seperti di Kecamatan Sukatani, dan Kiarapedes.
Sementara itu, Iyus (32), salah satu jamaah mengakui, kemarau yang terjadi tahun ini memang cukup ekstrim. Beberapa daerah subur di Purwakarta juga mulai kesulitan air. Apalagi, daerah tersebut merupakan langganan kekeringan.
"Ktu, kekeringan menyebabkan sejumlah areal pertanian mengalami gagal panen atau puso. Kami berdoa mudah-mudahan kemarau segera berakhir dan segera turun hujan," pungkasnya.
Salat memohon turunnya hujan itu dilakukan menyusul kemarau panjang yang melanda kawasan ini, hingga menyebabkan kekeringan yang cukup parah, terutama di beberapa daerah di Jawa Barat.
Kegiatan tersebut digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) Purwakarta bersama Pemkab Purwakarta. Jamaah salat istisqa berasal dari sejumlah elemen masyarakat, seperti ulama, santri, pelajar SMP-SMA, mahasiswa, PNS, anggota TNI/Polri dan masyarakat.
Di tengah terik matahari yang menyengat, salat istisqa dilakukan dengan sangat khusuk. Salat meminta hujan ini digelar pukul 13.00 WIB, dipimpin langsung oleh Ketua MUI Purwakarta Abun Bunyamin.
Setelah salat sunah digelar, para jamaah bersama-sama membacakan doa dengan harapan hujan segera turun. Dalam doanya, para jamaah diminta memohon ampun kepada Sang Pencipta atas semua dosa-dosanya.
"Kemarau sudah terjadi lebih dari enam bulan. Dampaknya terjadi kekeringan di beberapa daerah. Tidak hanya warga Purwakarta, di daerah lain di Jawa Barat juga mengalami kekeringan," kata Abun Bunyamin, Kamis (3/9/2015).
Ditambahkan dia, dalam salat itu, seluruh warga Kabupaten Purwakarta berdoa sungguh-sungguh agar Allah menurunkan hujan, dan kekeringan yang selama ini dialami warga bisa segera berakhir.
Tidak hanya hanya di Lapangan Sahate, salat minta hujan ini serentak digelar di sejumlah kelurahan/desa di beberapa kecamatan di Purwakarta. Seperti di Kecamatan Sukatani, dan Kiarapedes.
Sementara itu, Iyus (32), salah satu jamaah mengakui, kemarau yang terjadi tahun ini memang cukup ekstrim. Beberapa daerah subur di Purwakarta juga mulai kesulitan air. Apalagi, daerah tersebut merupakan langganan kekeringan.
"Ktu, kekeringan menyebabkan sejumlah areal pertanian mengalami gagal panen atau puso. Kami berdoa mudah-mudahan kemarau segera berakhir dan segera turun hujan," pungkasnya.
(san)