Bank Jatim Ingin Tingkatkan Pembeli Obligasi MNC Securities

Bank Jatim Ingin Tingkatkan Pembeli Obligasi MNC Securities
A
A
A
SURABAYA - Bank Jatim bakal melakukan aksi peningkatan pembelian obligasi melalui MNC Securities. Bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim ini berharap ada sistem sinergi yang saling menguntungkan. Saat ini pembelian obligasi yang dilakukan Bank Jatim melalui MNC Securities sudah mencapai Rp10 miliar.
Pembelian ini rencananya ditingkatkan, tetapi Bank Jatim masih mengkaji apakah pembelian yang dilakukan selama ini saling menguntungkan. Jika saling menguntungkan, kerja sama bisa ditingkatkan lebih besar. ”Pembelian obligasi melalui MNC Securities yang kami lakukan memang belum besar, hanya Rp10 miliar.
Tetapi kami akan meningkatkan pembelian itu, yang penting saling menguntungkan,” kata Direktur Operasional Bank Jatim Rudie Hardiono setelah menerima rombongan dari MNC Securities di Bank Jatim kemarin. Rudi mengatakan, Bank Jatim telah terkoneksi dengan MNC Securities. Koneksitas ini dilakukan dalam pembelian obligasi. Sinergi ini diharapkan mampu mendongkrak pendapatan dari Bank Jatim.
Meski demikian, Bank Jatim terus meningkatkan pendapatan dari sisi lain, seperti mengembangkan produk-produk terbaru, di antaranya Si Umik. Selain itu, kerja sama dengan asosiasi Bank Daerah di Indonesia juga ditingkatkan serta berencana mengeluarkan produk baru pada Oktober mendatang yang diberi nama Jatim Prioritas. Strategi lain yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan adalah, meningkatkan kerja sama dengan UKM (usaha kecil menengah).
Sebab, UKM telah menjadi pemutar roda perekonomian yang ada di Jatim. “Saat ini yang masih menjadi andalan adalah produk Si Umik,” papar dia. Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim Suroso mengatakan, program Si Umik menjadi program khusus. Ke depan image Bank Jatim sebagai bank yang menampung dana PNS dan pemerintah daerah se-Jatim dalam waktu dekat bakal melakukan perombakan menjadi bank umum.
Hal ini dilakukan agar bank milik pemerintah daerah ini bisa dinikmati masyarakat secara luas. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yakni dengan meluncurkan program Si Umik (Surat Izin Usaha Mikro Kecil). Terobosan ini merupakan salah satu strategi dan manuver direksi Bank Jatim untuk menjaring nasabah umum di luar PNS dan pemda di 38 kabupaten/kota se-Jatim serta penerima kredit.
”Kami mencoba mengubah image Bank Jatim supaya bisa merangkul masyarakat lebih luas. Bank Jatim akan menjadi bank umum seperti bank-bank swasta lainnya. Dengan menghimpun dana langsung dari masyarakat, dana itu tetap untuk rakyat Jatim sendiri,” katanya. Dengan total aset sekitar Rp40 triliun, Soeroso yakin SI Umik bisa diterima dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Sebelumnya Bank Jatim sudah menghimpun dana masyarakat, tetapi tidak semua masyarakat mengetahuinya. “Kalau lewat Si Umik, kemungkinan bisa diterima karena nasabah akan dikasih kartu ATM yang berfungsi ganda, yakni sebagai ATM dan di baliknya ada nomor SIUPP untuk usaha. Jadi nasabah yang mau cari utang enggak perlu ribet lagi.
Tinggal tunjukan ATM-nya, langsung bisa. Jadi kartu selain untuk menabung juga bisa utang,” paparnya. Untuk target awal, ungkap Suroso, Bank Jatim akan membidik 3.000 nasabah dari 3,8 juta penduduk di Jatim, dengan asumsi per orang menabung Rp500.000 per bulan. “Saya rasa 3.000 nasabah sudah cukup bagus,” kata dia. Sementara itu, President Director PT MNC Securites Susy Meilina yang berkunjung ke Kantor Bank Jatim di Surabaya berharap ada kerja sama yang saling menguntungkan antara MNC Securities dengan Bank Jatim. Sinergi yang sudah dibangun ini bisa berkembang dengan baik.
“Kalau kerja sama pastinya saling menguntungkan, Securities merupakan perusahaan yang didirikan pertama oleh Pak Hary (Hary Tanoesoedibjo, CEO MNC Group), kami serius mengembangkan bisnis ini,” katanya di depan pejabat Bank Jatim. Apalagi, MNC Securities ini didukung dengan MNC Group yang di dalamnya ada media, properti, dan bank. MNC Group juga memiliki sekitar 35.000 karyawan. Kondisi tersebut sangat menguntungkan. “Kita ingin jadi tuan rumah di rumah kita sendiri,” ungkap Susy.
Arief Ardliyanto
Pembelian ini rencananya ditingkatkan, tetapi Bank Jatim masih mengkaji apakah pembelian yang dilakukan selama ini saling menguntungkan. Jika saling menguntungkan, kerja sama bisa ditingkatkan lebih besar. ”Pembelian obligasi melalui MNC Securities yang kami lakukan memang belum besar, hanya Rp10 miliar.
Tetapi kami akan meningkatkan pembelian itu, yang penting saling menguntungkan,” kata Direktur Operasional Bank Jatim Rudie Hardiono setelah menerima rombongan dari MNC Securities di Bank Jatim kemarin. Rudi mengatakan, Bank Jatim telah terkoneksi dengan MNC Securities. Koneksitas ini dilakukan dalam pembelian obligasi. Sinergi ini diharapkan mampu mendongkrak pendapatan dari Bank Jatim.
Meski demikian, Bank Jatim terus meningkatkan pendapatan dari sisi lain, seperti mengembangkan produk-produk terbaru, di antaranya Si Umik. Selain itu, kerja sama dengan asosiasi Bank Daerah di Indonesia juga ditingkatkan serta berencana mengeluarkan produk baru pada Oktober mendatang yang diberi nama Jatim Prioritas. Strategi lain yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan adalah, meningkatkan kerja sama dengan UKM (usaha kecil menengah).
Sebab, UKM telah menjadi pemutar roda perekonomian yang ada di Jatim. “Saat ini yang masih menjadi andalan adalah produk Si Umik,” papar dia. Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim Suroso mengatakan, program Si Umik menjadi program khusus. Ke depan image Bank Jatim sebagai bank yang menampung dana PNS dan pemerintah daerah se-Jatim dalam waktu dekat bakal melakukan perombakan menjadi bank umum.
Hal ini dilakukan agar bank milik pemerintah daerah ini bisa dinikmati masyarakat secara luas. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yakni dengan meluncurkan program Si Umik (Surat Izin Usaha Mikro Kecil). Terobosan ini merupakan salah satu strategi dan manuver direksi Bank Jatim untuk menjaring nasabah umum di luar PNS dan pemda di 38 kabupaten/kota se-Jatim serta penerima kredit.
”Kami mencoba mengubah image Bank Jatim supaya bisa merangkul masyarakat lebih luas. Bank Jatim akan menjadi bank umum seperti bank-bank swasta lainnya. Dengan menghimpun dana langsung dari masyarakat, dana itu tetap untuk rakyat Jatim sendiri,” katanya. Dengan total aset sekitar Rp40 triliun, Soeroso yakin SI Umik bisa diterima dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Sebelumnya Bank Jatim sudah menghimpun dana masyarakat, tetapi tidak semua masyarakat mengetahuinya. “Kalau lewat Si Umik, kemungkinan bisa diterima karena nasabah akan dikasih kartu ATM yang berfungsi ganda, yakni sebagai ATM dan di baliknya ada nomor SIUPP untuk usaha. Jadi nasabah yang mau cari utang enggak perlu ribet lagi.
Tinggal tunjukan ATM-nya, langsung bisa. Jadi kartu selain untuk menabung juga bisa utang,” paparnya. Untuk target awal, ungkap Suroso, Bank Jatim akan membidik 3.000 nasabah dari 3,8 juta penduduk di Jatim, dengan asumsi per orang menabung Rp500.000 per bulan. “Saya rasa 3.000 nasabah sudah cukup bagus,” kata dia. Sementara itu, President Director PT MNC Securites Susy Meilina yang berkunjung ke Kantor Bank Jatim di Surabaya berharap ada kerja sama yang saling menguntungkan antara MNC Securities dengan Bank Jatim. Sinergi yang sudah dibangun ini bisa berkembang dengan baik.
“Kalau kerja sama pastinya saling menguntungkan, Securities merupakan perusahaan yang didirikan pertama oleh Pak Hary (Hary Tanoesoedibjo, CEO MNC Group), kami serius mengembangkan bisnis ini,” katanya di depan pejabat Bank Jatim. Apalagi, MNC Securities ini didukung dengan MNC Group yang di dalamnya ada media, properti, dan bank. MNC Group juga memiliki sekitar 35.000 karyawan. Kondisi tersebut sangat menguntungkan. “Kita ingin jadi tuan rumah di rumah kita sendiri,” ungkap Susy.
Arief Ardliyanto
(bbg)