Kewalahan Hadapi Asap
A
A
A
PALEMBANG - Memasuki pekan terakhir Agus tus kabut asap kian pekat dan mulai meng gangu penerbangan dan mengancam ke sehatan warga.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya hadapi kebakaran hutan dan la han. Namun target Sumsel zero asap tidak tercapai. Gubernur Sumsel Alex Noerdin menyatakan, pihaknya telah berusaha maksimal untuk meminimalisasi asap di Sumsel. Bahkan untuk tahun ini telah dicanangkan Sumsel zero asap.
“Harusnya Sumsel zero asap tahun ini. Tapi ru panya muncul asap lagi. Padahal kami sudah berusaha maksimal. Bahkan semua instansi yang ada di Sumsel dikerahkan untuk meminimalisir munculnya kabut asap. Tapi tetap saja tidak bisa dihindari,” ujarnya di Griya Agung Palembang, kemarin.
Alex mengaku, kendati telah dikeluarkan maklumat, namun masyarakat tetap saja membakar lahan dan hutan. Sejak awal pihak nya juga telah mengeluarkan status siaga daruratdan upaya seperti water boombing padamkan api terus dilakukan.“Harus bagaimana lagi?Gambut terbakar. Ka mi sudah berupaya habis-habis an. Target zeroasap itu kan hanya angka kongkret dan kami sudah berusaha untuk menuju ke sana. Tapi tetap saja tak tercapai,”sebutnya.
Sebagai langkah preventif terhadap kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel ke marin membagikan 15.000 masker kepada masyarakat di 4 titik strategis di Kota Palembang. Yakni di simpang RK Charitas, simpang Polda, Kamboja, dan di sekitar Pemprov Sumsel. “Sebagai antisipasi kabut asap meluas, kami bersama mahasiswa turun kejalan membagikan masker kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini.
Disamping membagikan masker, Dinkes juga memberikan penyuluhan terkait dampak kabut asap. Dinkes juga mengimbau masyarakat menggunakan masker, tidak membakar sampah sembarang dan seminimal mungkin tidak keluar rumah pada pagi, sore dan malam hari. “Kalau mau ke luar, gunakanlah masker guna menghindari penyakit ISPA. Soal jumlah pen derita ISPA, dapat ber koordinasi langsung dengan di nas kesehatan Kota Palembang,”katanya.
Sementara itu berdasarkan pantauan, Kota Palembang mulai diselimuti asap tebal sejak beberapa hari terakhir. Asap dari kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Sumsel tersebut terlihat sangat pekat pada pagi, sore dan malam hari. Jarak pandang semakin pendek, beberapa penerbangan di Bandara Internasional SMB II Palembang kemarin mengalami perubahan jadwal (delay) bahkan mengalihkan pendaratan (divert).
General Manager (GM) Angkasa Pura II Bandara Internasional SMB II Palembang Iskandar Hamid menegaskan delay maupun divert lebih disebabkan faktor buruknya cuaca di kawasan bandara karena diselimuti kabut asap. “Jarak pandang di bandara mulai berkurang akibat kabut asap. Pagi ini (kemarin) ada beberapa maskapai yang delay dan divert karena terhalau kabut asap,” ujar Iskandar, kemarin.
Delay maupun divert dialami Garuda Indonesia tujuan Jakarta danBatam,Citilink tujuan Batam danJa karta, Batik Air dari Jakarta, Nam Air rute Palembang-Pangkal Pinang, dan Xpressair nomor penerbangan XN714 tuju an Bandung.
Menurut sumber dibandara, sempat terjadi kericuhan di ruang tunggu penumpang terkait perubahan jadwal terse but. “Pagi tadi (kemarin) delay sampai pukul 10.00WIB sampai cuaca benar-benar baik,”ucapnya. Penerbangan kembali normal setelah otoritas bandara mendapat kan rekomendasi dari BMKG terkait jarak pandang.
Udara Mendekati Tidak Sehat
BLH Kota Palembang menyatakan kualitas udara kemarin mendekati tidak sehat karena asap yang kian tebal menyelimuti. Kabid Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Limbah BLH Kota Palembang Heni Kurniawati mengatakan, kabut asap yang melanda Kota Palembang sejak beberapa pekan terakhir bersifat fluktuatif, namun sejak empat hari terakhir ada kecenderungan meningkat.
“Penilaiannya berdasarkan indeks standar pencemar udara (ISPU), ternyata hari ini men dekati tidak sehat yakni men capai 95,05 atau naik dari hari sebelumnya yakni 56,85,” ujar Heni kemarin. Berdasarkan standar, udara baik maka ISPU mulai dari 0-50, sedang dari 51-100, tidak sehat 101-199, 200-299 sangat tidak sehat dan 300 lebih kategori berbahaya.
Untuk Kota Palembang,jelas Heni, berdasarkan pemerik saan kemarin ISPU meningkat hingga mendekati kategori tidak sehat. Beberapa hari sebelumnya seperti hari Minggu (23/8) 53,3, Senin meningkat 54,1 dan selasa 56,85. Namun kemarin meningkat cukup tinggi hingga 95,05. Peningkatan ini, sambung Heni akibat pekatnya kabut asap, dimana ISPU Pm10 (partikulat) masuk kategori tinggi.
“Dalam peng ukur an kondisi asap ternyata ka darPm10- nya cukup dominan. Me ski masih kategori sedang namun sudah mendekati tidak sehat. Padahal 2 minggu lalu kita cek masih ada kondisi baik,” tandasnya.
Menurut Heni, pihaknya hanya menganjurkan warga untuk menggunakan masker terutama bagi pengendara roda dua. Jika da lam beberapa hari kondisi kabut asapnya kian pekat maka pihak nya siap membagikan masker. “Kita ada rencana, besok (hari ini) akan membagikan masker sebanyak 2.000-3.000 masker,namun sementara kita lihat saja perkem - bangan udara ini,” ujar Heni.
Terpisah, Kepala Dinkes Kota Palembang Anton Suwindro mengatakan tidak salahnya masyarakat menggunakan masker sebagai pelindung pernapasan. Mes kipun menurutnya kabut asap yang terjadi belum kategori membahayakan kesehatan,tidak sa lah nya melindungi diri. “Dengan musim kemarau dan banyak debu ditambah dengan kabut asap tentu rentan penyakit ISPA dan war ga harus mem persiapkan diri,” katanya.
Selain sangat rentan menyebabkan masyarakat terserang ISPA, kondisi udara seperti ini juga sangat mudah menumbuhkan kuman penyebab penyakit Tuberculosis (TBC). “Dengan kondisi udara kurang baik bisa rentan penyakit TBC. kuman tersebut sangat mudah tersebar melalui udara seperti ini,” jelasnya.
Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) dr Afrimelda menambahkan sejumlah penyakit yang diakibatkan kondisi buruk udara saat ini, memang seharusnya dihindari masyarakat secara keseluruhan.
“Hanya saja, untuk empat golongan yang lebih rentan terserang penyakit antisipasi yang dilakukan harus lebih maksimal. Keempat golongan ter sebut, yakni bayi dan balita, ibu hamil, anak usia SD, serta orang lanjut usia (lansia),” tukasnya.
Darfian jaya suprana/ Sierra syailendra
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya hadapi kebakaran hutan dan la han. Namun target Sumsel zero asap tidak tercapai. Gubernur Sumsel Alex Noerdin menyatakan, pihaknya telah berusaha maksimal untuk meminimalisasi asap di Sumsel. Bahkan untuk tahun ini telah dicanangkan Sumsel zero asap.
“Harusnya Sumsel zero asap tahun ini. Tapi ru panya muncul asap lagi. Padahal kami sudah berusaha maksimal. Bahkan semua instansi yang ada di Sumsel dikerahkan untuk meminimalisir munculnya kabut asap. Tapi tetap saja tidak bisa dihindari,” ujarnya di Griya Agung Palembang, kemarin.
Alex mengaku, kendati telah dikeluarkan maklumat, namun masyarakat tetap saja membakar lahan dan hutan. Sejak awal pihak nya juga telah mengeluarkan status siaga daruratdan upaya seperti water boombing padamkan api terus dilakukan.“Harus bagaimana lagi?Gambut terbakar. Ka mi sudah berupaya habis-habis an. Target zeroasap itu kan hanya angka kongkret dan kami sudah berusaha untuk menuju ke sana. Tapi tetap saja tak tercapai,”sebutnya.
Sebagai langkah preventif terhadap kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel ke marin membagikan 15.000 masker kepada masyarakat di 4 titik strategis di Kota Palembang. Yakni di simpang RK Charitas, simpang Polda, Kamboja, dan di sekitar Pemprov Sumsel. “Sebagai antisipasi kabut asap meluas, kami bersama mahasiswa turun kejalan membagikan masker kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini.
Disamping membagikan masker, Dinkes juga memberikan penyuluhan terkait dampak kabut asap. Dinkes juga mengimbau masyarakat menggunakan masker, tidak membakar sampah sembarang dan seminimal mungkin tidak keluar rumah pada pagi, sore dan malam hari. “Kalau mau ke luar, gunakanlah masker guna menghindari penyakit ISPA. Soal jumlah pen derita ISPA, dapat ber koordinasi langsung dengan di nas kesehatan Kota Palembang,”katanya.
Sementara itu berdasarkan pantauan, Kota Palembang mulai diselimuti asap tebal sejak beberapa hari terakhir. Asap dari kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Sumsel tersebut terlihat sangat pekat pada pagi, sore dan malam hari. Jarak pandang semakin pendek, beberapa penerbangan di Bandara Internasional SMB II Palembang kemarin mengalami perubahan jadwal (delay) bahkan mengalihkan pendaratan (divert).
General Manager (GM) Angkasa Pura II Bandara Internasional SMB II Palembang Iskandar Hamid menegaskan delay maupun divert lebih disebabkan faktor buruknya cuaca di kawasan bandara karena diselimuti kabut asap. “Jarak pandang di bandara mulai berkurang akibat kabut asap. Pagi ini (kemarin) ada beberapa maskapai yang delay dan divert karena terhalau kabut asap,” ujar Iskandar, kemarin.
Delay maupun divert dialami Garuda Indonesia tujuan Jakarta danBatam,Citilink tujuan Batam danJa karta, Batik Air dari Jakarta, Nam Air rute Palembang-Pangkal Pinang, dan Xpressair nomor penerbangan XN714 tuju an Bandung.
Menurut sumber dibandara, sempat terjadi kericuhan di ruang tunggu penumpang terkait perubahan jadwal terse but. “Pagi tadi (kemarin) delay sampai pukul 10.00WIB sampai cuaca benar-benar baik,”ucapnya. Penerbangan kembali normal setelah otoritas bandara mendapat kan rekomendasi dari BMKG terkait jarak pandang.
Udara Mendekati Tidak Sehat
BLH Kota Palembang menyatakan kualitas udara kemarin mendekati tidak sehat karena asap yang kian tebal menyelimuti. Kabid Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Limbah BLH Kota Palembang Heni Kurniawati mengatakan, kabut asap yang melanda Kota Palembang sejak beberapa pekan terakhir bersifat fluktuatif, namun sejak empat hari terakhir ada kecenderungan meningkat.
“Penilaiannya berdasarkan indeks standar pencemar udara (ISPU), ternyata hari ini men dekati tidak sehat yakni men capai 95,05 atau naik dari hari sebelumnya yakni 56,85,” ujar Heni kemarin. Berdasarkan standar, udara baik maka ISPU mulai dari 0-50, sedang dari 51-100, tidak sehat 101-199, 200-299 sangat tidak sehat dan 300 lebih kategori berbahaya.
Untuk Kota Palembang,jelas Heni, berdasarkan pemerik saan kemarin ISPU meningkat hingga mendekati kategori tidak sehat. Beberapa hari sebelumnya seperti hari Minggu (23/8) 53,3, Senin meningkat 54,1 dan selasa 56,85. Namun kemarin meningkat cukup tinggi hingga 95,05. Peningkatan ini, sambung Heni akibat pekatnya kabut asap, dimana ISPU Pm10 (partikulat) masuk kategori tinggi.
“Dalam peng ukur an kondisi asap ternyata ka darPm10- nya cukup dominan. Me ski masih kategori sedang namun sudah mendekati tidak sehat. Padahal 2 minggu lalu kita cek masih ada kondisi baik,” tandasnya.
Menurut Heni, pihaknya hanya menganjurkan warga untuk menggunakan masker terutama bagi pengendara roda dua. Jika da lam beberapa hari kondisi kabut asapnya kian pekat maka pihak nya siap membagikan masker. “Kita ada rencana, besok (hari ini) akan membagikan masker sebanyak 2.000-3.000 masker,namun sementara kita lihat saja perkem - bangan udara ini,” ujar Heni.
Terpisah, Kepala Dinkes Kota Palembang Anton Suwindro mengatakan tidak salahnya masyarakat menggunakan masker sebagai pelindung pernapasan. Mes kipun menurutnya kabut asap yang terjadi belum kategori membahayakan kesehatan,tidak sa lah nya melindungi diri. “Dengan musim kemarau dan banyak debu ditambah dengan kabut asap tentu rentan penyakit ISPA dan war ga harus mem persiapkan diri,” katanya.
Selain sangat rentan menyebabkan masyarakat terserang ISPA, kondisi udara seperti ini juga sangat mudah menumbuhkan kuman penyebab penyakit Tuberculosis (TBC). “Dengan kondisi udara kurang baik bisa rentan penyakit TBC. kuman tersebut sangat mudah tersebar melalui udara seperti ini,” jelasnya.
Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) dr Afrimelda menambahkan sejumlah penyakit yang diakibatkan kondisi buruk udara saat ini, memang seharusnya dihindari masyarakat secara keseluruhan.
“Hanya saja, untuk empat golongan yang lebih rentan terserang penyakit antisipasi yang dilakukan harus lebih maksimal. Keempat golongan ter sebut, yakni bayi dan balita, ibu hamil, anak usia SD, serta orang lanjut usia (lansia),” tukasnya.
Darfian jaya suprana/ Sierra syailendra
(bbg)