Game Matematika Ajarkan Anak Cepat Berhitung
A
A
A
Banyak anak lamban dalam berhitung baik penambahan, pengurangan, maupun pembagian. Kondisi ini memantik perhatian Shen Mei, mahasiswa Program Studi Multimedia, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya (Ubaya), untuk membuat terobosan. Gadis 22 berusia tahun ini akhirnya membuat game cepat berhitung berbasis android dengan menggunakan andengine .
”Game ini berawal dari seringnya saya menemui orang yang lamban dalam menghitung. Hal itu membuat saya tergugah untuk membuat inovasi,” tutur Shen Mei di Ubaya, Tenggilis, kemarin. Dari aplikasinya, Shen Mei berharap kinerja otak si pemain game bisa maksimal.
Berdasarkan survei yang dilakukan Zenius terhadap 1.340 pelajar di Indonesia, matematika menepati posisi ke-3 sebagai pelajaran yang tidak disukai siswa (Rofalina, 2015). Padahal, untuk mengatasi ketidakmampuan berhitung, bisa dengan cara belajar deliberate practice, yaitu cara belajar dengan cara latihan terusmenerus. Alumni SMA 3 Petra Surabaya ini sudah memiliki ide sejak September 2014, tetapi belum dimatangkan.
Baru pada Desember 2014, dia wujudkan dan tuntaskan pada Mei 2015 ini. Tugas akhir ini yang membuat sulung dari tiga saudara ini tinggal menunggu wisuda yang dijadwalkan September mendatang. ”Yang sulit adalah bikin program dan menyusun urut-urutan game . Masalah lain sering erornya program itu sendiri secara bergantian. Karena ketelatenan, kesabaran akhirnya selesai,” ucapnya.
Kesulitan lain yang sempat dihadapi adalah proses pembuatan gambar manual untuk menentukan karakter. Namun, semua masalah terlewatkan. Putri pasangan Wong Wing Sang dan Tio Ai Giok ini lantas bisa menelurkan aplikasi game. Permainan berkarakter anak kecil ini dia beri nama Nig. Karakter Nig harus menghadapi alien sebagai musuh.
Nig memiliki tugas mempertahankan planet X92 agar tidak dikuasai alien. Untuk dapat menembak alien, pemain harus menghitung soal yang muncul di layar seperti contoh soal ? + 7 = 16 dan terdapat 3 pilihan jawaban. Kecepatan dan ketepatan dalam menghitung sangat berpengaruh. Jika jawaban salah, alien akan semakin mendekat lebih cepat dan akhirnya membuat Nig kalah, mati alias game over.
”Selama pengerjaan, kendala yang dihadapi saat pembuatan koding dan mencari tahu beberapa fitur yang tidak diketahui, jika tanpa kendala karya ini bisa rampung selama tiga bulan,” tutur Shen. Shen Mei menginginkan game cepat hitung bisa dinikmati untuk anak-anak SD minimal kelas 3. Shen membuat karakter serta game yang memiliki ciri khas tersendiri.
Ada lima tipe (level) permainan. Coldy yang menuntut pemain game membekukan musuh, bom bot yang mengharuskan pemain menembak semua musuh), gold man mengharuskan pemain mengubah musuh jadi emas, profesor yang menyediakan aplikasi bantuan jawab, serta dorr yang menggi-ring pemain menembak semua alien. ”Ada fitur 1 dan 2 player .
Bisa beradu cepat antardua anak pada satu game di satu tablet,” katanya. Shen mengaku sudah mengujicobakan aplikasinya pada murid-murid Sekolah Minggu di Gereja Kristen Abdiel Elyon, Jalan Pregolan. ”Banyak anak yang suka aplikasi ini,” ucapnya. Karya yang dibimbing Andre dan Lisana SKom ini masih membutuhkan karakter- karakter baru yang akan menjadikan game ini lebih menarik.
”Harapan saya, setelah disempurnakan nantinya dalam penambahan karakter, game ini dapat dinikmati pengguna Android maupun iOS. Secara teknis karya game cepat hitung ini sudah bagus dan edukatif, sudah menerapkan teori yang diajarkan di Ubaya”, tutur Lisana selaku pembimbing.
Soeprayitno
Surabaya
”Game ini berawal dari seringnya saya menemui orang yang lamban dalam menghitung. Hal itu membuat saya tergugah untuk membuat inovasi,” tutur Shen Mei di Ubaya, Tenggilis, kemarin. Dari aplikasinya, Shen Mei berharap kinerja otak si pemain game bisa maksimal.
Berdasarkan survei yang dilakukan Zenius terhadap 1.340 pelajar di Indonesia, matematika menepati posisi ke-3 sebagai pelajaran yang tidak disukai siswa (Rofalina, 2015). Padahal, untuk mengatasi ketidakmampuan berhitung, bisa dengan cara belajar deliberate practice, yaitu cara belajar dengan cara latihan terusmenerus. Alumni SMA 3 Petra Surabaya ini sudah memiliki ide sejak September 2014, tetapi belum dimatangkan.
Baru pada Desember 2014, dia wujudkan dan tuntaskan pada Mei 2015 ini. Tugas akhir ini yang membuat sulung dari tiga saudara ini tinggal menunggu wisuda yang dijadwalkan September mendatang. ”Yang sulit adalah bikin program dan menyusun urut-urutan game . Masalah lain sering erornya program itu sendiri secara bergantian. Karena ketelatenan, kesabaran akhirnya selesai,” ucapnya.
Kesulitan lain yang sempat dihadapi adalah proses pembuatan gambar manual untuk menentukan karakter. Namun, semua masalah terlewatkan. Putri pasangan Wong Wing Sang dan Tio Ai Giok ini lantas bisa menelurkan aplikasi game. Permainan berkarakter anak kecil ini dia beri nama Nig. Karakter Nig harus menghadapi alien sebagai musuh.
Nig memiliki tugas mempertahankan planet X92 agar tidak dikuasai alien. Untuk dapat menembak alien, pemain harus menghitung soal yang muncul di layar seperti contoh soal ? + 7 = 16 dan terdapat 3 pilihan jawaban. Kecepatan dan ketepatan dalam menghitung sangat berpengaruh. Jika jawaban salah, alien akan semakin mendekat lebih cepat dan akhirnya membuat Nig kalah, mati alias game over.
”Selama pengerjaan, kendala yang dihadapi saat pembuatan koding dan mencari tahu beberapa fitur yang tidak diketahui, jika tanpa kendala karya ini bisa rampung selama tiga bulan,” tutur Shen. Shen Mei menginginkan game cepat hitung bisa dinikmati untuk anak-anak SD minimal kelas 3. Shen membuat karakter serta game yang memiliki ciri khas tersendiri.
Ada lima tipe (level) permainan. Coldy yang menuntut pemain game membekukan musuh, bom bot yang mengharuskan pemain menembak semua musuh), gold man mengharuskan pemain mengubah musuh jadi emas, profesor yang menyediakan aplikasi bantuan jawab, serta dorr yang menggi-ring pemain menembak semua alien. ”Ada fitur 1 dan 2 player .
Bisa beradu cepat antardua anak pada satu game di satu tablet,” katanya. Shen mengaku sudah mengujicobakan aplikasinya pada murid-murid Sekolah Minggu di Gereja Kristen Abdiel Elyon, Jalan Pregolan. ”Banyak anak yang suka aplikasi ini,” ucapnya. Karya yang dibimbing Andre dan Lisana SKom ini masih membutuhkan karakter- karakter baru yang akan menjadikan game ini lebih menarik.
”Harapan saya, setelah disempurnakan nantinya dalam penambahan karakter, game ini dapat dinikmati pengguna Android maupun iOS. Secara teknis karya game cepat hitung ini sudah bagus dan edukatif, sudah menerapkan teori yang diajarkan di Ubaya”, tutur Lisana selaku pembimbing.
Soeprayitno
Surabaya
(bbg)