Akreditasi Institusi A, Bangun Gedung Ikon Kota

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:12 WIB
Akreditasi Institusi...
Akreditasi Institusi A, Bangun Gedung Ikon Kota
A A A
SURABAYA - Talenta kreativitas mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra, pelajar se-Surabaya dan Jawa Timur, maupun masyarakat Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, benarbenar diuji.

Melalui gelaran Petra Parade (PP) 2015, mereka akan terlibat aktif di dalamnya. Ragam acara terangkum dalam PP yang digulirkan sejak 18-21 Agustus. Meski ini tahun keenam sejak acara serupa digelar tahun 2010, namun tetap ada pembeda. Branded Schooling Experience (BSE) adalah salah satu kekinian dari PP tahun ini yang bertema Holistic Growth, Fruitful Life.

BSE yang bisa diartikan cobacoba kuliah ini dikhususkan bagi pelajar SMA di Surabaya dan bahkan Jatim. Siswa diberi kesempatan kuliah sementara dengan tujuan tidak salah pilih fakultas saat kuliah kelak. Karena biasanya, setelah menuntaskan semester pertama kuliah, mahasiswa baru sadar jika yang dipilihnya tidak cocok akan minta pindah fakultas. BSE untuk mengetahui talenta atau bakat mereka.

Di sisi lain, rangkaian PP 2015 juga ada seminar bagi orang tua agar tidak memaksakan kehendak, memaksakan pilihannya untuk anak terkait pendidikan lanjut. Singkatnya, orang tua boleh jadi fasilitator dan bukan diktator. Ketua Panitia PP 2015 Purnama Eza Dora mengatakan, acara ini merangkul masyarakat sekitar, yakni warga dan pelajar di Siwalankerto.

Selain itu, mahasiswa asing peserta summer program juga terlibat di dalamnya. “Yang kami tampilkan di Petra parade ini adalah buah keberadaan kita di tengah masyarakat,” kata dosen desain interior, Fakultas Seni dan Desain ini. Eza Dora merinci kegiatan mulai menyusun puzzle patriotisme bertema Garuda menggunakan biji-bijian berwarna.

Ada jagung, kedelai, kacang, dan lainnya. Ada pula komunitas ibu-ibu menghias tas agar tidak menggunakan tas plastik saat belanja. Ada bazar hasil kreativitas dan rangkaian kegiatan lainnya. Khusus pelajar SMA, ada Graphic Con, yakni seni melukis di tas kain. Lintu Tulistyantoro, pelaksana PP 2015 menyebutkan, pada acara ini akan ada ibuibu Siwalankerto yang mempraktikkan membuat batik jumput sebagaimana pendampingan UK Petra.

Selain itu, produk usaha kecil dan menengah (UKM) lainnya. “Tarian Remo Surabaya akan ditampilkan ratusan siswa SDN Siwalankerto 2 dan 4,” kata Lintu. Salah seorang peserta Graphic Con, Debora Jovita Handoko dari SMA Petra 1 Surabaya, senang bisa ikut melukis tas kain yang menjadi rangkaian PP 2015.

“Saya mengambil tema fantasi pada lukisan saya ini,” kata siswi kelas XI-IPA ini. Selama ini UK Petra terus tumbuh dan besar di tengah masyarakat. Perkembangan ini hingga akhirnya membuat UK Petra mendapat akreditasi A untuk penilaian institusi oleh Badan Akreditasi Nasional- Perguruan Tinggi (BAN-PT) belum lama ini.

“Dari BAN-PT, UK Petra mendapat akreditasi A untuk institusi. Sejak Undang- Undang 12/2012 diberlakukan mengharuskan setiap institusi wajib mengajukan akreditasi institusi setiap lima tahun sekali. Jika tidak, maka (institusi) bisa dicoret. Akreditasi institusi untuk UK Petra adalah A,” kata Rektor UK Petra Prof. Rolly Intan jelang pembukaan PP 2015.

Akreditasi A untuk institusi yang dipimpinnya patut dibanggakan. Rolly menyebut dari 3.200 perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang diakreditasi BAN-PT baru ada 451 lembaga. Akreditasi ini yang membuat UK Petra pada tahun ini menerima 2.441 mahasiswa baru. Jumlah itu terbanyak dibanding tahuntahun sebelumnya yang hanya sekitar 2000an mahasiswa.

“Ini jumlah terbanyak sejak 2003. Mahasiswa baru terbanyak ada pada Fakultas Ekonomi. Untuk prodi yang banyak mahasiswanya ada di Manajemen Bisnis disusul Teknik Sipil,” kata Rolly. Tren positif ini membuat manajemen UK Petra terus menuntaskan pembangunan dua gedung baru di sekitar gedung P yang kini sudah ada. Gedung baru itu dengan spesifikasi 12 dan 10 lantai dilengkapi auditorium berkapasitas 2700 audiens.

“Tahun depan pengerjaan gedung ini ditargetkan selesai. Karena mengedepankan konsep green building oleh Wali Kota Surabaya Bu Tri Rismaharini, gedung ini akan dijadikan salah satu ikon Surabaya. Ini karena dua gedung ini membentuk huruf V. Secara cost , gedung ini 20 persen lebih mahal. Majalah Arsitek Asia mengakui gedung ini, termasuk tingkat kesulitannya dalam pembangunannya,” ujar Rolly.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9473 seconds (0.1#10.140)