BMKG Kenten Masih Beri Peringatan

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:08 WIB
BMKG Kenten Masih Beri Peringatan
BMKG Kenten Masih Beri Peringatan
A A A
PALEMBANG - Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kenten Kelas I memprediksikan, puncak musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober nanti.

Kepala Badan BMKG Kenten Palembang Kelas I M Idham mengatakan, pengaruh elnino yang sudah pada tingkatan menengah (moderat), akan lebih terasa di bagian selatan Indonesia, termasuk Sumsel bagian selatan. Untuk itu, beberapa kota dan kabupaten, misalnya berada di selatan, tengah dan timur, akan terasa lebih kering dibandingkan bagian provinsi sumsel lainnnya.

“Tahun ini, seperti mengulang siklus kering setiap 4-5 tahunan. Kering akan terasa di Sumsel selatan, misalnya OKI, OKU, termasuk Palembang, Banyuasin dan Muba dan OI,” katannya, kemarin. Ia menambahkan, peningka tan suhu pada siang hari mencapai 35 derajat celsius. Kondisi itu sudah bisa dikatakan masuk katagori cuaca ekstrem dan berbahaya bagi potensi peningkatan titik api (hots pot) di sejumlah daerah. BMKG Pusat merilis, 16 daerah yang terkena imbas kekeringan, termasuk enam wilaya yang terparah.

“Elnino juga akan berpengaruh di Sumsel. Kawasan yang dinya takan ekstrem yakni seluruh bagian Jawa Indonesia. Selain itu, di Sumatera, terdapat Sum sel dan Lampung, sedangkan di pulau Kalimantan, yakni bagian Kalimantan Selatan,” katanya. Untuk Palembang suhu hari ini (kemarin) mencapai 34 derajat selcius dengan kelembapan 47%.

Sementara pada tiga hari sebelumnya, suhu sudah mencapai 35 derajat selcius dengan kelembapan yang makin menurun. Katagori cuaca ekstrem yakni suhu melebihi 35 derajat celcius dan kelembapan di bawah 45%. “Tanggal 14 Agustus cuacannya parah, suhu sudah mencapai 35 derajat dan sudah mendekati ekstrem,” katanya.

Idham mengatakan, peningkatan suhu dan menurunnya kelembapan sangat berpengaruh pada potensi titik api, terjadinya kabut di siang hari, bahaya kebakaran dan kekeringan di sejumlah daerah, terutama pertanian dan perikanan yang tanah hujan. Akan tetapi, untuk Sumsel masih akan terlindungi oleh keberadaan bukit barisan yang membuat sejumlah daerah lainnya, tidak terlalu kering.

“Sumsel memang panas, tapi ada wilayah-wilayah. Harus diantisipasi itu, titik api di wilayah gambut yang berada di tengah, tenggara dan selatan Sumsel. Empat kabupaten yang paling dominan menyum bangkan titik api, yakni OI, OKI, Banyuasin, dan Muba,” ucapnya.

Sampai dengan kemarin, BMKG mencatat, keberadaan titik api mencapai 43 titik yang tersebar diantaranya di kabu paten Muba sebanyak 11 titik, Banyuasin, OKI dan OI yang juga tinggi. Namun titik api juga menyebar di lokasi lain, seperti Muaraenim, Muratara, dan sekitarnya. “Karena itu, saat pagi terdapat kabut yang sudah merupakan gabungan antara kabut radiasi dan kabut asap. Jika matahari terbit, kandungan kabut asap yang sulit terurai. Karena itu, masyarakat jangan membakar lahan, terutama kawasan gambut-gambut,” ujarnya.

Ditambahkan Kasi Informasi dan Observasi BMKG Sultan Mahmud Badaruddin II Agus Santosa, musim kemarau atau kering pada beberapa minggu ini cukup ekstrem. Pertumbuhan awan yang rendah, membuat potensi hujan menjadi berkurang. Karena itu, beberapa hari ini tidak terjadi hujan dan cuaca menjadi kering.

“Tapi kondisi seperti ini makin akan terjadi hingga bulan depan, September. Puncak musim kemarau, dengan peningkatan suhu hingga mendekati 35 derajat celcius masih akan berlangsung,” katanya.

Tasmalinda
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4611 seconds (0.1#10.140)