Sinergi Antara Kepentingan
A
A
A
HARI ini Indonesia genap berusia 70 tahun. Kesejahteraan masih menjadi persoalan serius di tengah masyarakat.
Uluran tangan pemerintah untuk memberi bantuan tak kunjung merata karena batu sandungan masih menjadi penghambat.
Untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peran perusahaan menjadi harapan bagi pemerintah. Perusahaan dituntut menyisihkan bantuan dari hasil laba sekitar 2%.
Dengan begitu, perhatian terhadap masyarakat yang membutuhkan bisa terlaksana. Kondisi tersebut rupanya sudah dibaca beberapa perusahaan, di antaranya Grup Astra International atau PT Astra International Tbk, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III, Perusahaan pengeboran minyak Husky Cnooc Madura Limited (HCML), dan lainnya.
”Dana pembinaan corporate social responsibility (CSR) yang kami sediakan secara nasional sekitar Rp300 miliar- Rp400 miliar per tahun,” kata General Manager Head of Public Relations Division Corporate Communcaton PT Astra International, Tbk Yulian Warman di Surabaya. Menurut dia, bantuan tersebut fokus pada beberapa target penting, misalnya pendidikan, lingkungan, pembinaan UKM (usaha kecil menengah), dan kesehatan. Bantuan tersebut sepenuhnya diberikan ke wilayah karena mereka yang mengerti kondisi perekonomian masyarakat.
Dikatakannya, meski Indonesia sudah merdeka 70 tahun, namun masih banyak masyarakat belum menikmati kehidupan layak. Misalnya, banyak anak-anak yang belum mengenyam pendidikan. Kondisi tersebut memacu Astra menjadikan pendidikan sebagai perhatian khusus. Pelatihan perbengkelan untuk anak sekolah dan nonsekolah juga dilakukan. ”Kami bangun Kampung Astra dengan pengelolaan lingkungan yang sehat,” ujarnya.
Untuk mendapatkan dana tersebut tidak terlalu rumit. Masyarakat tinggal membuat proposal kemudian disampaikan ke masing-masing cabang di daerah sekitar. Karena selama ini cabanglah yang membina intensif di daerah sekitar mulai dari UKM, lingkungan, pendidikan, dan kesehatan.
Di antara kegiatan UKM yang dibina adalah produksi minuman sinom dan laundry , sedangkan lingkungan adalah pemberian tanaman bunga serta pendidikan dan kesehatan berupa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). ”Kami menggandeng ibu-ibu PKK untuk mengembangkan potensi masyarakat sekitar,” kata Iksir Imanuwell Thouby, Branch Manager Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya, kemarin.
Langkah pendekatan kepada masyarakat juga dilakukan PT Pelindo III melalui PT Pelindo III Tanjung Perak menyalurkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahap I tahun 2015 sejumlah Rp932.500.000. Dana PKBL diberikan kepada 39 mitra binaan di wilayah Surabaya dan Jawa Timur mulai dari sektor perindustrian, perdagangan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta jasa lainnya.
Mereka dipilih melalui survei dan proses seleksi ketat dengan tetap memperhatikan dasar-dasar penilaian 4P dan 5C (personality, purpose, prospect, payment dan Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition ). Sasaran penyaluran dana kemitraan tersebut dibagi berdasarkan wilayah yang meliputi 15 mitra binaan Surabaya, sembilan mitra binaan Sidoarjo, tiga mitra binaan Malang, dua mitra binaan Kediri, dua mitra binaan Blitar, satu mitra binaan Mojokerto, dua mitra binaan Jombang, enam mitra binaan Pasuruan, dan dua mitra binaan Trenggalek.
”Tercatat sejak 2003, PT Pelindo III Tanjung Perak telah menyalurkan bantuan kepada 1.464 mitra binaan di wilayah Jawa Timur dengan total dana lebih dari Rp32 miliar,” kata General Manager PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak, Eko Harijadi Budijanto. Eko mengatakan, penyaluran pinjaman lunak ini merupakan bagian dari program CSR dan wujud dari kepedulian kepada masyarakat yang ingin menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan pada era persaingan global saat ini.
”Perlu diingat pinjaman yang diberikan ini bukan bersifat bantuan, tetapi ada kewajiban dari calon mitra binaan agar tidak melupakan kewajibannya mengangsur pinjamannya tepat waktu sesuai perjanjian yang disepakati. Perlu menjadi perhatian bagi semua mitra binaan agar selalu melakukan bisnis dengan cara yang jujur, disiplin, dan menepati janji dalam pengembalian angsurannya,” ungkap Eko. Salah satu perwakilan dari mitra binaan, Miswanto, mengaku senang dengan pencairan dana ini. Ia yakin bisa mengembalikan pinjaman yang diberikan.
”Kami sanggup dan siap mengembalikan utang. Kita berharap semoga Pelindo III semakin besar dan jaya,” ucapnya. Sistem ini juga dilakukan perusahaan pengeboran minyak Husky Cnooc Madura Limited (HCML). Untuk mendukung peningkatan perekonomian di daerah sekitar pengeboran, HCML mengucurkan anggaran untuk desa sebesar Rp110 juta. Dana akan diperuntukkan pengembangan keterampilan, keagamaan, dan pendidikan di empat daerah di Sumenep, seperti Desa Jungkat, Kropoh, Tonduk, dan Gowa-gowa.
Empat daerah itu mendapatkan dana sebesar Rp20 juta. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada ahli waris korban kecelakaan Kapal Jabal Nur sebesar Rp30 juta. ”Kami komitmen terhadap semua pendidikan di sekitar daerah yang terjadi pengeboran,” kata Legal and Relations Manager HCML, Wahyudin Sunarya.
Dengan kucuran ini, HCML berharap ada peningkatan keterampilan dan kesejahteraan masyarakat. HCML berjanji akan memperhatikan kemajuan masyarakat yang ada di sekitar pengeboran. Staf Humas SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ami Hermawati, mengaku sangat mendukung penuh langkah HCML memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat ras. Menurutnya, HCML ini mempunya komitmen mendukung masyarakat di sekitar daerah pengeboran.
Pakar Ekonomi Universitas Widya Kartika (UWIKA) Surabaya, Murpin J Sembiring mengatakan, pembinaan terhadap UKM harus dikembangkan. Saat ini banyak produk UKM yang bisa diterima di ritel-ritel modern. Bahkan komposisi produk UKM yang dipasarkan di koperasi ritel meningkat setiap tahun.
”Ketika asosiasi baru dibentuk tiga tahun lalu, porsi produk UKM hanya 5-10%. Kini persentase produk UKM mencapai 40% dan sisanya 60% merupakan produksi industri besar,” katanya. Standar diberlakukan untuk tiap produk UKM yang masuk tidak terlalu ketat. Misalnya, tidak terlalu mempersoalkan packaging dan terutama makanan minimal harus higienis. Selain itu, menerapkan sistem konsinyasi sehingga bisa langsung menikmati keuntungan ketika barang laku terjual.
Meski demikian, katanya, ada beragam produk UKM yang dijual di koperasi ritel. Mulai dari makanan basah, makanan ringan, produk fashion , suvenir, dan peralatan rumah tangga. Seluruh produk yang dihasilkan UKM bisa masuk, tidak harus produsen langsung. Bahkan distributor juga bisa menawarkan produk UKM.
”Banyak kendala yang dihadapi pelaku UKM dalam memasarkan produknya. Terutama dari sisi perizinan dan kemasan. Idealnya, suatu produk harus memiliki izin dari Badan POM. Tidak lupa untuk makanan ada keterangan masa kedaluwarsa,” kata Murpin.
Sinom Plokqiu Bukti Perjuangan UKM
Pembinaan keterampilan kepada masyarakat yang dilakukan perusahaan tak semua berbuah manis. Kegagalan menjadi ”hantu” yang paling menakutkan. Hal ini terjadi karena tak ada keseriusan untuk menjalankan usaha yang diputuskan. Apalagi di tengah masyarakat terkadang muncul sifatsifat sentimen pribadi antarteman yang mengakibatkan hubungan tidak harmonis.
Dengan begitu, usaha yang dirintis secara bersamasama jadi kacau. Masing-masing dari masyarakat memutuskan mengembangkan usaha sendiri karena menginginkan keuntungan lebih besar. ”Dulu banyak yang bergabung dengan usaha saya, sekarang sudah tidak ada. Akhirnya, saya terkendala pemasaran dan produksi,” kata Nunik Siswati, salah satu UKM (Usaha Kecil Menegah) Binaan Auto 2000 A. Yani, Surabaya, kemarin.
Nunik menuturkan, jasa Auto 2000 sangat besar untuk meningkatkan keterampilan di area industri yang didirikan. Dari pembinaan yang dilakukan, dia selalu mendapat panggilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengikuti pameran produk. Sebab produk yang dimiliki telah mendapat nomor register resmi dari pemerintah. Sebenarnya, ujar Nunik, banyak pelatihan dan pendidikan diberikan Auto 2000.
Dengan berbagai pertimbangan, ketua PKK tersebut memilih memproduksi sinom karena bahan baku yang diperoleh tidak terlalu sulit. Masyarakat juga membutuhkan minuman sinom yang diberi nama ”Sinom Pelokqiu”. Nama Pelokqiubukan nama biasa. Nama tersebut memiliki makna mendalam. Pelokqiu memilik arti Ndeplok Sampai Kiyu (menghaluskan sampai capek). Nama ini membawa hoki bagi usaha sinom.
Sebab hasil produksi yang telah tercatat resmi ini sempat menguasai pasar Surabaya hingga Gresik. ”Perkembangan usaha kami sangat pesat, kualitas yang kami ciptakan membuat kami bisa bersaing dengan produk lain hingga Gresik,” kata Nunik.
Arief ardliyanto
Uluran tangan pemerintah untuk memberi bantuan tak kunjung merata karena batu sandungan masih menjadi penghambat.
Untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peran perusahaan menjadi harapan bagi pemerintah. Perusahaan dituntut menyisihkan bantuan dari hasil laba sekitar 2%.
Dengan begitu, perhatian terhadap masyarakat yang membutuhkan bisa terlaksana. Kondisi tersebut rupanya sudah dibaca beberapa perusahaan, di antaranya Grup Astra International atau PT Astra International Tbk, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III, Perusahaan pengeboran minyak Husky Cnooc Madura Limited (HCML), dan lainnya.
”Dana pembinaan corporate social responsibility (CSR) yang kami sediakan secara nasional sekitar Rp300 miliar- Rp400 miliar per tahun,” kata General Manager Head of Public Relations Division Corporate Communcaton PT Astra International, Tbk Yulian Warman di Surabaya. Menurut dia, bantuan tersebut fokus pada beberapa target penting, misalnya pendidikan, lingkungan, pembinaan UKM (usaha kecil menengah), dan kesehatan. Bantuan tersebut sepenuhnya diberikan ke wilayah karena mereka yang mengerti kondisi perekonomian masyarakat.
Dikatakannya, meski Indonesia sudah merdeka 70 tahun, namun masih banyak masyarakat belum menikmati kehidupan layak. Misalnya, banyak anak-anak yang belum mengenyam pendidikan. Kondisi tersebut memacu Astra menjadikan pendidikan sebagai perhatian khusus. Pelatihan perbengkelan untuk anak sekolah dan nonsekolah juga dilakukan. ”Kami bangun Kampung Astra dengan pengelolaan lingkungan yang sehat,” ujarnya.
Untuk mendapatkan dana tersebut tidak terlalu rumit. Masyarakat tinggal membuat proposal kemudian disampaikan ke masing-masing cabang di daerah sekitar. Karena selama ini cabanglah yang membina intensif di daerah sekitar mulai dari UKM, lingkungan, pendidikan, dan kesehatan.
Di antara kegiatan UKM yang dibina adalah produksi minuman sinom dan laundry , sedangkan lingkungan adalah pemberian tanaman bunga serta pendidikan dan kesehatan berupa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). ”Kami menggandeng ibu-ibu PKK untuk mengembangkan potensi masyarakat sekitar,” kata Iksir Imanuwell Thouby, Branch Manager Auto 2000 Ahmad Yani Surabaya, kemarin.
Langkah pendekatan kepada masyarakat juga dilakukan PT Pelindo III melalui PT Pelindo III Tanjung Perak menyalurkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahap I tahun 2015 sejumlah Rp932.500.000. Dana PKBL diberikan kepada 39 mitra binaan di wilayah Surabaya dan Jawa Timur mulai dari sektor perindustrian, perdagangan, peternakan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta jasa lainnya.
Mereka dipilih melalui survei dan proses seleksi ketat dengan tetap memperhatikan dasar-dasar penilaian 4P dan 5C (personality, purpose, prospect, payment dan Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition ). Sasaran penyaluran dana kemitraan tersebut dibagi berdasarkan wilayah yang meliputi 15 mitra binaan Surabaya, sembilan mitra binaan Sidoarjo, tiga mitra binaan Malang, dua mitra binaan Kediri, dua mitra binaan Blitar, satu mitra binaan Mojokerto, dua mitra binaan Jombang, enam mitra binaan Pasuruan, dan dua mitra binaan Trenggalek.
”Tercatat sejak 2003, PT Pelindo III Tanjung Perak telah menyalurkan bantuan kepada 1.464 mitra binaan di wilayah Jawa Timur dengan total dana lebih dari Rp32 miliar,” kata General Manager PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak, Eko Harijadi Budijanto. Eko mengatakan, penyaluran pinjaman lunak ini merupakan bagian dari program CSR dan wujud dari kepedulian kepada masyarakat yang ingin menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan pada era persaingan global saat ini.
”Perlu diingat pinjaman yang diberikan ini bukan bersifat bantuan, tetapi ada kewajiban dari calon mitra binaan agar tidak melupakan kewajibannya mengangsur pinjamannya tepat waktu sesuai perjanjian yang disepakati. Perlu menjadi perhatian bagi semua mitra binaan agar selalu melakukan bisnis dengan cara yang jujur, disiplin, dan menepati janji dalam pengembalian angsurannya,” ungkap Eko. Salah satu perwakilan dari mitra binaan, Miswanto, mengaku senang dengan pencairan dana ini. Ia yakin bisa mengembalikan pinjaman yang diberikan.
”Kami sanggup dan siap mengembalikan utang. Kita berharap semoga Pelindo III semakin besar dan jaya,” ucapnya. Sistem ini juga dilakukan perusahaan pengeboran minyak Husky Cnooc Madura Limited (HCML). Untuk mendukung peningkatan perekonomian di daerah sekitar pengeboran, HCML mengucurkan anggaran untuk desa sebesar Rp110 juta. Dana akan diperuntukkan pengembangan keterampilan, keagamaan, dan pendidikan di empat daerah di Sumenep, seperti Desa Jungkat, Kropoh, Tonduk, dan Gowa-gowa.
Empat daerah itu mendapatkan dana sebesar Rp20 juta. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada ahli waris korban kecelakaan Kapal Jabal Nur sebesar Rp30 juta. ”Kami komitmen terhadap semua pendidikan di sekitar daerah yang terjadi pengeboran,” kata Legal and Relations Manager HCML, Wahyudin Sunarya.
Dengan kucuran ini, HCML berharap ada peningkatan keterampilan dan kesejahteraan masyarakat. HCML berjanji akan memperhatikan kemajuan masyarakat yang ada di sekitar pengeboran. Staf Humas SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ami Hermawati, mengaku sangat mendukung penuh langkah HCML memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat ras. Menurutnya, HCML ini mempunya komitmen mendukung masyarakat di sekitar daerah pengeboran.
Pakar Ekonomi Universitas Widya Kartika (UWIKA) Surabaya, Murpin J Sembiring mengatakan, pembinaan terhadap UKM harus dikembangkan. Saat ini banyak produk UKM yang bisa diterima di ritel-ritel modern. Bahkan komposisi produk UKM yang dipasarkan di koperasi ritel meningkat setiap tahun.
”Ketika asosiasi baru dibentuk tiga tahun lalu, porsi produk UKM hanya 5-10%. Kini persentase produk UKM mencapai 40% dan sisanya 60% merupakan produksi industri besar,” katanya. Standar diberlakukan untuk tiap produk UKM yang masuk tidak terlalu ketat. Misalnya, tidak terlalu mempersoalkan packaging dan terutama makanan minimal harus higienis. Selain itu, menerapkan sistem konsinyasi sehingga bisa langsung menikmati keuntungan ketika barang laku terjual.
Meski demikian, katanya, ada beragam produk UKM yang dijual di koperasi ritel. Mulai dari makanan basah, makanan ringan, produk fashion , suvenir, dan peralatan rumah tangga. Seluruh produk yang dihasilkan UKM bisa masuk, tidak harus produsen langsung. Bahkan distributor juga bisa menawarkan produk UKM.
”Banyak kendala yang dihadapi pelaku UKM dalam memasarkan produknya. Terutama dari sisi perizinan dan kemasan. Idealnya, suatu produk harus memiliki izin dari Badan POM. Tidak lupa untuk makanan ada keterangan masa kedaluwarsa,” kata Murpin.
Sinom Plokqiu Bukti Perjuangan UKM
Pembinaan keterampilan kepada masyarakat yang dilakukan perusahaan tak semua berbuah manis. Kegagalan menjadi ”hantu” yang paling menakutkan. Hal ini terjadi karena tak ada keseriusan untuk menjalankan usaha yang diputuskan. Apalagi di tengah masyarakat terkadang muncul sifatsifat sentimen pribadi antarteman yang mengakibatkan hubungan tidak harmonis.
Dengan begitu, usaha yang dirintis secara bersamasama jadi kacau. Masing-masing dari masyarakat memutuskan mengembangkan usaha sendiri karena menginginkan keuntungan lebih besar. ”Dulu banyak yang bergabung dengan usaha saya, sekarang sudah tidak ada. Akhirnya, saya terkendala pemasaran dan produksi,” kata Nunik Siswati, salah satu UKM (Usaha Kecil Menegah) Binaan Auto 2000 A. Yani, Surabaya, kemarin.
Nunik menuturkan, jasa Auto 2000 sangat besar untuk meningkatkan keterampilan di area industri yang didirikan. Dari pembinaan yang dilakukan, dia selalu mendapat panggilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengikuti pameran produk. Sebab produk yang dimiliki telah mendapat nomor register resmi dari pemerintah. Sebenarnya, ujar Nunik, banyak pelatihan dan pendidikan diberikan Auto 2000.
Dengan berbagai pertimbangan, ketua PKK tersebut memilih memproduksi sinom karena bahan baku yang diperoleh tidak terlalu sulit. Masyarakat juga membutuhkan minuman sinom yang diberi nama ”Sinom Pelokqiu”. Nama Pelokqiubukan nama biasa. Nama tersebut memiliki makna mendalam. Pelokqiu memilik arti Ndeplok Sampai Kiyu (menghaluskan sampai capek). Nama ini membawa hoki bagi usaha sinom.
Sebab hasil produksi yang telah tercatat resmi ini sempat menguasai pasar Surabaya hingga Gresik. ”Perkembangan usaha kami sangat pesat, kualitas yang kami ciptakan membuat kami bisa bersaing dengan produk lain hingga Gresik,” kata Nunik.
Arief ardliyanto
(ars)