Mengenang Sejarah di Kafe Soempah Pemuda
A
A
A
KAFE Soempah Pemuda. Mendengar namanya tentu bikin penasaran. Ya selain jadi tempat nongkrong yang asyik, kafe ini ternyata bisa juga membawa kita seolah-olah kembali pada masa kemerdekaan. Seperti apa menariknya?
Ukuran ruangan kafe ini tidak terlalu besar. Hanya 4 meter x 14 meter, persis layaknya sebuah rumah toko (ruko) kebanyakan.
Pun begitu dengan panganan yang disuguhkan. Konsumen bisa memilih sesuai dengan selera agar menuntaskan rasa lapar dan dahaga mereka. Satu hal yang membuat tempat ini menarik, sekaligus unik. Ornamen yang dipasang, furniture yang dipajang serta permainan dwi warna khas negara Indonesia sangat kental terasa jika kita memasuki Cafe Soempah Pemoeda.
Begitu tempat ini dinamai oleh sang pengelolanya. Konsep warna Merah dan Putih langsung membawa kenangan kita kepada rasa nasionalisme serta semangat kemerdekaan RI. Bukan sebuah kebetulan pula, saat ini, Indonesia tengah merayakan HUT Kemerdekaan RI ke 70 pada 2015 ini. Perpaduan yang cukup fantastis antara perjuangan para pemuda Indonesia yang akhirnya diwujudkan dengan sebuah hasil dari jerih payah untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah kala waktu itu.
Beragam poster ukuran jumbo, yang mengisahkan lahirnya Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 lalu, tertempel rapi di setiap sudut kafe. Begitupula dengan potret para tokoh penting dibalik lahirnya kongres sumpah pemuda ini. Sebut saja, Moh. Roem, Soegondo Djojopoespito, Wr. Supratman, AK. Gani, Sunario, M. Yamin dan lainlain. Pada bagian lain, pengelola kafe juga menempatkan poster Ir. Soekarno.
Beberapa quote dari presiden pertama RI ini juga dibingkai dengan cantik. ”Kita sengaja mengusung konsep (merah putih) seperti ini. Mungkin sudah bisa ditebak, kebetulan pula, lokasi kita berada di Jalan Sumpah Pemuda. Jadi benarbenar pas,” ujar Pengelola Cafe Soempah Pemoeda, Imam Aditya membuka cerita. Pemuda ini pun mengaku jika pihaknya sengaja mengembangkan konsep yang unik serta mudah diingat oleh masyarakat.
Tak lama, ide dan pemikiran tersebut cukup efektif. Tema nasionalis semangat berkebangsaan menjadi pilihan. Tidak memerlukan waktu yang lama melakukan ”hiasan” nasionalis itu. Bahkan, untuk sisi penulisan nama pihaknya juga memilih huruf OE sebagai pengganti U, selayaknya ejaan lama di era sebelum kemerdekaan.
Menurut, Cafe Soempah Pemoeda menjadi kafe yang pertama kali memiliki gagasan konsep seperti ini di Palembang. Para pengunjung Cafe sengaja diingatkan kembali terhadap sejarah-sejarah yang dulu pernah terukir bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Sembari menunggu makanan dan minuman yang telah diorder, para pengunjung diajak membangun kembali rasa kecintaan terhadap tanah air.
”Mereka tidak hanya sekedar menikmati makanan dan minuman. Kita ajak mereka untuk terus memupuk rasa nasionalisme dalam hati mereka,” jelasnya. Rasa penasaran pengunjung pun benar-bener tergugah. Setidaknya, banyak komunitas mulai kelompok vespa, motor, bahkan skater pun kerap menggelar kopi darat (kopdar) pada weekend di cafe ini. Untuk lebih mengenalkan konsep cafe ini kepada masyarakat, pengelola pun secara berkala terus menggelar even-even.
”Kegiatan Nonton Bola Bareng (Nobar) hampir setiap minggu kita gelar. Bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus ataupun memberlakukan diskon harga untuk setiap makanan dan minuman saat peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.
Meski lebih menonjolkan rasa semangat kebangsaan, cafe ini juga menyajikan panganan andalannya. Sop Iga dan Ayam Goreng Pemuda yang menjadi incaran setiap para pengunjung. “Untuk menu-menu ini kami menawarkan dengan harga yang cukup terjangkau,” pungkasnya.
Andhiko tungga alam
Ukuran ruangan kafe ini tidak terlalu besar. Hanya 4 meter x 14 meter, persis layaknya sebuah rumah toko (ruko) kebanyakan.
Pun begitu dengan panganan yang disuguhkan. Konsumen bisa memilih sesuai dengan selera agar menuntaskan rasa lapar dan dahaga mereka. Satu hal yang membuat tempat ini menarik, sekaligus unik. Ornamen yang dipasang, furniture yang dipajang serta permainan dwi warna khas negara Indonesia sangat kental terasa jika kita memasuki Cafe Soempah Pemoeda.
Begitu tempat ini dinamai oleh sang pengelolanya. Konsep warna Merah dan Putih langsung membawa kenangan kita kepada rasa nasionalisme serta semangat kemerdekaan RI. Bukan sebuah kebetulan pula, saat ini, Indonesia tengah merayakan HUT Kemerdekaan RI ke 70 pada 2015 ini. Perpaduan yang cukup fantastis antara perjuangan para pemuda Indonesia yang akhirnya diwujudkan dengan sebuah hasil dari jerih payah untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah kala waktu itu.
Beragam poster ukuran jumbo, yang mengisahkan lahirnya Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 lalu, tertempel rapi di setiap sudut kafe. Begitupula dengan potret para tokoh penting dibalik lahirnya kongres sumpah pemuda ini. Sebut saja, Moh. Roem, Soegondo Djojopoespito, Wr. Supratman, AK. Gani, Sunario, M. Yamin dan lainlain. Pada bagian lain, pengelola kafe juga menempatkan poster Ir. Soekarno.
Beberapa quote dari presiden pertama RI ini juga dibingkai dengan cantik. ”Kita sengaja mengusung konsep (merah putih) seperti ini. Mungkin sudah bisa ditebak, kebetulan pula, lokasi kita berada di Jalan Sumpah Pemuda. Jadi benarbenar pas,” ujar Pengelola Cafe Soempah Pemoeda, Imam Aditya membuka cerita. Pemuda ini pun mengaku jika pihaknya sengaja mengembangkan konsep yang unik serta mudah diingat oleh masyarakat.
Tak lama, ide dan pemikiran tersebut cukup efektif. Tema nasionalis semangat berkebangsaan menjadi pilihan. Tidak memerlukan waktu yang lama melakukan ”hiasan” nasionalis itu. Bahkan, untuk sisi penulisan nama pihaknya juga memilih huruf OE sebagai pengganti U, selayaknya ejaan lama di era sebelum kemerdekaan.
Menurut, Cafe Soempah Pemoeda menjadi kafe yang pertama kali memiliki gagasan konsep seperti ini di Palembang. Para pengunjung Cafe sengaja diingatkan kembali terhadap sejarah-sejarah yang dulu pernah terukir bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Sembari menunggu makanan dan minuman yang telah diorder, para pengunjung diajak membangun kembali rasa kecintaan terhadap tanah air.
”Mereka tidak hanya sekedar menikmati makanan dan minuman. Kita ajak mereka untuk terus memupuk rasa nasionalisme dalam hati mereka,” jelasnya. Rasa penasaran pengunjung pun benar-bener tergugah. Setidaknya, banyak komunitas mulai kelompok vespa, motor, bahkan skater pun kerap menggelar kopi darat (kopdar) pada weekend di cafe ini. Untuk lebih mengenalkan konsep cafe ini kepada masyarakat, pengelola pun secara berkala terus menggelar even-even.
”Kegiatan Nonton Bola Bareng (Nobar) hampir setiap minggu kita gelar. Bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus ataupun memberlakukan diskon harga untuk setiap makanan dan minuman saat peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.
Meski lebih menonjolkan rasa semangat kebangsaan, cafe ini juga menyajikan panganan andalannya. Sop Iga dan Ayam Goreng Pemuda yang menjadi incaran setiap para pengunjung. “Untuk menu-menu ini kami menawarkan dengan harga yang cukup terjangkau,” pungkasnya.
Andhiko tungga alam
(ars)