Sejoli UB Culik Teman untuk Diperkosa
A
A
A
MALANG - Perbuatan keji dan biadab dilakukan sepasang kekasih mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang. Dua sejoli itu berkomplot menculik teman sekampus mereka demi melampiaskan hasrat seksual.
Pasangan kekasih yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Malang Kota itu adalah Gama Mulya, 24, pe muda ke lahiran Surabaya yang kini tinggal di Perumahan Asri ka - ton Indah BI/12, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Sementara kekasihnya berinisial SAN, 20, perempuan asal Keca mat an Beji, Kota Batu. Korban mereka adalah WW, 20, mahasiswi UB asal Kediri. WW adalah teman satu angkatan dan satu fakultas SAN.
Berdasarkan laporan WW, penculikan dan pemerkosaan yang me nimpanya terjadi pada Senin (6/8) malam. Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Adam Purbantoro menjelaskan, setelah menerima laporan dari WW ke - marin, Gama dan SAN segera ditangkap untuk dimintai keterangan. “Berdasarkan buktibukti yang ada, dan keterangan yang didapatkan. Kami langsung menetapkan tersangka ter hadap keduanya,” terang nya.
Menurut Adam, dari pemeriksaan dipastikan bahwa Gama dan SAN memang ber komplot un tuk melancarkan aksi gila tersebut. Keduanya men jemput WW di tempat kos nya, Jalan Gaja yana lalu mengajaknya berkeliling kota me ngen darai mobil Daihatsu Gran dmax warna putih milik Gama. Di dalam mobil berpelat nomor polisi N 1138 GZ itu, WW di minta duduk di jok depan ber dampingan dengan Gama yang mengemudikan. Semen tara SAN duduk tepat di bela kang WW. Setelah beberapa lama, mo bil dihentikan di Jalan Merbabu Kota Malang yang sedang sepi.
Kepada polisi WW mengaku sempat bingung saat itu. Namun belum sempat dia bertanya SAN langsung membekap hidung dan mulutnya dari belakang. Dalam waktu sekejap, SAN dibantu Gama berhasil membuat WW pingsan. Dalam kondisi tidak sadarkan diri, WW dibawa menuju rumah Gama di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. “Pasangan kekasih ini membawa korban WW ke rumah GM. Keduanya pula yang mengangkat tubuh korban untuk dibawa ke kamar GM di lantai dua,” terang Adam. Setelah masuk ke dalam kamar, Gama dibantu SAN melepaskan pakaian WW.
Tak cukup dengan itu, keduanya juga mengikat tangan WW dengan borgol. Setelah itu, Gama meminta SAN untuk merangsangnya supaya bisa ereksi. Masih da lam keadaan tidak sadar dan terikat, WW diperkosa Gama dengan bantuan SAN. Adam menyebutkan, ada peri laku GM yang menyimpang saat melakukan pemerkosaan. Bukan hanya vagina, bahkan du bur WW pun dijadikan sasaran aksi kekerasan seksual Gama.
“Sebelum melakukan pemerkosaan, GM memang sempat me minta SAN untuk merangsang nya dan semuanya dilakukan SAN sesuai per mintaan GM,” terangnya. Puas melakukan aksi bejat tersebut, Gama mengajak SAN untuk membawa kembali WW pulang ke tempat kos. Gama mengatakan, WW sudah tidak perawan lagi seperti halnya SAN. Dalam perjalanan kembali ke tempat kos di Jalan Gajayana, WW tersadar. Gama dan SAN lalu mengajaknya makan di sebuah restoran.
Menurut Adam, saat WW sem pat bertanya kepada Gama dan SAN tentang yang terjadi pada dirinya. Tetapi kedua pasangan kekasih itu menjawab bahwa sebelumnya WW sakit hingga pingsan. Belum jelas apa pembicaraan selanjutnya, namun ak hirnya WW tiba ditempat kosnya dan tidur.
Baru pada ke esokan harinya Ww tersadar telah diperkosa setelah menge tahui ada yang bebeda dari tu buhnya. “Korban baru sadar ke esokan harinya ka rena melihat bekas luka di lengan dan pung gung. Setelah itu dia langsung melaporkan kejadian ini ke polisi,” ujar Adam.
Seks Menyimpang
Adam mengaku masih mendalami motif dari perilaku Gama dan SAN yang diluar nalar tersebut. Dia menduga Gama memiliki orientasi dan perilaku seksual yang aneh. Saat di periksa, Gama dan SAN mengaku sudah biasa melakukan hubungan intim selama pacaran, layaknya suami istri selama 1,5 tahun.
Merasa kekasihnya sudah tidak perawan lagi, Gama meminta SAN untuk mencarikan teman perempuan yang ma sih perawan untuk be r hubungan badan. SAN tetap menuruti permin ta an Gama bukan semata pe rasaan cinta. Gama mengancam akan menye barkan foto bugil SAN bila kemauannya tak dituruti. Selama pa caran, SAN pun sering mengalami kekerasan seksual.
Tak jarang vagina dan dubur SAN dimasuki benda keras saat melakukan hubungan intim yang biasanya dilakukan di rumah Gama. Maklum, selama ini Gama tinggal sendiri di Perumahan Asri katon Indah tersebut. Orang tuanya tinggal di Surabaya. Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu mengatakan kemungkinan masih ada mahasiswa lain yang menjadi korban. Sebab dari pengakuan kedua tersangka, aksi terhadap WW itu hasil coba-coba. “Saat ini, kami sedang mendalami motif dari tersangka,” ungkapnya.
Kepala Bagian Humas UB Malang, Anang Sujoko menyebutkan, dari hasil pemeriksaan data-data kemahasiswaan. Kedua tersangka dan korbannya memang berstatus sebagai mahasiswa UB aktif. “Kami serah kan semuanya pada proses hukum yang sedang berjalan. Dewan etik UB, juga sedang melakukan pembahasan terkait masalah ini,” tegasnya.
Kriminolog Fakultas Hukum (FH) UB Malang Priyo Jatmiko berpendapat, kasus Gama adalah potret demoralisasi yang kini sebenarnya terjadi secara masif di kalangan mahasiswa. Seks bebas sudah menjadi hal yang jamak tanpa bisa dikontrol. Kondisi ini dipicu lemahnya pengawasan orang tua. Bagi mereka, memberikan fasilitas lebih kepada anaknya yang kuliah seperti rumah dan mobil sudah cukup tanpa perlu mengawasi kehidupan sehari - harinya. Padahal, di situlah letak kesalahannya.
Orang tua harus mengerti gadget sudah sedemikian canggihnya, dan pornografi mengalir nyaris tak bisa dibendung. “Ini bisa dicegah apabila orang tua lebih perhatian terhadap anaknya, dan masyarat ikut melakukan kontrol sosial,” tegasnya.
Yuswantoro
Pasangan kekasih yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Malang Kota itu adalah Gama Mulya, 24, pe muda ke lahiran Surabaya yang kini tinggal di Perumahan Asri ka - ton Indah BI/12, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Sementara kekasihnya berinisial SAN, 20, perempuan asal Keca mat an Beji, Kota Batu. Korban mereka adalah WW, 20, mahasiswi UB asal Kediri. WW adalah teman satu angkatan dan satu fakultas SAN.
Berdasarkan laporan WW, penculikan dan pemerkosaan yang me nimpanya terjadi pada Senin (6/8) malam. Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Adam Purbantoro menjelaskan, setelah menerima laporan dari WW ke - marin, Gama dan SAN segera ditangkap untuk dimintai keterangan. “Berdasarkan buktibukti yang ada, dan keterangan yang didapatkan. Kami langsung menetapkan tersangka ter hadap keduanya,” terang nya.
Menurut Adam, dari pemeriksaan dipastikan bahwa Gama dan SAN memang ber komplot un tuk melancarkan aksi gila tersebut. Keduanya men jemput WW di tempat kos nya, Jalan Gaja yana lalu mengajaknya berkeliling kota me ngen darai mobil Daihatsu Gran dmax warna putih milik Gama. Di dalam mobil berpelat nomor polisi N 1138 GZ itu, WW di minta duduk di jok depan ber dampingan dengan Gama yang mengemudikan. Semen tara SAN duduk tepat di bela kang WW. Setelah beberapa lama, mo bil dihentikan di Jalan Merbabu Kota Malang yang sedang sepi.
Kepada polisi WW mengaku sempat bingung saat itu. Namun belum sempat dia bertanya SAN langsung membekap hidung dan mulutnya dari belakang. Dalam waktu sekejap, SAN dibantu Gama berhasil membuat WW pingsan. Dalam kondisi tidak sadarkan diri, WW dibawa menuju rumah Gama di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. “Pasangan kekasih ini membawa korban WW ke rumah GM. Keduanya pula yang mengangkat tubuh korban untuk dibawa ke kamar GM di lantai dua,” terang Adam. Setelah masuk ke dalam kamar, Gama dibantu SAN melepaskan pakaian WW.
Tak cukup dengan itu, keduanya juga mengikat tangan WW dengan borgol. Setelah itu, Gama meminta SAN untuk merangsangnya supaya bisa ereksi. Masih da lam keadaan tidak sadar dan terikat, WW diperkosa Gama dengan bantuan SAN. Adam menyebutkan, ada peri laku GM yang menyimpang saat melakukan pemerkosaan. Bukan hanya vagina, bahkan du bur WW pun dijadikan sasaran aksi kekerasan seksual Gama.
“Sebelum melakukan pemerkosaan, GM memang sempat me minta SAN untuk merangsang nya dan semuanya dilakukan SAN sesuai per mintaan GM,” terangnya. Puas melakukan aksi bejat tersebut, Gama mengajak SAN untuk membawa kembali WW pulang ke tempat kos. Gama mengatakan, WW sudah tidak perawan lagi seperti halnya SAN. Dalam perjalanan kembali ke tempat kos di Jalan Gajayana, WW tersadar. Gama dan SAN lalu mengajaknya makan di sebuah restoran.
Menurut Adam, saat WW sem pat bertanya kepada Gama dan SAN tentang yang terjadi pada dirinya. Tetapi kedua pasangan kekasih itu menjawab bahwa sebelumnya WW sakit hingga pingsan. Belum jelas apa pembicaraan selanjutnya, namun ak hirnya WW tiba ditempat kosnya dan tidur.
Baru pada ke esokan harinya Ww tersadar telah diperkosa setelah menge tahui ada yang bebeda dari tu buhnya. “Korban baru sadar ke esokan harinya ka rena melihat bekas luka di lengan dan pung gung. Setelah itu dia langsung melaporkan kejadian ini ke polisi,” ujar Adam.
Seks Menyimpang
Adam mengaku masih mendalami motif dari perilaku Gama dan SAN yang diluar nalar tersebut. Dia menduga Gama memiliki orientasi dan perilaku seksual yang aneh. Saat di periksa, Gama dan SAN mengaku sudah biasa melakukan hubungan intim selama pacaran, layaknya suami istri selama 1,5 tahun.
Merasa kekasihnya sudah tidak perawan lagi, Gama meminta SAN untuk mencarikan teman perempuan yang ma sih perawan untuk be r hubungan badan. SAN tetap menuruti permin ta an Gama bukan semata pe rasaan cinta. Gama mengancam akan menye barkan foto bugil SAN bila kemauannya tak dituruti. Selama pa caran, SAN pun sering mengalami kekerasan seksual.
Tak jarang vagina dan dubur SAN dimasuki benda keras saat melakukan hubungan intim yang biasanya dilakukan di rumah Gama. Maklum, selama ini Gama tinggal sendiri di Perumahan Asri katon Indah tersebut. Orang tuanya tinggal di Surabaya. Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu mengatakan kemungkinan masih ada mahasiswa lain yang menjadi korban. Sebab dari pengakuan kedua tersangka, aksi terhadap WW itu hasil coba-coba. “Saat ini, kami sedang mendalami motif dari tersangka,” ungkapnya.
Kepala Bagian Humas UB Malang, Anang Sujoko menyebutkan, dari hasil pemeriksaan data-data kemahasiswaan. Kedua tersangka dan korbannya memang berstatus sebagai mahasiswa UB aktif. “Kami serah kan semuanya pada proses hukum yang sedang berjalan. Dewan etik UB, juga sedang melakukan pembahasan terkait masalah ini,” tegasnya.
Kriminolog Fakultas Hukum (FH) UB Malang Priyo Jatmiko berpendapat, kasus Gama adalah potret demoralisasi yang kini sebenarnya terjadi secara masif di kalangan mahasiswa. Seks bebas sudah menjadi hal yang jamak tanpa bisa dikontrol. Kondisi ini dipicu lemahnya pengawasan orang tua. Bagi mereka, memberikan fasilitas lebih kepada anaknya yang kuliah seperti rumah dan mobil sudah cukup tanpa perlu mengawasi kehidupan sehari - harinya. Padahal, di situlah letak kesalahannya.
Orang tua harus mengerti gadget sudah sedemikian canggihnya, dan pornografi mengalir nyaris tak bisa dibendung. “Ini bisa dicegah apabila orang tua lebih perhatian terhadap anaknya, dan masyarat ikut melakukan kontrol sosial,” tegasnya.
Yuswantoro
(ars)