Legalitas Klub Jadi Ganjalan Terbesar Singo Edan
A
A
A
Rangkaian ulang tahun ke-28 Arema Cronus digelar dengan sederhana dan dipusatkan di Stadion Kanjuruhan, tadi malam. Acara baru akan dimulai pukul 18.30 WIB, dengan tiga acara pokok yang telah disusun manajemen.
Pesta di Kanjuruhan dibuka dengan deklarasi sepak bola yang melibatkan semua elemen yang terlibat dalam sepak bola di Malang. Acara ini disambung dengan pemotongan tumpeng sebagai penanda ulang tahun Singo Edan . Puncak acara adalah pertandingan ekshibisi kontra Persib Bandung. Di paruh pertandingan akan digelar lelang 10 jersey Arema. Jersey yang dilelang adalah milik pemain yang dikenakan dalam beberapa momen pertandingan bersejarah. Cukup? Belum. Acara lain yang sifatnya wajib tentu saja adalah konvoi Aremania .
Hanya, konvoi tidak hanya terpusat di Stadion Kanjuruhan, melainkan di seantero Malang Raya. Konvoi dimulai pukul 09.00 WIB dengan rute mengelilingi Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang. Peserta konvoi nanti bakal berujung di Stadion Kanjuruhan. “Rangkaian acara ulang tahun Arema cukup sederhana, tapi berlangsung meriah karena melibatkan puluhan ribu Aremania ,” kata Ruddy Widodo, General Manager Arema Cronus.
Pada ulang tahun kali ini, klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987 memakai jargon Eksis Bersama. Sekadar diketahui, jargon tersebut mengusung makna agar Arema dan Aremania tetap eksis di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang belakangan tak menentu. Sayang, masih ada ganjalan di tengah pesta ultah yang puncaknya adalah laga ekshibisi kontra Persib. Ganjalan tersebut tak lain adalah status Arema yang masih ngambang di kompetisi Indonesia.
Luka akibat dualisme klub beberapa tahun lalu, terbuka lagi setelah Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan hingga kini masalah itu masih menghantui. Untuk pertama kali dalam sejarah, Arema dilarang bertanding di kompetisi reguler karena Menpora dan BOPI memandang masih ada masalah dengan legalitas klub. Persoalan ini yang masih menggelayuti pikiran Aremania dan sebagian masih menganggap sebagai “duri dalam daging” Singo Edan .
Manajemen Arema sejatinya telah menggagas sebuah rekonsiliasi dengan mengembalikan susunan Yayasan Arema ke komposisi awal. Namun, skenario tersebut masih terjal karena Arema IPL tidak mau mengalah begitu saja. Kondisi ini jelas masih memunculkan kekhawatiran tersendiri. “Saya berharap ulang tahun ini membawa berkah, yakni tidak ada persoalan apa pun yang menghampiri Arema. Tidak ada lagi masalah lagi dengan legalitas atau lainnya. Jujur, saya masih khawatir nantinya keberadaan Arema dipermasalahkan lagi saat kompetisi mulai,” ungkap Panca Putera, dari Aremania Kampus.
Menurutnya, Aremania sudah sangat kecewa ketika QNB League 2015 dihentikan salah satunya karena Arema dituding tidak melengkapi verifikasi. Padahal, pada musimmusim sebelumnya tidak ada masalah apa pun ketika Singo Edan berkompetisi. “Yang terpenting Aremania tetap solid dan tidak terpecah oleh situasi belakangan ini. Pihak klub juga harus terus menjaga eksistensi dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa dijadikan pihak lain untuk mengganjal Arema,” kata Panca.
Sebelum semua persoalan tuntas, suporter tidak akan bisa tenang karena eksistensi Arema juga dipandang sebagai pertaruhan harga diri. “Ketika nasib Arema tidak menentu, kami juga ikut gelisah dan malu. Semoga setelah ini tidak ada masalah apa pun yang dihadapi Arema,” ujar Dita Oktavia, Aremanita asal Lawang.
Status Arema yang pernah dipermasalahkan Menpora dan BOPI menjadi hal paling mengganggu di pesta ulang tahun kali ini. Walau tak separah saat terjadi dualisme beberapa musim lalu, hal tersebut sudah cukup memicu kekhawatiran tersendiri karena menyangkut nasib klub di liga.
Kukuh Setyawan
Malang
Pesta di Kanjuruhan dibuka dengan deklarasi sepak bola yang melibatkan semua elemen yang terlibat dalam sepak bola di Malang. Acara ini disambung dengan pemotongan tumpeng sebagai penanda ulang tahun Singo Edan . Puncak acara adalah pertandingan ekshibisi kontra Persib Bandung. Di paruh pertandingan akan digelar lelang 10 jersey Arema. Jersey yang dilelang adalah milik pemain yang dikenakan dalam beberapa momen pertandingan bersejarah. Cukup? Belum. Acara lain yang sifatnya wajib tentu saja adalah konvoi Aremania .
Hanya, konvoi tidak hanya terpusat di Stadion Kanjuruhan, melainkan di seantero Malang Raya. Konvoi dimulai pukul 09.00 WIB dengan rute mengelilingi Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang. Peserta konvoi nanti bakal berujung di Stadion Kanjuruhan. “Rangkaian acara ulang tahun Arema cukup sederhana, tapi berlangsung meriah karena melibatkan puluhan ribu Aremania ,” kata Ruddy Widodo, General Manager Arema Cronus.
Pada ulang tahun kali ini, klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987 memakai jargon Eksis Bersama. Sekadar diketahui, jargon tersebut mengusung makna agar Arema dan Aremania tetap eksis di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang belakangan tak menentu. Sayang, masih ada ganjalan di tengah pesta ultah yang puncaknya adalah laga ekshibisi kontra Persib. Ganjalan tersebut tak lain adalah status Arema yang masih ngambang di kompetisi Indonesia.
Luka akibat dualisme klub beberapa tahun lalu, terbuka lagi setelah Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan hingga kini masalah itu masih menghantui. Untuk pertama kali dalam sejarah, Arema dilarang bertanding di kompetisi reguler karena Menpora dan BOPI memandang masih ada masalah dengan legalitas klub. Persoalan ini yang masih menggelayuti pikiran Aremania dan sebagian masih menganggap sebagai “duri dalam daging” Singo Edan .
Manajemen Arema sejatinya telah menggagas sebuah rekonsiliasi dengan mengembalikan susunan Yayasan Arema ke komposisi awal. Namun, skenario tersebut masih terjal karena Arema IPL tidak mau mengalah begitu saja. Kondisi ini jelas masih memunculkan kekhawatiran tersendiri. “Saya berharap ulang tahun ini membawa berkah, yakni tidak ada persoalan apa pun yang menghampiri Arema. Tidak ada lagi masalah lagi dengan legalitas atau lainnya. Jujur, saya masih khawatir nantinya keberadaan Arema dipermasalahkan lagi saat kompetisi mulai,” ungkap Panca Putera, dari Aremania Kampus.
Menurutnya, Aremania sudah sangat kecewa ketika QNB League 2015 dihentikan salah satunya karena Arema dituding tidak melengkapi verifikasi. Padahal, pada musimmusim sebelumnya tidak ada masalah apa pun ketika Singo Edan berkompetisi. “Yang terpenting Aremania tetap solid dan tidak terpecah oleh situasi belakangan ini. Pihak klub juga harus terus menjaga eksistensi dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa dijadikan pihak lain untuk mengganjal Arema,” kata Panca.
Sebelum semua persoalan tuntas, suporter tidak akan bisa tenang karena eksistensi Arema juga dipandang sebagai pertaruhan harga diri. “Ketika nasib Arema tidak menentu, kami juga ikut gelisah dan malu. Semoga setelah ini tidak ada masalah apa pun yang dihadapi Arema,” ujar Dita Oktavia, Aremanita asal Lawang.
Status Arema yang pernah dipermasalahkan Menpora dan BOPI menjadi hal paling mengganggu di pesta ulang tahun kali ini. Walau tak separah saat terjadi dualisme beberapa musim lalu, hal tersebut sudah cukup memicu kekhawatiran tersendiri karena menyangkut nasib klub di liga.
Kukuh Setyawan
Malang
(ars)