Berbekal Surat Keterangan Miskin, Pasangan ini Daftar Pilkada Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Puluhan warga Kota Surabaya mengantar sepasang calon dari jalur independent untuk mendaftar di KPUD Surabaya, Selasa siang (11/8/2015) ini.
Ada yang menarik dari pendaftaran sepasang calon ini, jika calon Independent mendaftar dengan persyaratan membawa bukti dukungan berupa KTP, namun tidak bagi pasangan Cawali Yoyok Hasibuan dan Cawawali Suryani.
Pasangan yang mengaku calon tidak mampu ini berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan.
"Kepada bapak-bapak KPU, kami warga Surabaya datang kesini untuk mendaftarkan calon kami dari jalur independent. Tapi kami mohon maaf untuk persyaratan KTP sebanyak 134.000 menyusul. Ini yang kami bawa adalah SKTM karena memang calon kami dari orang tidak mampu," tutur Udin, Ketua Tim pemenangan Yoyok Hasibuan-Suryani di Ruang Rapat KPU Kota Surabaya, Jalan Adityawarman, Surabaya, Selasa (11/8/2015).
Pendukung pasangan ini bersikukuh agar Yoyok dan Suryani bisa masuk sebagai calon wali kota dan wakil wali kota. Pasalnya, sampai saat ini Pilkada Surabaya hanya ada satu calon tunggal.
Tim pemenangan pasangan ini sempat berdebat serius dengan Komisioner KPUD Kota Surabaya. Komisioner KPUD Surabaya Nur Syamsi mengaku, pendaftaran ini tidak bisa dilakukan karena terbentur aturan.
Yakni, pendaftaran Independent sudah ditutup sejak bulan Juni 2015 lalu. "Kami bekerja sesuai aturan. Untuk pendaftaran calon Independent sudah ditutup," ujar Nur Syamsi dengan mimik serius.
Kontan saja, jawaban dari komisioner itu juga memancing sejumlah pendukung Yoyok-Suryani untuk berdebat. Terlebih lagi, pasangan ini juga membawa KPU Independent.
"Daripada nanti Pilkada diundur, lebih baik ada calon ini. Untuk Pak KPU yang asli mohon diterima pendaftaran ini, nanti sebulan lagi syarat pendaftaran akan kami lengkapi," ujar Sabar salah satu tim sukses yang lain.
Setelah suasana semakin mamanas, Tim sukses Yoyok-Suryani, Udin angkat bicara. Bahwa, semangat dari warga yang mendaftarkan calon independent ini adalah bentuk penyelamatan demokrasi di Kota Surabaya.
Pasalnya, hingga saat ini ada partai politik yang sengaja menyandera demokrasi membuat Pilkada di Kota Surabaya ditunda.
"Baiklah kalau begitu. KPUD Surabaya tidak menerima, biar calon ini mendaftar di KPU Ludruk Irama Budaya Cak Durasim. Dan nanti kalau terpilih biar menjadi wali kotanya ludruk," timpalnya.
Sontak pernyataan Udin ini membuat sejumlah wartawan dan komisioner KPU yang hadir di lokasi tersebut tertawa.
Pasangan, Yoyok Hasibuan-Suryani ini sejak semula memang memancing untuk tertawa. Pasangan ini merupakan anggota Ludruk Irama Budaya Cak Durasim.
Yoyok Hasibuan bertubuh Tambun yang sangat kontras dengan setelan Jas dan Dasi berwarna Kuning.
Pun demikian, dengan wakilnya yang mengenakan setelah Suryani yang diperkirakan berusia 70 tahun.
Nenek ini mengenakan kalung bunga berwarna kuning dengan bedak muka yang sangat tebal.
Ada yang menarik dari pendaftaran sepasang calon ini, jika calon Independent mendaftar dengan persyaratan membawa bukti dukungan berupa KTP, namun tidak bagi pasangan Cawali Yoyok Hasibuan dan Cawawali Suryani.
Pasangan yang mengaku calon tidak mampu ini berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan.
"Kepada bapak-bapak KPU, kami warga Surabaya datang kesini untuk mendaftarkan calon kami dari jalur independent. Tapi kami mohon maaf untuk persyaratan KTP sebanyak 134.000 menyusul. Ini yang kami bawa adalah SKTM karena memang calon kami dari orang tidak mampu," tutur Udin, Ketua Tim pemenangan Yoyok Hasibuan-Suryani di Ruang Rapat KPU Kota Surabaya, Jalan Adityawarman, Surabaya, Selasa (11/8/2015).
Pendukung pasangan ini bersikukuh agar Yoyok dan Suryani bisa masuk sebagai calon wali kota dan wakil wali kota. Pasalnya, sampai saat ini Pilkada Surabaya hanya ada satu calon tunggal.
Tim pemenangan pasangan ini sempat berdebat serius dengan Komisioner KPUD Kota Surabaya. Komisioner KPUD Surabaya Nur Syamsi mengaku, pendaftaran ini tidak bisa dilakukan karena terbentur aturan.
Yakni, pendaftaran Independent sudah ditutup sejak bulan Juni 2015 lalu. "Kami bekerja sesuai aturan. Untuk pendaftaran calon Independent sudah ditutup," ujar Nur Syamsi dengan mimik serius.
Kontan saja, jawaban dari komisioner itu juga memancing sejumlah pendukung Yoyok-Suryani untuk berdebat. Terlebih lagi, pasangan ini juga membawa KPU Independent.
"Daripada nanti Pilkada diundur, lebih baik ada calon ini. Untuk Pak KPU yang asli mohon diterima pendaftaran ini, nanti sebulan lagi syarat pendaftaran akan kami lengkapi," ujar Sabar salah satu tim sukses yang lain.
Setelah suasana semakin mamanas, Tim sukses Yoyok-Suryani, Udin angkat bicara. Bahwa, semangat dari warga yang mendaftarkan calon independent ini adalah bentuk penyelamatan demokrasi di Kota Surabaya.
Pasalnya, hingga saat ini ada partai politik yang sengaja menyandera demokrasi membuat Pilkada di Kota Surabaya ditunda.
"Baiklah kalau begitu. KPUD Surabaya tidak menerima, biar calon ini mendaftar di KPU Ludruk Irama Budaya Cak Durasim. Dan nanti kalau terpilih biar menjadi wali kotanya ludruk," timpalnya.
Sontak pernyataan Udin ini membuat sejumlah wartawan dan komisioner KPU yang hadir di lokasi tersebut tertawa.
Pasangan, Yoyok Hasibuan-Suryani ini sejak semula memang memancing untuk tertawa. Pasangan ini merupakan anggota Ludruk Irama Budaya Cak Durasim.
Yoyok Hasibuan bertubuh Tambun yang sangat kontras dengan setelan Jas dan Dasi berwarna Kuning.
Pun demikian, dengan wakilnya yang mengenakan setelah Suryani yang diperkirakan berusia 70 tahun.
Nenek ini mengenakan kalung bunga berwarna kuning dengan bedak muka yang sangat tebal.
(sms)