Stok Sapi di DIY Berkurang
A
A
A
Sementara itu di Ban tul KetuaAsosiasi Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PDSS), Ilham Jayadi mengatakan, sela ma ini pasokan sapi di Indonesia tak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi.
Bahkan, pasokan sapi impor pada kuartal ketiga ini yang hanya 50.000 ekor ini sangat berdampak pada kebutuhan daging sapi di Indonesia. “Impor 50.000 ekor itu jumlahnya sangat sedikit. Untuk Ja bo detabek dan Banten masih kurang mencu kupi,” ujarnya, kemarin. Karena itu, banyak sapi dari daerah, seperti dari DIY, yang lari ke wilayah Jabodetabek dan Banten.
Saat ini banyak pedagang sapi dari Jawa Barat mulai berburu sapi di DIY dan Jawa Tengah untuk dipotong dan dagingnya untuk memenuhi kebutuhan warga di Jabodetabek dan Banten. Kondisi ini tentu membuat stok sapi di daerah jauh berkurang. Dampak langkanya stok sapi ini mengakibatkan harga jual sapi juga akan mengalami kenaikan.
Imbasnya tentu harga daging sapi juga naik. Padahal dia mencatat saat ini harga daging sapi sudah berkisar di angka Rp105.000 hingga Rp110.000 setiap kilogramnya. Jika pembatasan kuota impor ini terus diberlakukan, daging sapi bisa menembus di angka Rp130.000 hingga Rp150.000 setiap kilonya.
“Hukum ekonomi pasti berlaku, dan kami pelaku dalam bisnis daging sapi ini tak bisa berbuat banyak,” ujar Ilham. Di Segoroyoso yang selama ini dikenal sebagai pemasok kebutuhan daging sapi seluruh DIY, kondisinya juga mulai terasa. Pasokan sapi mulai menipis sehingga pasokan daging dari luar daerah seperti Boyolali sudah mulai masuk.
Harga Masih Normal
Ponirah, 65, salah satu penjual daging di Pasar Bering harjo mengatakan, daging sapi dijual Rp110.000 per kilogram. Harga ini masih be lum berubah sejak Lebaran lalu, malah pada mo men tertentu sebelum Lebaran harga da ging saat ini masih sedikit lebih murah. “Sebelumnya sempat sampai angka Rp120.000, tapi sekarang bertahan di angka Rp110.000 per kilo.
Tidak ada kenaikan harga, juga tidak turun. Penjualan masih seperti biasa,” ucap Ponirah, kemarin siang. Senada diungkapkan penjual daging lainnya, Yati, 62. Menurutnya, penjualan daging sapi memang tidak terlalu ba gus tapi masih terbilang normal. Dia menjual daging yang didatangkan dari Rumah Potong Hewan (RPH) Giwa ngan sebesar Rp105.000 per kilogram.
Di Pasar Wates Kulonprogo harga daging sapi malah mengalami penurunan. Saat ini har ga daging sapi hanya Rp100.000 atau turun dari Rp110.000 seusai Lebaran lalu. “Sudah beberapa hari ini turun dan cenderung normal,” kata pedagang daging sapi yang ada di Pasar Wates, Yuli.
Erfanto linangkung/ sodik/ kuntadi/ priyo setyawan
Bahkan, pasokan sapi impor pada kuartal ketiga ini yang hanya 50.000 ekor ini sangat berdampak pada kebutuhan daging sapi di Indonesia. “Impor 50.000 ekor itu jumlahnya sangat sedikit. Untuk Ja bo detabek dan Banten masih kurang mencu kupi,” ujarnya, kemarin. Karena itu, banyak sapi dari daerah, seperti dari DIY, yang lari ke wilayah Jabodetabek dan Banten.
Saat ini banyak pedagang sapi dari Jawa Barat mulai berburu sapi di DIY dan Jawa Tengah untuk dipotong dan dagingnya untuk memenuhi kebutuhan warga di Jabodetabek dan Banten. Kondisi ini tentu membuat stok sapi di daerah jauh berkurang. Dampak langkanya stok sapi ini mengakibatkan harga jual sapi juga akan mengalami kenaikan.
Imbasnya tentu harga daging sapi juga naik. Padahal dia mencatat saat ini harga daging sapi sudah berkisar di angka Rp105.000 hingga Rp110.000 setiap kilogramnya. Jika pembatasan kuota impor ini terus diberlakukan, daging sapi bisa menembus di angka Rp130.000 hingga Rp150.000 setiap kilonya.
“Hukum ekonomi pasti berlaku, dan kami pelaku dalam bisnis daging sapi ini tak bisa berbuat banyak,” ujar Ilham. Di Segoroyoso yang selama ini dikenal sebagai pemasok kebutuhan daging sapi seluruh DIY, kondisinya juga mulai terasa. Pasokan sapi mulai menipis sehingga pasokan daging dari luar daerah seperti Boyolali sudah mulai masuk.
Harga Masih Normal
Ponirah, 65, salah satu penjual daging di Pasar Bering harjo mengatakan, daging sapi dijual Rp110.000 per kilogram. Harga ini masih be lum berubah sejak Lebaran lalu, malah pada mo men tertentu sebelum Lebaran harga da ging saat ini masih sedikit lebih murah. “Sebelumnya sempat sampai angka Rp120.000, tapi sekarang bertahan di angka Rp110.000 per kilo.
Tidak ada kenaikan harga, juga tidak turun. Penjualan masih seperti biasa,” ucap Ponirah, kemarin siang. Senada diungkapkan penjual daging lainnya, Yati, 62. Menurutnya, penjualan daging sapi memang tidak terlalu ba gus tapi masih terbilang normal. Dia menjual daging yang didatangkan dari Rumah Potong Hewan (RPH) Giwa ngan sebesar Rp105.000 per kilogram.
Di Pasar Wates Kulonprogo harga daging sapi malah mengalami penurunan. Saat ini har ga daging sapi hanya Rp100.000 atau turun dari Rp110.000 seusai Lebaran lalu. “Sudah beberapa hari ini turun dan cenderung normal,” kata pedagang daging sapi yang ada di Pasar Wates, Yuli.
Erfanto linangkung/ sodik/ kuntadi/ priyo setyawan
(bbg)