TPKS Terus Pacu Migrasi Sistem Online Job Order
A
A
A
SEMARANG - Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) terus memacu migrasi sistem dari manual melalui loket pengajuan ekspor dan impor ke job order online .
General Manager TPKS Erry Akbar Panggabean mengatakan sistem job order online sudah diujicobakan sejak 1 Juli 2015. Meski belum sepenuhnya bisa dilakukan, pihaknya optimistis sistem baru tersebut akan dapat berjalan dengan baik. “Memang migrasi suatu sistem akan membutuhkan waktu untuk prosesnya, karena ini mengubah kebiasaan yang selama ini ada dengan cara manual, menjadi ke suatu sistem yang terkomputerisasi,” katanya kemarin.
Dia mengaku ada beberapa kendala terjadi, tapi hal itu normal saja karena memang sistem baru. Akan tetapi, TPKS selalu terbuka menerima saran, kritik, dan keluhan dari para pengguna jasanya.
Sistem yang ada sekarang juga terkoneksi dengan sistem yang dimiliki oleh Bea Cukai KPPBC Tanjung Emas, sehingga ini tentu akan mempercepat proses custom sehingga barang bisa cepat keluar/masuk TPKS yang mana akan mengurangi dwelling time yang ada. “Per Juli 2015 lalu, dwelling time TPKS sudah sekitar 4,4 hari,” ujarnya.
Erry menegaskan sistem online akan lebih baik dan mempercepat proses operasionalisasi bongkar muat di TPKS. Sementara itu, pascalibur Lebaran, kondisi bongkar muat peti kemas di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) TPKS mulai menggeliat kembali. Mulai 16 Juli 2015 lalu TPKS libur karena memang tidak ada call kapal sampai 21 Juli 2015.
Kapal pertama yang datang 21 Juli 2015 lalu, diikuti oleh kapal-kapal peti kemas lain setelahnya, membuat aktivitas perekonomian dan bongkar muat di TPKS normal kembali. Manajer Operasi TPKS Edy Sulaksono menyatakan, Juli lalu TPKS mencetak angka 35.682 TEUs, lebih rendah dari capaian bulan Juni yang sebesar 55.325 TEUs.
Hal ini dikarenakan turunnya jumlah impor ke Jawa Tengah dan DIY pada Juli 2015 ini yang hanya sekitar 14.592 TEUs, cukup drastis dari angka impor Juni 2015 yang bisa mencapai 28.200 TEUs. “Pada bulan Juli terjadi penurunan karena libur Lebaran, sehingga tidak ada schedule kunjungan kapal pada waktu itu,” katanya.
Andik sismanto
General Manager TPKS Erry Akbar Panggabean mengatakan sistem job order online sudah diujicobakan sejak 1 Juli 2015. Meski belum sepenuhnya bisa dilakukan, pihaknya optimistis sistem baru tersebut akan dapat berjalan dengan baik. “Memang migrasi suatu sistem akan membutuhkan waktu untuk prosesnya, karena ini mengubah kebiasaan yang selama ini ada dengan cara manual, menjadi ke suatu sistem yang terkomputerisasi,” katanya kemarin.
Dia mengaku ada beberapa kendala terjadi, tapi hal itu normal saja karena memang sistem baru. Akan tetapi, TPKS selalu terbuka menerima saran, kritik, dan keluhan dari para pengguna jasanya.
Sistem yang ada sekarang juga terkoneksi dengan sistem yang dimiliki oleh Bea Cukai KPPBC Tanjung Emas, sehingga ini tentu akan mempercepat proses custom sehingga barang bisa cepat keluar/masuk TPKS yang mana akan mengurangi dwelling time yang ada. “Per Juli 2015 lalu, dwelling time TPKS sudah sekitar 4,4 hari,” ujarnya.
Erry menegaskan sistem online akan lebih baik dan mempercepat proses operasionalisasi bongkar muat di TPKS. Sementara itu, pascalibur Lebaran, kondisi bongkar muat peti kemas di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) TPKS mulai menggeliat kembali. Mulai 16 Juli 2015 lalu TPKS libur karena memang tidak ada call kapal sampai 21 Juli 2015.
Kapal pertama yang datang 21 Juli 2015 lalu, diikuti oleh kapal-kapal peti kemas lain setelahnya, membuat aktivitas perekonomian dan bongkar muat di TPKS normal kembali. Manajer Operasi TPKS Edy Sulaksono menyatakan, Juli lalu TPKS mencetak angka 35.682 TEUs, lebih rendah dari capaian bulan Juni yang sebesar 55.325 TEUs.
Hal ini dikarenakan turunnya jumlah impor ke Jawa Tengah dan DIY pada Juli 2015 ini yang hanya sekitar 14.592 TEUs, cukup drastis dari angka impor Juni 2015 yang bisa mencapai 28.200 TEUs. “Pada bulan Juli terjadi penurunan karena libur Lebaran, sehingga tidak ada schedule kunjungan kapal pada waktu itu,” katanya.
Andik sismanto
(bbg)