Desa Simacem Terbakar Diterjang Awan Panas Sinabung

Kamis, 30 Juli 2015 - 18:54 WIB
Desa Simacem Terbakar...
Desa Simacem Terbakar Diterjang Awan Panas Sinabung
A A A
KARO - Desa Simacem di Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo yang berjarak sekitar 3 kilometer (km) dari Gunung Sinabung, terbakar dan rata dengan tanah setelah diterjang awan panas dengan jarak luncur mencapai 4,5 km, Kamis (30/7/2015) .

Desa yang sebelumnya merupakan salah satu sentra penghasil sayur mayur, kini hanya tinggal kenangan bagi warganya.

Setelah diterjang erupsi serta awan panas guguran Gunung Sinabung untuk pertama kali pada 15 September 2013 dan terakhir pada Kamis dinihari (30/7/2015), menjadikan Desa Simacem masuk kawasan zona merah (red zone).

Saat erupsi Gunung Sinabung pada 15 September 2013 silam, sebanyak 445 jiwa penduduk desa itu terpaksa harus angkat kaki meninggalkan desa tercinta mereka.

Beban jiwa warga desa itu semakin terasa berat setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Desa Simacem dan dua desa tetangganya, yakni Desa Bekerah dan Sukameriah, Kecamatan Naman Teran, sebagai areal zona terlarang.

Karena itu, dengan penetapan status maka desa tersebut harus ditinggalkan dan tidak boleh ditempati dalam waktu yang belum ditentukan.

Setelah ditinggalkan mengungsi oleh warganya, Desa Simacem benar benar menjadi desa mati. Tak ada warga, tak ada aktivitas pertanian.

Padahal dulu desa ini merupakan lahan garapan sangat subur untuk komoditi pertanian, terutama sayurmayur.

Tapi, kini desa itu rata dengan tanah tertutup debu vulkanik tebal akibat disapu lagi awan panas Gunung Sinabung pada Kamis (30/7/2015) dinihari.

Menurut warga setempat, seluruh bangunan telah tersapu hingga ke aliran Sungai Lau Borus yang kini juga mengering. Sebelumnya, pada 5 Maret 2015 lalu Desa Sukameriah, Kecamatan Payung yang berjarak sangat dekat dengan Gunung Sinabung juga telah musnah disapu awan panas guguran.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Armen Putra mengatakan, sejak 30 Juli 2015 telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanologi Gunung Sinabung yang kini menyandang status tertinggi yakni, Awas (Level IV).

Hal tersebut lanjutnya, ditandai dengan telah terjadinya awan panas guguran sebanyak 11 kali kejadian dengan jarak luncur 3 – 4,5 km ke sektor tenggara – timur, dan 1 kali erupsi dengan ketinggian 2 km bergerak ke arah timur laut - barat, sering arah angin sejak pukul 00.00 – 12.00 WIB.

“Untuk desa terdekat dari jalur awan panas yaitu Desa Simacem terlihat terbakar pasca diterjang awan panas dinihari tadi,” ungkap Armen.

Ditambahkan Armen, pihaknya juga mengalami sedikit gangguan akibat dari kabut asap, karena tidak dapat memantau secara visual jarak luncur awan panas, dan ketinggian kolom debu.

Saat ini katanya, pihaknya hanya memantau dari kamera thermal cam. Sementara secara keseluruhan tidak dapat mengamati Gunung Sinabung dengan baik.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan mengatakan, tidak ada korban jiwa akibat awan panas guguran tersebut.

“Memang benar Desa Simacem terbakar setelah diterjang awan panas dinihari tadi. Namun tidak ada korban jiwa, karena seluruh warganya telah diungsikan. Kita juga imbau kepada masyarakat agar tidak mendekat, ataupun masuk kedalam kawasan zona merah, mengingat saat ini aktivitas Sinabung tergolong tinggi,” timpalnya.

Sementara informasi yang dihimpun dari Media Center Pemkab Karo, pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung hingga saat ini berjumlah 3.150 KK (11.110 jiwa) yang ditempatkan di 10 titik posko pengungsian terpisah.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)