TNI Gelar Latihan di Gunung Papandayan
A
A
A
GARUT - Mengantisipasi Gunung Papandayan meletus, sebanyak 1.000 personel gabungan TNI, Polri, pemerintah daerah, dan unsur pendukung di Kabupaten Garut, menggelar apel pasukan. Pangdam III Sil iwangi Mayjen Dedi Kusnadi Tamim mengatakan, kegiatan ter sebut merupakan bagian dari latihan penanggulangan bencana jika salah satu gunung api di Garut ini meletus.
Satu unit Helikopter Bell TNI AD digunakan dalam latihan tersebut. Tidak hanya itu, beberapa unit mobil pemadam kebakaran (Damkar), ken da raan Badan Penanggulangan Ben cana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, kendaraan operasional kepolisian, kendaraan PLN, ambulan, kendaraan unsur pen dukung, truk pengangkut dari Satuan Pembekalan Angkutan (Bekang), dan sejumlah perleng kapan seperti tenda da rurat turut dikerahkan.
“Kami libatkan helikopter untuk pemantauan dan eva kuasi. Menghadapi bencana alam ini, semua harus di latihkan dengan baik kepada apa rat, unsur pemerintahan, dan masyarakat. Masyarakat ha rus ikut terlibat, karena la tihan ini sebagai gambaran apa bila sesuatu terjadi di Gunung Papandayan,” kata Dedi, di Makorem 062 Tarumanegara, kemarin.
Melalui latihan tersebut, dapat diketahui kesiapan se mua unsur dan kendala-kendala yang terjadi dalam bencana gunung meletus. Hal utama yang menjadi perhatian utama dalam pelatihan tersebut adalah bagaimana proses evakuasi dan upaya lain terhadap masyarakat di kaki Gunung Pa pandayan di Kecamatan Cisurupan.
“Setelah melakukan latihan ini, aparat dan masyarakat terbiasa melakukan pe nanga nan bencana alam. Bekerja sama dengan pihak BNPB di Kabupaten Garut. Sejauh mana pemerintah dalam mendukung upaya evakuasi. Apa ke kurangan-kekurangan, diharapkan sudah ada satu kesamaan tindakan,” ungkapnya. Menurutnya, pelaksanaan pelatihan ini bukan hanya di Papandayan saja, tapi di sejumlah tempat lain wilayah Indonesia.
Pangdam menambahkan, se belumnya jajaran TNI di wilayah Kodam III Siliwangi menggelar latihan serupa di Banten. “Di Banten kami melakukan latihan bersama masyarakat. Materinya berbeda, di sana itu antisipasi dalam menghadapi bencana tsunami. Kali ini, latihannya bukan hanya di Jawa Barat, latihan penanggulangan juga digelar oleh panita pe nyelenggara latihan staf pan glima TNI di beberapa tempat wilayah Indonesia,” paparnya.
Sementara itu, Kapenrem Korem 062 Tarumanegara, Mayor Sutisna, mengatakan kegiatan pelatihan tersebut berlangsung selama dua hari, yakni hari ini (kemarin) dan Kamis 30 Juli 2015. “Selain gelar pasukan, kegiatan hari ini adalah gladi bagaimana simulasi untuk besok (hari ini). Bagaimana segala persiapan. Baru simulasi penanganan bencana, seperti proses evakuasi, dilakukan pada hari kedua,” katanya.
Selain di Makorem 062 Tarumanegara, pelaksanaan simu lasi penanganan bencana sendiri dilakukan di tiga tempat, yakni kaki Gunung Papandayan Kecamatan Cisurupan, lapangan Desa/Kecamatan Bayongbong, dan lapangan Desa Ngamplang Kecamatan Cilawu.
“Skenario kegiatannya ada lah ketika Gunung Pa pandayan meletus, masyarakat di kaki gunung dievakuasi ke Bayong bong. Lalu misalnya ketika situasi tidak memungkinkan, masyarakat dievakuasi lagi ke titik paling aman di Ngam plang,” paparnya
Fani Ferdiansyah
Satu unit Helikopter Bell TNI AD digunakan dalam latihan tersebut. Tidak hanya itu, beberapa unit mobil pemadam kebakaran (Damkar), ken da raan Badan Penanggulangan Ben cana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, kendaraan operasional kepolisian, kendaraan PLN, ambulan, kendaraan unsur pen dukung, truk pengangkut dari Satuan Pembekalan Angkutan (Bekang), dan sejumlah perleng kapan seperti tenda da rurat turut dikerahkan.
“Kami libatkan helikopter untuk pemantauan dan eva kuasi. Menghadapi bencana alam ini, semua harus di latihkan dengan baik kepada apa rat, unsur pemerintahan, dan masyarakat. Masyarakat ha rus ikut terlibat, karena la tihan ini sebagai gambaran apa bila sesuatu terjadi di Gunung Papandayan,” kata Dedi, di Makorem 062 Tarumanegara, kemarin.
Melalui latihan tersebut, dapat diketahui kesiapan se mua unsur dan kendala-kendala yang terjadi dalam bencana gunung meletus. Hal utama yang menjadi perhatian utama dalam pelatihan tersebut adalah bagaimana proses evakuasi dan upaya lain terhadap masyarakat di kaki Gunung Pa pandayan di Kecamatan Cisurupan.
“Setelah melakukan latihan ini, aparat dan masyarakat terbiasa melakukan pe nanga nan bencana alam. Bekerja sama dengan pihak BNPB di Kabupaten Garut. Sejauh mana pemerintah dalam mendukung upaya evakuasi. Apa ke kurangan-kekurangan, diharapkan sudah ada satu kesamaan tindakan,” ungkapnya. Menurutnya, pelaksanaan pelatihan ini bukan hanya di Papandayan saja, tapi di sejumlah tempat lain wilayah Indonesia.
Pangdam menambahkan, se belumnya jajaran TNI di wilayah Kodam III Siliwangi menggelar latihan serupa di Banten. “Di Banten kami melakukan latihan bersama masyarakat. Materinya berbeda, di sana itu antisipasi dalam menghadapi bencana tsunami. Kali ini, latihannya bukan hanya di Jawa Barat, latihan penanggulangan juga digelar oleh panita pe nyelenggara latihan staf pan glima TNI di beberapa tempat wilayah Indonesia,” paparnya.
Sementara itu, Kapenrem Korem 062 Tarumanegara, Mayor Sutisna, mengatakan kegiatan pelatihan tersebut berlangsung selama dua hari, yakni hari ini (kemarin) dan Kamis 30 Juli 2015. “Selain gelar pasukan, kegiatan hari ini adalah gladi bagaimana simulasi untuk besok (hari ini). Bagaimana segala persiapan. Baru simulasi penanganan bencana, seperti proses evakuasi, dilakukan pada hari kedua,” katanya.
Selain di Makorem 062 Tarumanegara, pelaksanaan simu lasi penanganan bencana sendiri dilakukan di tiga tempat, yakni kaki Gunung Papandayan Kecamatan Cisurupan, lapangan Desa/Kecamatan Bayongbong, dan lapangan Desa Ngamplang Kecamatan Cilawu.
“Skenario kegiatannya ada lah ketika Gunung Pa pandayan meletus, masyarakat di kaki gunung dievakuasi ke Bayong bong. Lalu misalnya ketika situasi tidak memungkinkan, masyarakat dievakuasi lagi ke titik paling aman di Ngam plang,” paparnya
Fani Ferdiansyah
(bbg)