Bermisi Angkat Makanan Khas Semarang
A
A
A
Setiap daerah memiliki ciri khas makanan tersendiri. Meski jenisnya sama, tetapi ada ciri khas pembeda, mulai dari bentuk, rasa, penyebutan nama, hingga variasi jenis.
Termasuk Kota Semarang yang memiliki segudang jenis makanan yang bisa dijadikan sebagai tujuan wisata kuliner bagi para pelancong.
Sebut saja lunpia, wingko hingga makanan yang cukup berat untuk mengganjal perut lapar. Hal itulah yang coba dikenalkan Komunitas Gila Kuliner yang ingin menyibak berbagai jenis makanan di Semarang dan mempromosikannya melalui media sosial. Komunitas Gila Kuliner berdiri sejak 9 Juni 2015 dengan tujuan mengenalkan makanan Semarangan kepada khalayak ramai, terutama masyarakat yang berada di luar Kota Semarang.
Dian Ananti, salah satu anggota pencinta kuliner mengatakan, Komunitas Gila Kuliner terbentuk melalui akun media sosial. Anggotanya merupakan para pencinta kuliner Semarangan. “Belum genap sebulan terbentuk, anggotanya sudah berjumlah 3.400 orang,” ujarnya. Komunitas ini tak membatasi siapa pun untuk bergabung. Siapa pun yang memiliki kesamaan, yakni menyukai kuliner bisa ikut bergabung dan tak perlu dibedakan dari segi ras, suku, dan agama.
Komunitas itu belum lama ini juga telah mendeklarasikan diri dengan meluncurkan kartu anggota bagi para anggotanya. Komunitas Gila Semarang sudah melakukan jelajah kuliner dari mulai level kaki lima hingga level binta lima. Tak hanya itu, komunitas juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi antarpencinta kuliner. Setiap menemukan kuliner enak langsung diinformasikan kepada para anggota untuk segera menjajalkannya.
Tak lupa tempat-tempat kuliner yang dinilai ciamik juga di-upload ke akun media sosial agar semakin luas diketahui masyarakat. “Jadi, biar masyarakat yang berada di luar Semarang juga tahu bahwa ada tempat dan kuliner yang recomended bisa dikunjungi ketika mampir ke Semarang,” ucapnya. Anggota Komunitas Gila Kuliner, yang juga seorang koki profesional, Chef Ivan Kabuki memberikan apresiasi dengan terbentuknya kelompok ini.
Dia berpendapat, untuk mengenalkan kuliner-kuliner khas Semarangan memang diperlukan adanya sebuah komunitas semacam itu. “Dengan adanya komunitas ini, kuliner-kuliner yang ada di Kota Semarang akan semakin terekpos dengan baik di media sosial maupun di surat kabar. Agar Semarang bisa dijadikan kota dengan beragam macam kuliner dan pariwisatanya,” katanya. Hal senada disampaikan Hermawan, anggota lain di Komunitas Gila Kuliner. Kuliner di Kota Semarang sangat beragam dan belum banyak masyarakat yang tahu.
“Makanya, kita juga biasanya mengumpulkan para pembuat kuliner home industry untuk ikut meramaikan setiap event yang akan kita lakukan. Ke depan, Komunitas Gila Kuliner ini nggak cuma berkutat di Kota Semarang, beragam kegiatan sosial serta kopi darat setiap minggunya sudah dipersiapkan bagi anggota,” ucapnya.
Susilo Himawan
Kota Semarang
Termasuk Kota Semarang yang memiliki segudang jenis makanan yang bisa dijadikan sebagai tujuan wisata kuliner bagi para pelancong.
Sebut saja lunpia, wingko hingga makanan yang cukup berat untuk mengganjal perut lapar. Hal itulah yang coba dikenalkan Komunitas Gila Kuliner yang ingin menyibak berbagai jenis makanan di Semarang dan mempromosikannya melalui media sosial. Komunitas Gila Kuliner berdiri sejak 9 Juni 2015 dengan tujuan mengenalkan makanan Semarangan kepada khalayak ramai, terutama masyarakat yang berada di luar Kota Semarang.
Dian Ananti, salah satu anggota pencinta kuliner mengatakan, Komunitas Gila Kuliner terbentuk melalui akun media sosial. Anggotanya merupakan para pencinta kuliner Semarangan. “Belum genap sebulan terbentuk, anggotanya sudah berjumlah 3.400 orang,” ujarnya. Komunitas ini tak membatasi siapa pun untuk bergabung. Siapa pun yang memiliki kesamaan, yakni menyukai kuliner bisa ikut bergabung dan tak perlu dibedakan dari segi ras, suku, dan agama.
Komunitas itu belum lama ini juga telah mendeklarasikan diri dengan meluncurkan kartu anggota bagi para anggotanya. Komunitas Gila Semarang sudah melakukan jelajah kuliner dari mulai level kaki lima hingga level binta lima. Tak hanya itu, komunitas juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi antarpencinta kuliner. Setiap menemukan kuliner enak langsung diinformasikan kepada para anggota untuk segera menjajalkannya.
Tak lupa tempat-tempat kuliner yang dinilai ciamik juga di-upload ke akun media sosial agar semakin luas diketahui masyarakat. “Jadi, biar masyarakat yang berada di luar Semarang juga tahu bahwa ada tempat dan kuliner yang recomended bisa dikunjungi ketika mampir ke Semarang,” ucapnya. Anggota Komunitas Gila Kuliner, yang juga seorang koki profesional, Chef Ivan Kabuki memberikan apresiasi dengan terbentuknya kelompok ini.
Dia berpendapat, untuk mengenalkan kuliner-kuliner khas Semarangan memang diperlukan adanya sebuah komunitas semacam itu. “Dengan adanya komunitas ini, kuliner-kuliner yang ada di Kota Semarang akan semakin terekpos dengan baik di media sosial maupun di surat kabar. Agar Semarang bisa dijadikan kota dengan beragam macam kuliner dan pariwisatanya,” katanya. Hal senada disampaikan Hermawan, anggota lain di Komunitas Gila Kuliner. Kuliner di Kota Semarang sangat beragam dan belum banyak masyarakat yang tahu.
“Makanya, kita juga biasanya mengumpulkan para pembuat kuliner home industry untuk ikut meramaikan setiap event yang akan kita lakukan. Ke depan, Komunitas Gila Kuliner ini nggak cuma berkutat di Kota Semarang, beragam kegiatan sosial serta kopi darat setiap minggunya sudah dipersiapkan bagi anggota,” ucapnya.
Susilo Himawan
Kota Semarang
(ars)