Makam Suhud Awali Pembentukan Makam Keluarga

Senin, 27 Juli 2015 - 10:26 WIB
Makam Suhud Awali Pembentukan Makam Keluarga
Makam Suhud Awali Pembentukan Makam Keluarga
A A A
PONOROGO - Kematian Suhud Supriyanto dan tiga anggota keluarga intinya jelas meninggalkan duka mendalam bagi kerabat yang ditinggalkan.

Namun, keluarga besar Suhud di Dusun Niten, Desa Somoroto, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Jatim, ikhlas melepas kepergian mereka sebagai syahid dalam musibah yang terjadi dalam perjalanan silaturahmi. Kedatangan jenazah Suhud, 53; Suprihatin, 50, istri Suhud; Paramita Fajar Pratiwi, 18, anak kedua Suhud; dan Muhammad Irsyad Pambudi, 13, anak angkat Suhud; pada jelang subuh Minggu (26/7) kemarin, memang tidak diinginkan.

Sebab Suhud beserta keluarganya hanya sekejap menjenguk keluarga besar Suhud di Dusun Niten itu. Sebuah bentuk silaturahmi yang tidak pernah dilakukan oleh Suhud dan keluarganya setiap kali Lebaran. “Biasanya, kalau Pak Suhud mudik silaturahminya merata. Semua kerabat keluarga didatanginya, lebih muda atau lebih tua selama almarhum sempat pasti didatangi. Kali ini beda. Kamis (23/7) lalu, Pak Suhud hanya datang sebentar sekali, bersalaman dengan keluarga di keprabon (rumah orang tua) lalu ziarah di makam orang tuanya dan langsung kembali ke Solo untuk menghadiri resepsi,” ungkap Sri Wahyuni, salah satu kerabat Suhud.

Menurut Sri, sebenarnya Suhud sudah memberi kabar keluarganya di Ponorogo bahwa Lebaran tahun ini tidak mudik. Ia hanya mengucapkan maaf melalui sambungan telepon. Ini karena Suhud dan keluarganya akan mendatangi resepsi pernikahan keponakan istrinya di Solo. “Tapi mungkin karena eman (sayang) dengan jarak yang sudah dekat dari Solo ke Ponorogo. Maka mereka terus ke Ponorogo tapi tanpa istirahat langsung kembali ke Solo. Yang ini pulangnya tidak sebentar, tapi selamanya. Kami ikhlas,” ucap Sri Wahyuni.

Sejumlah kerabat menyatakan, mereka tak pernah memiliki firasat tertentu soal musibah yang menimpa Suhud dan keluarganya. Namun saat mengenang rembuk keluarga beberapa waktu menjelang Lebaran, mereka memang merasakan ada yang berbeda dengan ide yang dilontarkan Suhud. Dalam rembuk yang dilakukan secara nonformal, keluarga besar Suhud ingin mewakafkan tanah di sebelah rumah orang tua mereka.

Ada yang mengusulkan sebagai rumah yatim piatu dan ada pula mengusulkan sebagai gedung untuk majelis zikir. Namun Suhud sempat mengusulkan membuat sebagian luas tanah sebagai makam keluarga.

“Usul itu belum sepenuhnya disepakati saat itu. Semua masih punya pertimbangan sendiri-sendiri. Tapi sekarang, usul itu kami laksanakan. Kami memakamkan adik kami Suhud, istrinya, dan anakanaknya, di pekarangan kami (yang sedang dirembuk untuk wakaf itu). Beliau yang usul, beliau yang mengawali membentuk makam keluarga ini. Subhanallah,” ucap kakak Suhud, Yusuf Supriyadi.

Suhud, istri, dan anakanaknya, Minggu (26/7) kemarin, memang dimakamkan di pekarangan rumah keluarga besar mereka. Keempat jenazah dimakamkan dalam satu liang lahad di pekarangan rumah itu. Tepatnya makam tersebut di bagian belakang bagian barat rumah orang tua Suhud. Supriyadi menambahkan, keluarga besar Suhud ikhlas dengan kematian anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini.

Kecelakaan lalu lintas di KM 166 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Jumat (24/7) jelang tengah malam ini adalah musibah yang tidak diinginkan. “Tapi saya yakin, adik saya mati syahid. Dia dan anakanaknya, juga adik dan keponakan, datang jauh-jauh untuk bersilaturahmi menyambung tali persaudaraan. Itu jelas sebuah amalan baik. Saya tahu bagaimana keluarga mereka begitu taat beribadah. Sekali lagi saya yakin, Insya Allah mereka syahid,” ujar Supriyadi.

Soal pembentukan makam keluarga, Supriyadi yang juga tinggal di Jakarta ini menyatakan, setelah tujuh hari kematian Suhud dan keluarganya, ia dan keluarga besar akan segera membuat bangunan untuk membatasi tanah pekarangan yang jadi makam keluarga dengan tanah pekarangan milik tetangga mereka. Rencana membuat gedung untuk majelis zikir juga akan diwujudkan.

“Kami juga akan memindahkan makam ibu kami Hajjah Suminah dan bapak kami Joyo Leno ke makam keluarga ini. Nanti keluarga kami yang meninggal akan dimakamkan di sini,” ungkap Supriyadi. Suhud dan tiga anggota keluarganya adalah korban dalam kecelakaan maut di KM 166 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang terjadi Jumat (24/7) sekitar pukul 23.15 WIB.

Ada pula tiga korban tewas lain, yaitu Tri Wahyono, adik ipar Suhud; Ipat Patmawati, istri Tri Wahyono; dan Sasyana, anak Tri Wahyono. Sementara anak pertama Suhud, Mira Ayu Prisilia, 23, masih dalam kondisi kritis. Dalam kecelakaan ini, Suhud dan keluarganya menumpang mobil Toyota Innova bernomor polisi B-1805-EKX yang dikemudikan Tri Wahyono. Saat sampai di KM 66 tol Cipali mengarah ke Jakarta untuk pulang ke Depok, mobil tiba-tiba oleng ke kanan dan menabrak pembatas jalan hingga menyeberang ke jalur berlawanan.

Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan datang sebuah Bus Setia Negara yang melaju dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, bus langsung menghantam mobil Toyota Innova hingga membuat mobil itu terseret sejauh 70 meter dan menewaskan tujuh penumpangnya. Diduga kecelakaan terjadi akibat pengemudi mobil Toyota Inova mengantuk.

Dili Eyato
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4768 seconds (0.1#10.140)