Jalinsum Medan-Lubukpakam Padat Merayap
A
A
A
DELISERDANG - Kepadatan arus lalu lintas pada puncak arus balik libur Lebaran, kemarin, mulai terlihat Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Lubukpakam.
Arus lalu lintas di jalur yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dengan provinsi lainnya ini padat merayap. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN, Jalinsum sepanjang Tanjung Morawa hingga Lubukpakam maupun Tanjung Morawa- Medan ataupun sebaliknya, terpantau padat. Kendaraan masih didominasi mobil pribadi dan sepeda motor.
Di Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa dan persimpangan pintu masuk Gerbang Tol Tanjung Morawa menjadi titik yang paling dipadati kendaraan. Kondisi ini disebabkan Simpang Kayu Besar menjadi pertemuan kendaraan dari dan ke Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), serta kendaraan menuju Tebingtinggi.
Sementara untuk persimpangan pintu masuk gerbang Tol Tanjung Morawa menjadi pertemuan kendaraan yang akan masuk pintu tol maupun kendaraan yang akan menuju Tebingtinggi. Kepala Gerbang Tol Tanjung Morawa, Jannes Simorangkir, mengatakan, lonjakan kendaraan arus balik terjadi tidak menentu.
Diprediksi peningkatan jumlah kendaraan akan terjadi pada kemarin malam. Jika terjadi peningkatan jumlah kendaraan, mereka akan membuka pintu keluar lima gardu, sedangkan pintu masuk akan dilayani secara manual. Menurut dia, mulai pukul 00.00-18.00 WIB, kemarin, jumlah kendaraan yang masuk gerbang Tol Tanjung Morawa mencapai 12.387 unit mobil yang didominasi mobil pribadi.
Sementara untuk kendaraan yang keluar mencapai 13.445 unit mobil. Terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang masuk mulai pukul 14.00-18.00 WIB mencapai 1.000 unit lebih kendaraan per jamnya. Sementara untuk kendaraan yang keluar mengalami peningkatan mulai pukul 09.00-16.00 WIB mencapai lebih dari 1.000 unit mobil per jamnya.
“Antrean terpanjang kendaraan untuk pintu keluar terjadi pukul 11.00 WIB, yakni mencapai 500 meter. Kemarin kendaraan yang keluar mencapai 20.229 unit, sedangkan untuk pintu masuk mencapai 18.063 unit. Adapun untuk hari biasa jumlah kendaraan di pintu keluar 16.000 unit tidak jauh berbeda untuk jumlah kendaraan di pintu masuk,” ujarnya.
Di Jalan Arteri Batang Kuis, baik dari maupun menuju Bandara Kualanamu terpantau lancar tidak terjadi kemacetan kendaraan. Sementara untuk simpang empat lampu merah Timbangan Kecamatan Lubukpakam terjadi kepadatan kendaraan. Petugas kepolisian harus bekerja keras mengatur kendaraan yang melintas untuk mengurai kemacetan.
Meskipun sudah dijaga petugas kepolisian, tetap saja ada kendaraan, khususnya sepeda motor yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Sementara di Jalinsum Lubukpakam- Tanjung Morawa terjadi kemacetan khususnya di Jalinsum Desa Pagar Jati hingga simpang lampu merah Timbangan. Namun, arah sebaliknya terpantau lancar.
Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Deliserdang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Panji Ali Candra, mengatakan, untuk mengatasi kepadatan kendaraan ini, mereka melakukan rekayasa lalu lintas dengan cara buka tutup jalur di Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa maupun pengalihan arus. Selain itu, mereka menertibkan kendaraan yang parkir sembarangan, khususnya angkot. “Terjadi peningkatan volume kendaraan menjadi penyebab utama kepadatan,” katanya.
Ribuan Pemudik Padati Stasiun Bus dan Taksi Antarkota
Sejumlah stasiun bus dan taksi antarkota di Kota Pematangsiantar mulai dipadati ribuan pemudik yang akan berangkat menuju ke sejumlah daerah seusai libur Lebaran. Dari pengamatan KORAN SINDO MEDAN, stasiun bus PO Intra di Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Pattimura serta stasiun Taksi Paradep, Raja Taksi di Jalan Sutomo dan Nice Taksi di Jalan Thamrin, dipadati calon penumpang sejak kemarin pagi.
Umumnya pada calon penumpang memilih sejak pagi berada di stasiun bus dan taksi agar tidak mengantre panjang saat membeli tiket. Sebab, calon penumpang akan semakin banyak datang menjelang siang dan sore.
Seorang penumpang bus PO Intra yang akan berangkat menuju Kota Medan,Nurleli Tanjung, 45, warga Jalan Bromo Medan, mengaku sudah berada di stasiun Jalan Sisingamangaraja sejak pukul 08.00 WIB. “Saya dan keluarga takut penumpang membeludak seusai Lebaran. Itu pun kami berangkat naik bus ke tujuh dan belum tahu jam berapa diberangkatkan ke Medan,” ujarnya.
Ratusan penumpang berdesakan untuk membeli tiket di stasiun taksi Paradep di Jalan Sutomo dan Stasiun Nice Taksi sejak pagi hingga menjelang siang. Sementara sejumlah pemilik mobil plat hitam atau “taksi gelap” memanfaatkan ramainya calon penumpang di sejumlah stasiun bus dan taksi, untuk mengangkut penumpang dengan tarif lebih tinggi dari biasanya.
Jika dengan menumpang Nice Taksi tujuan Medan tarifnya Rp100.000 per orang, pengemuditaksigelapini menawarkan tarif Rp125.000 per orang. Menurut salah seorang pengemudi taksi gelap yang mangkal di sekitar Stasiun Nice Taksi, Robert Sipayung, 31, mengatakan, sengaja memanfaatkan membeludaknya penumpang angkutan umum. “Banyak juga penumpang yang berani membayar mahal asalkan bisa cepat sampai ke daerah tujuannya seperti Medan dan Belawan atau Bandara Kualanamu,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut Dishub Sumut Anthony Siahaan memperkirakan jumlah penumpang pada arus balik lebaran tahun ini mengalami peningkatan 10% dari tahun lalu. Peningkatan ini karena ada pertumbuhan penduduk setiap tahun dan meningkatnya volume kendaraan.
“Sudah kami antisipasi dengan menyediakan tempat duduk 104.743 seat setiap harinya. Kami prediksi tahun ini ada peningkatan jumlah penumpang seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk,” ucapnya kepada KORAN SINDO MEDAN, kemarin.
Jika dilihat dari data jumlah penumpang yang mudik pada Lebaran tahun ini, memang paling banyak jumlah penumpang angkutan jalan. Hal itu karena penumpang menganggap naik bus lebih murah, apalagi ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tahun ini ditambah banyak pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Sementara berdasarkan pantauan hingga kemarin sore, aktivitas pemudik yang arus balik di Terminal Amplas masih terjadi. Meskipun puncak arus balik diperkirakan kemarin, suasana di terminal itu sejak siang hingga sore masih normal dan belum ada peningkatan signifikan.
Kepala Terminal Amplas, Richard Medi Simatupang menuturkan, aktivitas arus balik di terminal memang terjadi bertahap. Penumpang berdatangan mulai pagi dan diperkirakan hingga malam hari puncaknya.
Wisatawan Penuhi Berastagi
Libur Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah benar-benar dimanfaatkan para pelancong dari berbagai daerah untuk berlibur ke Kota Wisata Berastagi. Pengamatan KORAN SINDO MEDAN, sejak hari pertama hingga arus balik H+3 Lebaran, lonjakan wisatawan dan para pemudik tampak jelas di sejumlah destinasi wisata di sekitar Kota Berastagi, seperti Pasar Buah Tradisional, Taman Mejuahjuah, Bukit Gundaling, pemandian air panas Lau Debuk- debuk, dan tempat wisata lainnya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Karo, Dinasti Sitepu, berkurangnya kiriman debu vulkanik Gunung Sinabung sejak sepekan sebelum Lebaran, ditambah pemberitaan di sejumlah media yang menyatakan Berastagi aman untuk dikunjungi, merupakan pemicu bergairahnya kembali aktivitas wisata di kota ini.
Padahal, ketika sebelum Lebaran, saat Kota Berastagi terus digempur debu Gunung Sinabung, penurunan tingkat kunjungan cukup drastis hingga 50%. Diakuinya, hingga saat ini material debu vulkanik tipis masih terus mengguyur Kota Berastagi. Namun, tidak sedikit pun mengurungkan niat para wisatawan berkunjung dan menikmati keindahan Berastagi.
Meningkatnya tingkat kunjungan pada Lebaran kali ini menjadi berkah bagi sejumlah pelaku usaha wisata. Murphy, 28, joki kuda tunggang yang ditemui di kawasan Taman Mejuah-juah mengaku omzetnya meningkat drastis, dari hari biasa hanya berkisar Rp100.000-200.000 per hari, menjadi Rp400.000 per hari.
Pedagang buah dan suvenir, Diana, 40, juga mengaku penjualannya lumayan meningkat dibandingkan hari biasa. Untuk kondisi arus lalu lintas, Kepala Unit (Kanit) Lantas Berastagi, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Ridwan Harahap, mengatakan, rekayasa lalu lintas yang dilakukan mereka berhasil mengantisipasi kemacetan.
Ricky hutapea/ M andi yusri / Eko agustyo fb/ Riza pinem
Arus lalu lintas di jalur yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dengan provinsi lainnya ini padat merayap. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN, Jalinsum sepanjang Tanjung Morawa hingga Lubukpakam maupun Tanjung Morawa- Medan ataupun sebaliknya, terpantau padat. Kendaraan masih didominasi mobil pribadi dan sepeda motor.
Di Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa dan persimpangan pintu masuk Gerbang Tol Tanjung Morawa menjadi titik yang paling dipadati kendaraan. Kondisi ini disebabkan Simpang Kayu Besar menjadi pertemuan kendaraan dari dan ke Bandara Internasional Kualanamu (KNIA), serta kendaraan menuju Tebingtinggi.
Sementara untuk persimpangan pintu masuk gerbang Tol Tanjung Morawa menjadi pertemuan kendaraan yang akan masuk pintu tol maupun kendaraan yang akan menuju Tebingtinggi. Kepala Gerbang Tol Tanjung Morawa, Jannes Simorangkir, mengatakan, lonjakan kendaraan arus balik terjadi tidak menentu.
Diprediksi peningkatan jumlah kendaraan akan terjadi pada kemarin malam. Jika terjadi peningkatan jumlah kendaraan, mereka akan membuka pintu keluar lima gardu, sedangkan pintu masuk akan dilayani secara manual. Menurut dia, mulai pukul 00.00-18.00 WIB, kemarin, jumlah kendaraan yang masuk gerbang Tol Tanjung Morawa mencapai 12.387 unit mobil yang didominasi mobil pribadi.
Sementara untuk kendaraan yang keluar mencapai 13.445 unit mobil. Terjadi peningkatan jumlah kendaraan yang masuk mulai pukul 14.00-18.00 WIB mencapai 1.000 unit lebih kendaraan per jamnya. Sementara untuk kendaraan yang keluar mengalami peningkatan mulai pukul 09.00-16.00 WIB mencapai lebih dari 1.000 unit mobil per jamnya.
“Antrean terpanjang kendaraan untuk pintu keluar terjadi pukul 11.00 WIB, yakni mencapai 500 meter. Kemarin kendaraan yang keluar mencapai 20.229 unit, sedangkan untuk pintu masuk mencapai 18.063 unit. Adapun untuk hari biasa jumlah kendaraan di pintu keluar 16.000 unit tidak jauh berbeda untuk jumlah kendaraan di pintu masuk,” ujarnya.
Di Jalan Arteri Batang Kuis, baik dari maupun menuju Bandara Kualanamu terpantau lancar tidak terjadi kemacetan kendaraan. Sementara untuk simpang empat lampu merah Timbangan Kecamatan Lubukpakam terjadi kepadatan kendaraan. Petugas kepolisian harus bekerja keras mengatur kendaraan yang melintas untuk mengurai kemacetan.
Meskipun sudah dijaga petugas kepolisian, tetap saja ada kendaraan, khususnya sepeda motor yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Sementara di Jalinsum Lubukpakam- Tanjung Morawa terjadi kemacetan khususnya di Jalinsum Desa Pagar Jati hingga simpang lampu merah Timbangan. Namun, arah sebaliknya terpantau lancar.
Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Deliserdang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Panji Ali Candra, mengatakan, untuk mengatasi kepadatan kendaraan ini, mereka melakukan rekayasa lalu lintas dengan cara buka tutup jalur di Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa maupun pengalihan arus. Selain itu, mereka menertibkan kendaraan yang parkir sembarangan, khususnya angkot. “Terjadi peningkatan volume kendaraan menjadi penyebab utama kepadatan,” katanya.
Ribuan Pemudik Padati Stasiun Bus dan Taksi Antarkota
Sejumlah stasiun bus dan taksi antarkota di Kota Pematangsiantar mulai dipadati ribuan pemudik yang akan berangkat menuju ke sejumlah daerah seusai libur Lebaran. Dari pengamatan KORAN SINDO MEDAN, stasiun bus PO Intra di Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Pattimura serta stasiun Taksi Paradep, Raja Taksi di Jalan Sutomo dan Nice Taksi di Jalan Thamrin, dipadati calon penumpang sejak kemarin pagi.
Umumnya pada calon penumpang memilih sejak pagi berada di stasiun bus dan taksi agar tidak mengantre panjang saat membeli tiket. Sebab, calon penumpang akan semakin banyak datang menjelang siang dan sore.
Seorang penumpang bus PO Intra yang akan berangkat menuju Kota Medan,Nurleli Tanjung, 45, warga Jalan Bromo Medan, mengaku sudah berada di stasiun Jalan Sisingamangaraja sejak pukul 08.00 WIB. “Saya dan keluarga takut penumpang membeludak seusai Lebaran. Itu pun kami berangkat naik bus ke tujuh dan belum tahu jam berapa diberangkatkan ke Medan,” ujarnya.
Ratusan penumpang berdesakan untuk membeli tiket di stasiun taksi Paradep di Jalan Sutomo dan Stasiun Nice Taksi sejak pagi hingga menjelang siang. Sementara sejumlah pemilik mobil plat hitam atau “taksi gelap” memanfaatkan ramainya calon penumpang di sejumlah stasiun bus dan taksi, untuk mengangkut penumpang dengan tarif lebih tinggi dari biasanya.
Jika dengan menumpang Nice Taksi tujuan Medan tarifnya Rp100.000 per orang, pengemuditaksigelapini menawarkan tarif Rp125.000 per orang. Menurut salah seorang pengemudi taksi gelap yang mangkal di sekitar Stasiun Nice Taksi, Robert Sipayung, 31, mengatakan, sengaja memanfaatkan membeludaknya penumpang angkutan umum. “Banyak juga penumpang yang berani membayar mahal asalkan bisa cepat sampai ke daerah tujuannya seperti Medan dan Belawan atau Bandara Kualanamu,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut Dishub Sumut Anthony Siahaan memperkirakan jumlah penumpang pada arus balik lebaran tahun ini mengalami peningkatan 10% dari tahun lalu. Peningkatan ini karena ada pertumbuhan penduduk setiap tahun dan meningkatnya volume kendaraan.
“Sudah kami antisipasi dengan menyediakan tempat duduk 104.743 seat setiap harinya. Kami prediksi tahun ini ada peningkatan jumlah penumpang seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk,” ucapnya kepada KORAN SINDO MEDAN, kemarin.
Jika dilihat dari data jumlah penumpang yang mudik pada Lebaran tahun ini, memang paling banyak jumlah penumpang angkutan jalan. Hal itu karena penumpang menganggap naik bus lebih murah, apalagi ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tahun ini ditambah banyak pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Sementara berdasarkan pantauan hingga kemarin sore, aktivitas pemudik yang arus balik di Terminal Amplas masih terjadi. Meskipun puncak arus balik diperkirakan kemarin, suasana di terminal itu sejak siang hingga sore masih normal dan belum ada peningkatan signifikan.
Kepala Terminal Amplas, Richard Medi Simatupang menuturkan, aktivitas arus balik di terminal memang terjadi bertahap. Penumpang berdatangan mulai pagi dan diperkirakan hingga malam hari puncaknya.
Wisatawan Penuhi Berastagi
Libur Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah benar-benar dimanfaatkan para pelancong dari berbagai daerah untuk berlibur ke Kota Wisata Berastagi. Pengamatan KORAN SINDO MEDAN, sejak hari pertama hingga arus balik H+3 Lebaran, lonjakan wisatawan dan para pemudik tampak jelas di sejumlah destinasi wisata di sekitar Kota Berastagi, seperti Pasar Buah Tradisional, Taman Mejuahjuah, Bukit Gundaling, pemandian air panas Lau Debuk- debuk, dan tempat wisata lainnya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Karo, Dinasti Sitepu, berkurangnya kiriman debu vulkanik Gunung Sinabung sejak sepekan sebelum Lebaran, ditambah pemberitaan di sejumlah media yang menyatakan Berastagi aman untuk dikunjungi, merupakan pemicu bergairahnya kembali aktivitas wisata di kota ini.
Padahal, ketika sebelum Lebaran, saat Kota Berastagi terus digempur debu Gunung Sinabung, penurunan tingkat kunjungan cukup drastis hingga 50%. Diakuinya, hingga saat ini material debu vulkanik tipis masih terus mengguyur Kota Berastagi. Namun, tidak sedikit pun mengurungkan niat para wisatawan berkunjung dan menikmati keindahan Berastagi.
Meningkatnya tingkat kunjungan pada Lebaran kali ini menjadi berkah bagi sejumlah pelaku usaha wisata. Murphy, 28, joki kuda tunggang yang ditemui di kawasan Taman Mejuah-juah mengaku omzetnya meningkat drastis, dari hari biasa hanya berkisar Rp100.000-200.000 per hari, menjadi Rp400.000 per hari.
Pedagang buah dan suvenir, Diana, 40, juga mengaku penjualannya lumayan meningkat dibandingkan hari biasa. Untuk kondisi arus lalu lintas, Kepala Unit (Kanit) Lantas Berastagi, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Ridwan Harahap, mengatakan, rekayasa lalu lintas yang dilakukan mereka berhasil mengantisipasi kemacetan.
Ricky hutapea/ M andi yusri / Eko agustyo fb/ Riza pinem
(ftr)