Buron Pembunuh Putri Kandung Dibekuk Aparat

Buron Pembunuh Putri Kandung Dibekuk Aparat
A
A
A
MAKASSAR - Usai sudah pelarian Rudi sebagai buron atas kasus pembunuhan putri kandungnya Mutiara Rumi (11) pada 8 Juli 2015 lalu.
Ayah biadab tersebut ditangkap aparat di Jalan Arif Rate, Makssar, Sulawesi Selatan dua pecan pascakejadian pembunuhan.
Penangkapan tersangka bermula saat istri pelaku yang bernama Ani menghubungi polisi lantaran Rudi mengajak untuk bertemu. Polisi pun lalu bergerak cepat dan berhasil meringkus pelaku tanpa ada perlawanan.
"Selama dua pecan anggota kita terus memburu pelaku. Dan kita sangat berterima kasih pada istri pelaku yang sangat kooperatif sehingga kita bisa menangkap tersangka pembunuh anak kandungnya," ujar Kapolsek Makassar Kompol Sudaryanto. (Baca: Bocah Perempuan yang Tewas Dianiaya Ayah Kandung Rajin Mengaji).
Sebelumnya mutiara rumi tewas di rumah sakit pada 8 Juli lalu 2015 setelah dianiaya ayah kandungnya Rudi Haeruddin menggunakan balok.
"Pelaku dijerat dengan Pasal berlapis yakni tentang pembunuhan dan undang -undang perlindungan anak dengan ancaman hukuman seumur hidup," pungkas Sudaryanto.
Ayah biadab tersebut ditangkap aparat di Jalan Arif Rate, Makssar, Sulawesi Selatan dua pecan pascakejadian pembunuhan.
Penangkapan tersangka bermula saat istri pelaku yang bernama Ani menghubungi polisi lantaran Rudi mengajak untuk bertemu. Polisi pun lalu bergerak cepat dan berhasil meringkus pelaku tanpa ada perlawanan.
"Selama dua pecan anggota kita terus memburu pelaku. Dan kita sangat berterima kasih pada istri pelaku yang sangat kooperatif sehingga kita bisa menangkap tersangka pembunuh anak kandungnya," ujar Kapolsek Makassar Kompol Sudaryanto. (Baca: Bocah Perempuan yang Tewas Dianiaya Ayah Kandung Rajin Mengaji).
Sebelumnya mutiara rumi tewas di rumah sakit pada 8 Juli lalu 2015 setelah dianiaya ayah kandungnya Rudi Haeruddin menggunakan balok.
"Pelaku dijerat dengan Pasal berlapis yakni tentang pembunuhan dan undang -undang perlindungan anak dengan ancaman hukuman seumur hidup," pungkas Sudaryanto.
(nag)