Majapahit Kembali Bangkit

Selasa, 21 Juli 2015 - 10:11 WIB
Majapahit Kembali Bangkit
Majapahit Kembali Bangkit
A A A
Kebesaran Kerajaan Majapahit tak hanya diakui oleh kerajaan lain di Indonesia. Wilayah jajahan kerajaan yang berjaya pada abad 13 itu mencapai beberapa negara di Asia. Dunia bahkan mengakui kejayaan kerajaan yang tersohor dengan Patih Gajah Mada tersebut.

Sisa-sisa kejayaan Majapahit masih bisa dilihat di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Lokasi yang diduga kuat sebagai pusat kerajaan kala itu. Beberapa candi, kolam raksasa, dan bangunan kerajaan lainnya, menjadi bukti bahwa Majapahit memang pernah ada dan berjaya.

Peninggalan kerajaan lainnya berupa patung, perhiasan, prasasti, gerabah kuno, dan benda bersejarah lainnya, kini masih tersimpan rapi. Sayangnya, kendati upaya menguak kebesaran Majapahit telah dilakukan ratusan tahun, tapi masih banyak misteri belum terpecahkan. Sebut saja bangunan pendopo kerajaan, rumah petinggi kerajaan, atau bangunan hunian lainnya.

Tak seperti kerajaan lain yang meninggalkan bangunan milik kerajaan, Majapahit nyaris tak menyisakan bukti-bukti bangunan bersejarah selain candi. Konon bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai hunian itu lebur akibat belasan kali letusan gunung. Hancurnya bangunan perkotaan era Majapahit, tak pelak memupuskan harapan masyarakat untuk bisa mengetahui bagaimana peradaban saat itu. Termasuk bagaimana bentuk perkampungan Majapahit.

Penggalian atau ekskavasi yang masif pun tak akan mampu membangunkan kembali ribuan bangunan yang telah terkubur dalam tanah. Bahkan sejak 2014, Pemprov Jatim telah memulai kembali membangkitkan Kampung Majapahit yang ditelan bumi. Setidaknya ada 138 rumah warga di tiga desa di Kecamatan Trowulan yang dirombak menjadi rumah khas Majapahit. Dari jumlah itu, 94 rumah di Desa Bejijong, 22 rumah di Desa Jatipasar, dan 21 rumah di Desa Sentonorejo.

Tahun ini, Pemprov Jatim kembali mengucurkan dana untuk membangun 148 rumah Majapahit dan tersebar di tiga desa itu. Aroma kampung Majapahit mulai tercium. Setidaknya jika kita melintas di beberapa ruas jalan di Desa Bejijong. Deretan rumah dengan desain kuno berjajar seakan menyambut siapa pun yang datang dan mengantarkan mereka ke masa lampau. Kampung Majapahit berpotensi besar menjadi lokasi wisata baru, selain beberapa candi dan tempat bersejarah lainnya.

Proyek yang awal banyak ditolak warga itu, kini justru berbalik. Banyak warga lainnya meminta agar rumah mereka dipugar dengan bangunan baru bernuansa kuno. Warga mulai sadar, rumah Majapahit bakal menjadi aset berharga yang bisa menghasilkan pundi-pundi uang dari wisatawan. Ditambah lagi desain rumah kuno ini dianggap bisa mempercantik rumah warga yang sebelumnya tampak sederhana.

Kampung Majapahit berpotensi menjadi lokasi wisata yang cukup menarik dan banyak dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Secara otomatis ini akan memunculkan banyak dampak bagi tiga desa yang menjadi pilot project Kampung Majapahit dan tentu untuk Kabupaten Mojokerto. Dampak positif dan negatif pun bakal menyongsong. Dampak positif yang akan muncul di antaranya ekonomi warga akan tumbuh seiring bermunculannya usaha baru.

Rumah Majapahit sangat cocok jika dijadikan home stay atau penginapan bagi wisatawan. Tak hanya itu, bisnis kuliner juga mengiringi. Beragam bisnis jasa juga bakal bermunculan di antaranya jasa wisata (tour and travel), guide, atau persewaan alat transportasi. Dampak negatif juga bakal mengiringi. Salah satunya adalah tergerusnya budaya lokal. Hal ini mengaca pada kota wisata budaya dan sejarah lainnya, seperti Bali dan Yogyakarta.

Di Bali, kearifan budaya lokal mulai tergerus dengan banyak wisatawan asing yang masuk. Naiknya angka kriminalitas juga patut diwaspadai. Persaingan usaha yang tak sehat juga mengancam keutuhan kehidupan masyarakat lokal.

Tritus Julan
Mojokerto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3303 seconds (0.1#10.140)