Jalan Siantar-Medan Macet Parah
A
A
A
SIMALUNGUN - Hari ketiga libur Lebaran, kemarin, kemacetan terjadi di sejumlah jalur balik di Kabupaten Simalungun.
Bahkan, di Jalan Pematangsiantar-Medan, persis di Kecamatan Tapian Dolok, antrean panjang kendaraan hampir mencapai 1 kilometer (km). Berdasarkan pengamatan KORAN SINDO MEDAN , kemacetan disebabkan banyak kendaraan yang keluar masuk di persimpangan jalan dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sepanjang Jalan Pematangsiantar- Medan.
Akibatnya, petugas Polisi Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Simalungun bekerja membuat jalur satu arah masuk ke SPBU. Selain itu, mengatur kendaraan yang keluar masuk di setiap persimpangan jalan. Kemacetan diperparah dengan buruknya kedisiplinan pengguna jalan, khususnya pengendara mobil karena saling menyerobot. Jalan yang semestinya digunakan dua jalur malah dibuat tiga jalur, sehingga kendaraan dari arah berlawanan tidak bisa melaju.
Seorang pengendara mobil, Sutrisno, 51, warga Kota Binjai, mengaku kesal melihat sikap pengemudi mobil yang tidak disiplin. “Semua ingin cepat, tapi garagara tidak disiplin jadi macet total. Sudah tahu jalannya hanya untuk dua jalur dibuat menjadi tiga jalur,” ujarnya.
Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor (Polres) Simalungun, AKP Ajun Komisaris Polisi (AKP) MT Aritonang mengatakan, petugas di lapangan kesulitan mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan itu karena pengemudi mobil tidak disiplin. “Kemacetan akibat berubahnya jalur lintasan yang seharusnya dua jalur menjadi tiga jalur bisa terhindar. Semestinya walau arus kendaraan padat, tapi kendaraan tetap bisa melaju,” katanya.
Kepolisian memprediksi kepadatan arus balik di sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Pematangsiantar- Medan, Pematangsiantar- Perdagangan, dan Pematangsiantar-R aya- Saribudolok, akan mencapai puncaknya pada Selasa (21/7) dan Rabu (22/7). Sebanyak 200 personel gabungan Satlantas dan Samapta dikerahkan untuk mengamankan jalur arus mudik dan balik.
Tidak Ada Rekayasa Lalu Lintas
Meskipun arus balik pada hari ini diperkirakan akan menimbulkan kemacetan, tapi pihak kepolisian tidak khusus merekayasa lalu lintas. Petugas akan mengetatkan penjagaan di beberapa titik rawan kemacetan.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) Komisaris Besar (Kombes) Pol Refdi Andri menyebutkan, beberapa titik jalur lintas yang rawan kemacetan itu di antaranya sekitar wilayah Kisaran, Asahan menuju Limapuluh, Batubara, dan daerah Langkat menuju Aceh.
Kemacetan arus lalu lintas juga rawan terjadi di dalam kota, yakni Sei Rampah dan jalur menuju objek wisata, seperti Pantai Cermin. Di Kota Medan, kemacetan diprediksi terjadi di Jalan Pinang Baris karena angkutan dari Aceh masuk ke Terminal Pinang Baris dan sebaliknya.
Di Jalan Medan-Tanjung Morawa yang masuk ke jalan tol juga sempat terjadi kemacetan parah seperti pada Minggu (10/7). Daerah rawan kemacetan juga terdapat di jalur Berastagi-Medan.
“Sebenarnya kemacetan yang parah itu terjadi Minggu (19/7). Kemarin (20/7) malah menyusut karena sebagian masyarakat sudah tidak keluar rumah lagi. Mungkin saja hari ini (21/7) pada puncak arus balik kemacetan terjadi lagi. Walaupun kami tidak buat rekayasa lalu lintas, kami siapkan petugas lebih banyak di lokasi sehingga kemacetan bisa diatasi,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin.
Hal serupa dikatakan Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, Darwin Purba. Selain hari ini (21/7)), puncak arus balik kemungkinan akan terjadi pada Sabtu (25/7) dan Minggu (26/7), karena bertepatan anak sekolah masuk kembali pada Senin (27/7).
“Mungkin yang balik pada Selasa (21/7) adalah orangorang akan masuk kerja pada Rabu (22/7). Sedangkan sebagian lagi akan pulang Sabtu dan Minggu karena anak sekolah baru masuk hari Senin,” katanya.
Adapun titik yang berpotensi menjadi daerah rawan macet di antaranya dari simpang Kampung Lalang mengarah ke Pancurbatu, Pasar Bengkel Sei Rampah, Kampung Pon, Indrapura, Pasar Datuk Bandar, Aek Kanopan, Kota Pinang, dan jalan menuju Tanjung Morawa. “Dari Galang, Deliserdang, itu kan ada jembatan yang agak tinggi, itu juga penyebab kemacetan. Selain itu, kemacetan biasa terjadi dari Kabanjahe menuju Medan dan Pematangsiantar,” ujarnya.
Karena itu, Dishub bersama kepolisian sudah berkoordinasi mengatasi kemacetan. Pengendara juga bisa melewati jalur- jalur alternatif yang dijaga petugas. Misalnya, dari arah Kabanjahe ke Medan bisa melalui Sembahe. Tapi, Jalan Sembahe itu tidak bisa dilewati kendaraan besar karena sempit.
Dari arah Perbaungan juga bisa melalui arah Dolok Masihul. Menurut dia, kemacetan bisa terjadi karena ulah pemudik yang sering tidak sabar dan saling menyalip dari arah berlawanan.
Selain itu, karena tingginya aktivitas di jalan, seperti pedagang yang mengambil badan jalan sehingga jalur kendaraan menyempit. “Kami pun jadi sulit mengaturnya,” katanya.
Ricky hutapea/ Eko agustyo fb
Bahkan, di Jalan Pematangsiantar-Medan, persis di Kecamatan Tapian Dolok, antrean panjang kendaraan hampir mencapai 1 kilometer (km). Berdasarkan pengamatan KORAN SINDO MEDAN , kemacetan disebabkan banyak kendaraan yang keluar masuk di persimpangan jalan dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sepanjang Jalan Pematangsiantar- Medan.
Akibatnya, petugas Polisi Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Simalungun bekerja membuat jalur satu arah masuk ke SPBU. Selain itu, mengatur kendaraan yang keluar masuk di setiap persimpangan jalan. Kemacetan diperparah dengan buruknya kedisiplinan pengguna jalan, khususnya pengendara mobil karena saling menyerobot. Jalan yang semestinya digunakan dua jalur malah dibuat tiga jalur, sehingga kendaraan dari arah berlawanan tidak bisa melaju.
Seorang pengendara mobil, Sutrisno, 51, warga Kota Binjai, mengaku kesal melihat sikap pengemudi mobil yang tidak disiplin. “Semua ingin cepat, tapi garagara tidak disiplin jadi macet total. Sudah tahu jalannya hanya untuk dua jalur dibuat menjadi tiga jalur,” ujarnya.
Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor (Polres) Simalungun, AKP Ajun Komisaris Polisi (AKP) MT Aritonang mengatakan, petugas di lapangan kesulitan mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan itu karena pengemudi mobil tidak disiplin. “Kemacetan akibat berubahnya jalur lintasan yang seharusnya dua jalur menjadi tiga jalur bisa terhindar. Semestinya walau arus kendaraan padat, tapi kendaraan tetap bisa melaju,” katanya.
Kepolisian memprediksi kepadatan arus balik di sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Pematangsiantar- Medan, Pematangsiantar- Perdagangan, dan Pematangsiantar-R aya- Saribudolok, akan mencapai puncaknya pada Selasa (21/7) dan Rabu (22/7). Sebanyak 200 personel gabungan Satlantas dan Samapta dikerahkan untuk mengamankan jalur arus mudik dan balik.
Tidak Ada Rekayasa Lalu Lintas
Meskipun arus balik pada hari ini diperkirakan akan menimbulkan kemacetan, tapi pihak kepolisian tidak khusus merekayasa lalu lintas. Petugas akan mengetatkan penjagaan di beberapa titik rawan kemacetan.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) Komisaris Besar (Kombes) Pol Refdi Andri menyebutkan, beberapa titik jalur lintas yang rawan kemacetan itu di antaranya sekitar wilayah Kisaran, Asahan menuju Limapuluh, Batubara, dan daerah Langkat menuju Aceh.
Kemacetan arus lalu lintas juga rawan terjadi di dalam kota, yakni Sei Rampah dan jalur menuju objek wisata, seperti Pantai Cermin. Di Kota Medan, kemacetan diprediksi terjadi di Jalan Pinang Baris karena angkutan dari Aceh masuk ke Terminal Pinang Baris dan sebaliknya.
Di Jalan Medan-Tanjung Morawa yang masuk ke jalan tol juga sempat terjadi kemacetan parah seperti pada Minggu (10/7). Daerah rawan kemacetan juga terdapat di jalur Berastagi-Medan.
“Sebenarnya kemacetan yang parah itu terjadi Minggu (19/7). Kemarin (20/7) malah menyusut karena sebagian masyarakat sudah tidak keluar rumah lagi. Mungkin saja hari ini (21/7) pada puncak arus balik kemacetan terjadi lagi. Walaupun kami tidak buat rekayasa lalu lintas, kami siapkan petugas lebih banyak di lokasi sehingga kemacetan bisa diatasi,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN , kemarin.
Hal serupa dikatakan Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, Darwin Purba. Selain hari ini (21/7)), puncak arus balik kemungkinan akan terjadi pada Sabtu (25/7) dan Minggu (26/7), karena bertepatan anak sekolah masuk kembali pada Senin (27/7).
“Mungkin yang balik pada Selasa (21/7) adalah orangorang akan masuk kerja pada Rabu (22/7). Sedangkan sebagian lagi akan pulang Sabtu dan Minggu karena anak sekolah baru masuk hari Senin,” katanya.
Adapun titik yang berpotensi menjadi daerah rawan macet di antaranya dari simpang Kampung Lalang mengarah ke Pancurbatu, Pasar Bengkel Sei Rampah, Kampung Pon, Indrapura, Pasar Datuk Bandar, Aek Kanopan, Kota Pinang, dan jalan menuju Tanjung Morawa. “Dari Galang, Deliserdang, itu kan ada jembatan yang agak tinggi, itu juga penyebab kemacetan. Selain itu, kemacetan biasa terjadi dari Kabanjahe menuju Medan dan Pematangsiantar,” ujarnya.
Karena itu, Dishub bersama kepolisian sudah berkoordinasi mengatasi kemacetan. Pengendara juga bisa melewati jalur- jalur alternatif yang dijaga petugas. Misalnya, dari arah Kabanjahe ke Medan bisa melalui Sembahe. Tapi, Jalan Sembahe itu tidak bisa dilewati kendaraan besar karena sempit.
Dari arah Perbaungan juga bisa melalui arah Dolok Masihul. Menurut dia, kemacetan bisa terjadi karena ulah pemudik yang sering tidak sabar dan saling menyalip dari arah berlawanan.
Selain itu, karena tingginya aktivitas di jalan, seperti pedagang yang mengambil badan jalan sehingga jalur kendaraan menyempit. “Kami pun jadi sulit mengaturnya,” katanya.
Ricky hutapea/ Eko agustyo fb
(ftr)