Cegah Nyabu, Masinis Tes Urine

Rabu, 15 Juli 2015 - 10:32 WIB
Cegah Nyabu, Masinis Tes Urine
Cegah Nyabu, Masinis Tes Urine
A A A
MADIUN - Belasan masinis dan asisten masinis yang akan, sedang, dan baru saja mengoperasikan kereta api harus menjalani tes urine mendadak.

Hal ini untuk mengetahui adanya kemungkinan pemakaian narkoba oleh para operator moda transportasi mudik terfavorit ini. Selasa (14/7) lalu, tes dilakukan di Ruang Penyelia UPT KAI Madiun terhadap masinis dari KA dari Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun maupun dari daop lain. Rapid test atau tes cepat narkoba ini menjadi adalah yang terakhir kalinya dilakukan menjelang lebaran.

Sebelumnya lebih dari 20 masinis dan asistennya telah diperiksa. “Sejak Jumat (10/7) sudah digelar tes urine mendadak. Waktunya kami acak, masinis yang dites juga acak. Totalnya ada 30 orang yang kami tes untuk masa padat (musim mudik). Yang jelas harus tahu kondisi para operator alat transportasi yang harus aman dan selamat,” ujar Manajer Kesehatan UPT Madiun PT KAI Welliansyah kemarin.

Untuk tes urine ini, PT KAI menggunakan metode rapid test agar hasilnya bisa segera diketahui, yaitu dengan mengetahui kandungan amphetamine dan medampehtamine yang merupakan zat yang terkandung dalam narkoba jenis ekstasi. Dari seluruh masinis dan asisten masinis yang menjalani tes, semua negatif narkoba. Humas PT KAI Daop 7 Madiun Eko Budiyanto mengatakan, tes ini penting karena menyangkut keselamatan banyak orang, yaitu penumpang dan semua hal yang dilalui kereta.

“Ini menyangkut keamanan perjalanan kereta api. Kalau ada masinis atau asisten masinis yang terbukti menggunakan narkoba, sanksinya sangat berat. Minimal diberhentikan dari jabatannya, maksimal diberhentikan sebagai pegawai PT KAI,” ucap Eko. Selain tes urine, secara rutin dan berkala, para masinis juga diperiksa tekanan darah, kadar gula, dan kandungan darah lainnya.

Termasuk, mengukur tingkat obesitas masinis. Hal ini terkait kesigapan mereka saat mengoperasikan kereta api, terutama kondisi-kondisi tertentu yang darurat. Sementara itu, untuk arus mudik dan balik, diperkirakan jumlah penumpang kereta api yang turun dan naik di stasiunstasiun Daop 7 Madiun akan mencapai puncak pada H-2 atau Rabu (15/7) dan H+3 Rabu (21/7) mendatang. Pada H-2 atau hari ini, diperkirakan jumlah penumpang yang turun mencapai 20.000 orang.

Mereka berasal dari kotakota besar lain, seperti Jakarta, Yogya, dan Surabaya. Sedangkan penumpang yang naik diprediksi mencapai 10.000 orang dengan tujuan kota-kota menengah dan besar. Sedangkan puncak kedua adalah pada H+3 yaitu pada arus baliknya. Diperkirakan, pada puncak arus balik tersebut jumlah penumpang yang naik dari stasiun-stasiun di Daop 7 mencapai 17.000 orang, yaitu untuk tujuan Jakarta dan Bandung.

Sementara itu, total jumlah penumpang yang turun di stasiun- stasiun KA Daop 7 mulai 2 Juli atau H-10 sampai H-3 kemarin mencapai 87.200 orang. Jumlah ini naik sekitar 2% dari kondisi yang sama tahun lalu. “Ini karena jumlah kereta yang dioperasikan juga bertambah sehingga penumpang yang diangkut bisa semakin banyak,” imbuh Eko.

Dili eyato
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5344 seconds (0.1#10.140)