Pedagang Klaim Kehabisan Modal

Sabtu, 04 Juli 2015 - 11:32 WIB
Pedagang Klaim Kehabisan Modal
Pedagang Klaim Kehabisan Modal
A A A
SOLO - Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) meminta Pemkot Solo memberikan toleransi terhadap pedagang yang belum menempati kios Pasar Darurat Klewer di Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta.

Alasannya, pedagang kehabisan modal pascakebakaran pasar batik terbesar di Indonesia tersebut, akhir Desember 2014. Humas HPPK Solo Kusbani mengemukakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pedagang yang belum bisa membuka kios melalui telepon maupun SMS secara terus-menerus.

Mereka didesak agar segera menempati lapak yang disiapkan agar tidak mendapat surat peringatan (SP) dari Pemkot Solo. Pedagang sebenarnya ingin cepat bangkit dari keterpurukan. Kendala yang dihadapi, mereka tidak memiliki modal setelah barang dagangan dilalap api ketika kebakaran. “Yang semakin menyedihkan adalah mereka kehilangan kepercayaan dari supplier . Jadi harus ada dana cash untuk membeli barang,” ujar Kusbani kemarin.

Sejauh ini dari 20 pedagang yang belum menempati kios, lima pemilik yang belum bisa dihubungi karena berada di luar kota. Karena rumitnya persoalan yang dihadapi pedagang, HPPK meminta Pemkot Solo memberikan kelonggaran untuk penempatan lods . Terkait prospek pasar darurat, Kusbani mengaku aktivitas jual-beli sudah menggeliat pascadiresmikan sebelum puasa lalu.

Omzet penjualan pedagang rata-rata naik sekitar 20% dan diprediksi akan terus menanjak menjelang dan hingga usai Lebaran. Kendati demikian, pembelian konsumen sedikit melambat karena memasuki tahun ajaran baru. Banyak masyarakat yang lebih fokus untuk biaya sekolah dibanding membeli sandang. “Namun, kami optimis H-7 hingga H+15 Lebaran pasar darurat akan ramai,” ujarnya.

Sudah menjadi kebiasaan, tujuh hari sebelum Lebaran merupakan masa panen pedagang karena banyak masyarakat yang ingin merayakan hari raya dengan pakaian baru. Setelah Lebaran, banyak pemudik yang berbelanja oleh-oleh sebelum kembali ke perantauan. Nama Klewer sebagai pasar batik terbesar di Indonesia diyakini tetap memberikan nilai plus meski para pedagangnya kini berjualan di pasar darurat.

Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Solo Subagiyo mengungkapkan sebanyak 20 pedagang yang telah dipanggil karena belum beraktivitas di pasar darurat Klewer. Mereka dimintai berkomitmen segera buka mengingat kios darurat telah diberikan. Para pedagang itu sebelumnya telah mendapatkan surat peringatan (SP) kedua dari Pemkot Solo.

Apabila sampai SP ketiga terbit dan kios belum buka, Pemkot tidak akan segan- segan mencabut surat hak penempatan (SHP) setelah Pasar Klewer selesai dibangun nantinya. “Rata-rata alasan mereka karena kehabisan modal akibat kebakaran Pasar Klewer,” ujarnya.

Subagiyo belum dapat memastikan sampai kapan tenggang waktu diberikan sampai SP ketiga dikeluarkan. DPP terlebih dahulu akan memantau perkembangannya di lapangan.

Ary wahyu wibowo
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7817 seconds (0.1#10.140)