Sekolah Unggulan Diserbu
A
A
A
MEDAN - Sejumlah sekolah negeri favorit di Kota Medan langsung diserbu calon siswa baru pada hari pertama pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2015 dibuka, kemarin. Tak ayal, pendaftar di sekolah-sekolah unggulan sudah jauh melebihi kuota yang disiapkan.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN di beberapa sekolah, orang tua yang membawa anaknya sudah ramai sejak pendaftaran dibuka pukul 08.00 WIB. Seperti di SMA Negeri 1 (Smansa), Jalan T Cik Ditiro, Medan. Ketua Panitia PPDB 2015 SMAN 1Medan, Sabar, mengatakan, hingga siang hari jumlah pendaftar sudah mencapai angka 350 orang. “Itu kemungkinan bisa bertambah hingga penutupan sore nanti,” kata wakil kepala SMAN 1 Bidang Kurikulum itu.
Apa yang diprediksi Sabar, benar saja. Hingga penutupan pendaftaran sore hari, total pendaftar di hari pertama sudah mencapai 588 orang atau melebihi kuota. “Ini kemungkinan akan terus bertambah hingga lima hari ke depan (4 Juli 2015),” ujar Humas SMAN 1 Medan, Buang Agus. Tahun ini, Smansa memiliki kuota murid baru sebanyak 472 dari seharusnya 480 siswa. Hal itu disebabkan ada satu ruangan kelas yang lebih kecil dibanding ruangan lain.
“Untuk kelas yang itu (yang kecil) kami peruntukan bagi 32 siswa saja. Jadi 11 ruangan yang tiap-tiap kelas isinya 40 siswa, dan ada satu kelas yang paling banyak diisi 32 siswa,” ucap Sabar. Teknis pendaftaran di Smansa tahun ini berbeda dengan PPDB tahun lalu yang hanya membuka dua tempat pendaftaran. Kali ini dibuka delapan ruangan untuk mengakomodasi pendaftar yang cukup membludak di hari pertama tersebut. Banyaknya pendaftar di hari pertama membuat beberapa ruangan harus menghentikan proses pendaftaran dan pengisian formulir, serta menyuruh para calon siswa ke ruangan lain.
“Kami sengaja melakukan ini untuk mengantisipasi kejadian tahun sebelumnya, dimana hanya terdapat dua spot pendaftaran yang membuat para orang tua dan siswa mengantre panjang,” ungkap Sabar. Sebagai antisipasi membeludaknya pendaftar yang berimbas pada ramainya peserta tes yang akan dilakukan Minggu (5/7), panitia juga terpaksa membagi peserta menjadi dua gelombang.
“Untuk tes Minggu (5/7) nanti, siswa diwajibkan memakai pakaian SMP, biar seragam,” kata Sabar. Tidak hanya di Smanda, di SMA N 4 Medan pendaftar juga membludak. Kepala SMA N 4 Medan, Ramli, mengatakan, jumlah calon siswa yang mendaftar pada hari I PPDB 2015, kemarin, mencapai 625 orang atau sudah melebihi kuota 421 orang. “Biasanya hari pertama dan hari kedua ramai, apalagi sudah cukup lama tidak membuka pendaftaran karena libur dan kebetulan bersamaan dengan bulan puasa. Tapi mungkin di hari ketiga hingga akhir, pendaftar akan berkurang jauh,” kata Ramli.
Ramli mengklaim tidak ada masalah pada hari I PPDB karena semuanya bisa terlayani. Untuk PPDB di SMA N 4 tahun ini ada lima petugas yang melayani pengisian formulir. “Untuk hari pertama ini kami cetak formulir 800 lebih. Dari pendaftar juga ada yang belum mengembalikan formulir. Mungkin besok (Selasa, 30/6) atau lusa (Rabu, 1/7),” ucapnya. Sementara itu, Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, kembali mempertanyakan dasar petunjuk teknis (juknis) penetapan kuota PPDB 2015 yang mencapai 32- 40 siswa per kelas.
“Apa alasan Disdik membuat rombel (rombongan belajar) 32-40 orang dalam satu kelas. Sudah jelas di Permendiknas Nomor 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, jumlah rombel itu paling banyak 32 orang untuk efektivitas belajar-mengajar,” ungkapnya. Dia tidak terima alasan yang disampaikan Disdik Kota Medan sebelumnya yang menyebutkan bahwa penerbitan juknis tersebut dikarenakan banyaknya minat siswa ke sekolah negeri.
“Yang pasti apa landasan hukumnya harus jelas. Jangan karena banyak minat. Kalau banyak minat alasannya harusnya bisa 80 orang dalam satu kelas. Tapi ini lebih kepada efektivitas pembelajaran,” ucapnya. Menurut Abyadi, indikasi pelanggaran terhadap Permendiknas tersebut pantas mengemuka lantaran belum ada penjelasan pihak terkait. “Bersama Inspektorat, kami akan terus mengawal pelaksanaan PPDB ini, agar perlaksanaan PPDB itu mengacu Permendiknas,” tandasnya.
Syukri amal
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN di beberapa sekolah, orang tua yang membawa anaknya sudah ramai sejak pendaftaran dibuka pukul 08.00 WIB. Seperti di SMA Negeri 1 (Smansa), Jalan T Cik Ditiro, Medan. Ketua Panitia PPDB 2015 SMAN 1Medan, Sabar, mengatakan, hingga siang hari jumlah pendaftar sudah mencapai angka 350 orang. “Itu kemungkinan bisa bertambah hingga penutupan sore nanti,” kata wakil kepala SMAN 1 Bidang Kurikulum itu.
Apa yang diprediksi Sabar, benar saja. Hingga penutupan pendaftaran sore hari, total pendaftar di hari pertama sudah mencapai 588 orang atau melebihi kuota. “Ini kemungkinan akan terus bertambah hingga lima hari ke depan (4 Juli 2015),” ujar Humas SMAN 1 Medan, Buang Agus. Tahun ini, Smansa memiliki kuota murid baru sebanyak 472 dari seharusnya 480 siswa. Hal itu disebabkan ada satu ruangan kelas yang lebih kecil dibanding ruangan lain.
“Untuk kelas yang itu (yang kecil) kami peruntukan bagi 32 siswa saja. Jadi 11 ruangan yang tiap-tiap kelas isinya 40 siswa, dan ada satu kelas yang paling banyak diisi 32 siswa,” ucap Sabar. Teknis pendaftaran di Smansa tahun ini berbeda dengan PPDB tahun lalu yang hanya membuka dua tempat pendaftaran. Kali ini dibuka delapan ruangan untuk mengakomodasi pendaftar yang cukup membludak di hari pertama tersebut. Banyaknya pendaftar di hari pertama membuat beberapa ruangan harus menghentikan proses pendaftaran dan pengisian formulir, serta menyuruh para calon siswa ke ruangan lain.
“Kami sengaja melakukan ini untuk mengantisipasi kejadian tahun sebelumnya, dimana hanya terdapat dua spot pendaftaran yang membuat para orang tua dan siswa mengantre panjang,” ungkap Sabar. Sebagai antisipasi membeludaknya pendaftar yang berimbas pada ramainya peserta tes yang akan dilakukan Minggu (5/7), panitia juga terpaksa membagi peserta menjadi dua gelombang.
“Untuk tes Minggu (5/7) nanti, siswa diwajibkan memakai pakaian SMP, biar seragam,” kata Sabar. Tidak hanya di Smanda, di SMA N 4 Medan pendaftar juga membludak. Kepala SMA N 4 Medan, Ramli, mengatakan, jumlah calon siswa yang mendaftar pada hari I PPDB 2015, kemarin, mencapai 625 orang atau sudah melebihi kuota 421 orang. “Biasanya hari pertama dan hari kedua ramai, apalagi sudah cukup lama tidak membuka pendaftaran karena libur dan kebetulan bersamaan dengan bulan puasa. Tapi mungkin di hari ketiga hingga akhir, pendaftar akan berkurang jauh,” kata Ramli.
Ramli mengklaim tidak ada masalah pada hari I PPDB karena semuanya bisa terlayani. Untuk PPDB di SMA N 4 tahun ini ada lima petugas yang melayani pengisian formulir. “Untuk hari pertama ini kami cetak formulir 800 lebih. Dari pendaftar juga ada yang belum mengembalikan formulir. Mungkin besok (Selasa, 30/6) atau lusa (Rabu, 1/7),” ucapnya. Sementara itu, Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, kembali mempertanyakan dasar petunjuk teknis (juknis) penetapan kuota PPDB 2015 yang mencapai 32- 40 siswa per kelas.
“Apa alasan Disdik membuat rombel (rombongan belajar) 32-40 orang dalam satu kelas. Sudah jelas di Permendiknas Nomor 41/2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, jumlah rombel itu paling banyak 32 orang untuk efektivitas belajar-mengajar,” ungkapnya. Dia tidak terima alasan yang disampaikan Disdik Kota Medan sebelumnya yang menyebutkan bahwa penerbitan juknis tersebut dikarenakan banyaknya minat siswa ke sekolah negeri.
“Yang pasti apa landasan hukumnya harus jelas. Jangan karena banyak minat. Kalau banyak minat alasannya harusnya bisa 80 orang dalam satu kelas. Tapi ini lebih kepada efektivitas pembelajaran,” ucapnya. Menurut Abyadi, indikasi pelanggaran terhadap Permendiknas tersebut pantas mengemuka lantaran belum ada penjelasan pihak terkait. “Bersama Inspektorat, kami akan terus mengawal pelaksanaan PPDB ini, agar perlaksanaan PPDB itu mengacu Permendiknas,” tandasnya.
Syukri amal
(ars)