Konjen Jepang Dukung Unitomo Dirikan Japan Corner
A
A
A
SURABAYA - Konsul Jenderal Jepang di Surabaya, Yoshiharu Kato, mendukung rencana Universitas dr Soetomo Surabaya mendirikan “Japan Corner” karena hal itu akan semakin mendorong saling pengertian antarbangsa.
“Minggu depan akan ada rapat di (Kedubes Jepang) Jakarta, saya akan sampaikan agar Pemerintah Jepang memfasilitasi rencana yang baru satu- satunya di Indonesia itu,” katanya dalam ‘Courtesy Call’ (penyambutan kunjungan kehormatan) di kampus setempat kemarin. Dalam penyambutan khusus yang dilakukan Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq bersama jajaran Fakultas Sastra Jepang di “kampus perjuangan” itu, diplomat yang belum satu bulan berada di Surabaya tersebut mengaku bangga karena disambut seperti perdana menteri.
“Luar biasa, sambutannya seperti kepada perdana menteri saja,” katanya yang begitu tiba di kampus Jalan Semolowaru itu langsung disambut Tari Yosakoi (tarian petani Jepang menyambut panen raya). Tidak hanya itu, mahasiswa dan dosen Jepang yang sedang studi di Unitomo juga turut menyambut, bahkan mahasiswa Unitomo dari berbagai klub pun tak ketinggalan, seperti klub manga (komik), igo (mainan), chanoyu (minum teh), shodou (kaligrafi), toshokona (film), ryori (boga), origami (keterampilan), dan kendou (anggar).
Selain itu, para mahasiswa Unitomo juga menyambut dengan tari karapan sapi yang diakhiri dengan mengajak rektor dan Konsul Jenderal untuk mengiringi tarian mereka. “Saya harap para dosen di sini terus memberi semangat kepada mahasiswa untuk belajar bahasa dan sastra Jepang, karena bahasa dan budaya itu merupakan sokoguru untuk mengerti (memahami) bangsa lain,” kata Konsul Yoshiharu Kato. Bahkan, dia sempat mengagumi mahasiswa Jepang yang mengenakan pakaian adat Madura.
“Saya kagum ada orang Jepang yang mirip orang Madura. Itu aneh rasanya, tapi menyenangkan,” katanya disambut tepuk tangan hadirin. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya terus mendukung Unitomo dalam pembelajaran bahasa dan sastra Jepang, termasuk rencana pendirian “Japan Corner”.
“Kalau ada tempat khusus, maturnuwun (terima kasih),” katanya dengan dialek Jawa yang mendapat tepuk tangan hadirin. Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq menilai kunjungan Konsul Jenderal yang baru ke Unitomo menunjukkan universitas merupakan perekat kerja sama antarnegara sekaligus menandakan Fakultas Sastra Jepang Unitomo sudah berkelas internasional. “Apalagi minat masyarakat terhadap budaya Jepang di Surabaya dan sekitarnya juga meningkat, terbukti Festival Bunkasai di Unitomo dihadiri 150 pelajar SMA se-Jawa Timur, bahkan ada SMA dari Bali dan Jawa Barat,” katanya.
Selain itu, minat mahasiswa untuk studi Sastra Jepang di Unitomo juga meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, mahasiswa Unitomo menyabet juara umum dalam “Kanji Cup” yang diadakan Konjen Jepang Surabaya di Universitas Brawijaya Malang pada beberapa waktu lalu. “Bukti lain adalah pengiriman 20 mahasiswa dari berbagai PTN/PTS di Indonesia untuk studi ke Jepang didampingi dosen dari Unitomo, karena itu saya mimpi di Unitomo nanti ada Japan Corner. Selain kami sudah memiliki Laboratorium Bahasa Jepang yang merupakan bantuan pemerintah Jepang,” katanya.
Ia menambahkan, Japan Corner itu penting agar mahasiswa tidak hanya tahu budaya Jepang dari buku, gambar, foto, atau film, melainkan ada miniatur berbagai budaya Jepang sesuai “aslinya” di Negeri Sakura itu.
Soeprayitno
“Minggu depan akan ada rapat di (Kedubes Jepang) Jakarta, saya akan sampaikan agar Pemerintah Jepang memfasilitasi rencana yang baru satu- satunya di Indonesia itu,” katanya dalam ‘Courtesy Call’ (penyambutan kunjungan kehormatan) di kampus setempat kemarin. Dalam penyambutan khusus yang dilakukan Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq bersama jajaran Fakultas Sastra Jepang di “kampus perjuangan” itu, diplomat yang belum satu bulan berada di Surabaya tersebut mengaku bangga karena disambut seperti perdana menteri.
“Luar biasa, sambutannya seperti kepada perdana menteri saja,” katanya yang begitu tiba di kampus Jalan Semolowaru itu langsung disambut Tari Yosakoi (tarian petani Jepang menyambut panen raya). Tidak hanya itu, mahasiswa dan dosen Jepang yang sedang studi di Unitomo juga turut menyambut, bahkan mahasiswa Unitomo dari berbagai klub pun tak ketinggalan, seperti klub manga (komik), igo (mainan), chanoyu (minum teh), shodou (kaligrafi), toshokona (film), ryori (boga), origami (keterampilan), dan kendou (anggar).
Selain itu, para mahasiswa Unitomo juga menyambut dengan tari karapan sapi yang diakhiri dengan mengajak rektor dan Konsul Jenderal untuk mengiringi tarian mereka. “Saya harap para dosen di sini terus memberi semangat kepada mahasiswa untuk belajar bahasa dan sastra Jepang, karena bahasa dan budaya itu merupakan sokoguru untuk mengerti (memahami) bangsa lain,” kata Konsul Yoshiharu Kato. Bahkan, dia sempat mengagumi mahasiswa Jepang yang mengenakan pakaian adat Madura.
“Saya kagum ada orang Jepang yang mirip orang Madura. Itu aneh rasanya, tapi menyenangkan,” katanya disambut tepuk tangan hadirin. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya terus mendukung Unitomo dalam pembelajaran bahasa dan sastra Jepang, termasuk rencana pendirian “Japan Corner”.
“Kalau ada tempat khusus, maturnuwun (terima kasih),” katanya dengan dialek Jawa yang mendapat tepuk tangan hadirin. Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq menilai kunjungan Konsul Jenderal yang baru ke Unitomo menunjukkan universitas merupakan perekat kerja sama antarnegara sekaligus menandakan Fakultas Sastra Jepang Unitomo sudah berkelas internasional. “Apalagi minat masyarakat terhadap budaya Jepang di Surabaya dan sekitarnya juga meningkat, terbukti Festival Bunkasai di Unitomo dihadiri 150 pelajar SMA se-Jawa Timur, bahkan ada SMA dari Bali dan Jawa Barat,” katanya.
Selain itu, minat mahasiswa untuk studi Sastra Jepang di Unitomo juga meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, mahasiswa Unitomo menyabet juara umum dalam “Kanji Cup” yang diadakan Konjen Jepang Surabaya di Universitas Brawijaya Malang pada beberapa waktu lalu. “Bukti lain adalah pengiriman 20 mahasiswa dari berbagai PTN/PTS di Indonesia untuk studi ke Jepang didampingi dosen dari Unitomo, karena itu saya mimpi di Unitomo nanti ada Japan Corner. Selain kami sudah memiliki Laboratorium Bahasa Jepang yang merupakan bantuan pemerintah Jepang,” katanya.
Ia menambahkan, Japan Corner itu penting agar mahasiswa tidak hanya tahu budaya Jepang dari buku, gambar, foto, atau film, melainkan ada miniatur berbagai budaya Jepang sesuai “aslinya” di Negeri Sakura itu.
Soeprayitno
(ars)