Hingga Lebaran, Stok BBM Jatim Aman
A
A
A
SURABAYA - PT Pertamina (Persero) menjamin stok bahan bakar minyak (BBM) di Jawa Timur (Jatim) aman. Pertamina bahkan akan menambah pasokan BBM sebesar 30% untuk mengantisipasi lonjakan permintaan arus mudik dan balik Lebaran.
Penambahan stok bertujuan memberikan pelayanan terhadap masyarakat karena saat Lebaran permintaan mengalami kenaikan. Kondisi tersebut diketahui dari pengalaman-pengalaman tahun lalu.
”Keputusan penambahan stok itu didasari prediksi kenaikan permintaan BBM di Jatim,” kata General Manager Pertamina MOR V Ageng Giriyono kemarin. Jika mengacu tahun lalu, permintaan BBM untuk kebutuhan masyarakat saat dan menjelang Lebaran mengalami kenaikan sebesar 17.786 kl per hari dibandingkan bulan-bulan biasa. Normalnya, konsumsi BBM di Provinsi Jatim sekitar 13.696 kl per hari.
Khusus solar, Pertamina menyediakan stok sesuai kebutuhan pada hari normal, yaitu 5.857 kl per hari. Pertamina memprediksi permintaan akan solar diprediksi menurun saat Idul Fitri, menyusul diberlakukannya larangan beroperasi bagi kendaraan kelas berat selama H-4 hingga H+1 Idul Fitri tahun ini. ”Untuk BBM jenis Pertamax, kami memperkirakan akan terjadi kenaikan permintaan juga, sehingga kami akan mengantisipasi dengan menambah stok sebanyak 20%,” ujarnya.
Menurutnya, produk Pertamax Series dan Pertamina Dex dalam bentuk kemasan tidak disediakan pada SPBU yang berada di luar jalur strategis arus mudik-balik di Jatim. Pertamina akan mempersiapkan SPBU kantong di delapan titik rawan macet di Jatim saat musim mudik-balik, yaitu Bojonegoro, Blitar, Jember, Kediri, Nganjuk, Probolinggo, Situbondo, dan Trenggalek.
”Di SPBU yang masuk jalur strategis kami minta untuk buka 24 jam dan menjaga ketahanan stoknya, khususnya selama H-7 hingga H+4 Idul Fitri melalui penambahan delivery order,” ungkapnya. Tak hanya pasokan BBM, menurut dia, Pertamina juga memastikan ketersediaan elpiji aman selama Ramadan hingga Lebaran nanti. Saat ini, Pertamina telah menyiapkan penambahan stok elpiji 3 kg hingga 10%, dari 99.761 metrik ton (MT) per bulan pada bulan normal menjadi 109.737 MT sepanjang Ramadan hingga Lebaran.
Bahkan, pasokan bahan bakar untuk pesawat berupa avtur juga ditambah. Penambahan tersebut, menurut dia, akan mulai diberlakukan sejak H-15 hingga H+15. ”Penambahan di depot pengisian pesawat udara atau DPPU Bandara Juanda sebesar 10%, di Bandara Ngurah Rai 7,5%, dan di Bandara Internasional Lombok sebesar 15%,” ungkap Giri. Terpisah, Bank Indonesia (BI) juga menyiapkan penukaran uang menjelang Lebaran.
Menurut estimasi, kebutuhan uang kartal masyarakat Jatim selama Ramadan dan Idul Fitri tahun 2015 sebesar Rp19,43 triliun. Saat ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) seluruh Jatim (Surabaya, Malang, Jember, Kediri) sudah siap untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
”Jumlah tersebut terdiri dari Rp19,41 triliun uang kertas (UK) dan Rp20 miliar uang logam (UL). Dari jumlah tersebut uang pecahan besar (UPB) yaitu pecahan Rp20.000 ke atas sebesar Rp17,41 triliun dan uang pecahan kecil (UPK) yaitu pecahan di bawah Rp20.000 sebesar Rp2,02 triliun. Jumlah ini meningkat 35% dibandingkan kebutuhan uang kartal tahun 2014 yang hanya sebesar Rp14,43 triliun,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Syarifuddin Bassara.
Menurut dia, kebutuhan uang kartal saat Ramadan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Tahun 2012, kebutuhan uang kartal hanya sebesar Rp12,15 triliun, sedangkan tahun 2013 meningkat sebesar Rp13,71 triliun atau meningkat 13%. Pada 2014 telah mencapai Rp14,43 triliun atau meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Arief ardliyanto
Penambahan stok bertujuan memberikan pelayanan terhadap masyarakat karena saat Lebaran permintaan mengalami kenaikan. Kondisi tersebut diketahui dari pengalaman-pengalaman tahun lalu.
”Keputusan penambahan stok itu didasari prediksi kenaikan permintaan BBM di Jatim,” kata General Manager Pertamina MOR V Ageng Giriyono kemarin. Jika mengacu tahun lalu, permintaan BBM untuk kebutuhan masyarakat saat dan menjelang Lebaran mengalami kenaikan sebesar 17.786 kl per hari dibandingkan bulan-bulan biasa. Normalnya, konsumsi BBM di Provinsi Jatim sekitar 13.696 kl per hari.
Khusus solar, Pertamina menyediakan stok sesuai kebutuhan pada hari normal, yaitu 5.857 kl per hari. Pertamina memprediksi permintaan akan solar diprediksi menurun saat Idul Fitri, menyusul diberlakukannya larangan beroperasi bagi kendaraan kelas berat selama H-4 hingga H+1 Idul Fitri tahun ini. ”Untuk BBM jenis Pertamax, kami memperkirakan akan terjadi kenaikan permintaan juga, sehingga kami akan mengantisipasi dengan menambah stok sebanyak 20%,” ujarnya.
Menurutnya, produk Pertamax Series dan Pertamina Dex dalam bentuk kemasan tidak disediakan pada SPBU yang berada di luar jalur strategis arus mudik-balik di Jatim. Pertamina akan mempersiapkan SPBU kantong di delapan titik rawan macet di Jatim saat musim mudik-balik, yaitu Bojonegoro, Blitar, Jember, Kediri, Nganjuk, Probolinggo, Situbondo, dan Trenggalek.
”Di SPBU yang masuk jalur strategis kami minta untuk buka 24 jam dan menjaga ketahanan stoknya, khususnya selama H-7 hingga H+4 Idul Fitri melalui penambahan delivery order,” ungkapnya. Tak hanya pasokan BBM, menurut dia, Pertamina juga memastikan ketersediaan elpiji aman selama Ramadan hingga Lebaran nanti. Saat ini, Pertamina telah menyiapkan penambahan stok elpiji 3 kg hingga 10%, dari 99.761 metrik ton (MT) per bulan pada bulan normal menjadi 109.737 MT sepanjang Ramadan hingga Lebaran.
Bahkan, pasokan bahan bakar untuk pesawat berupa avtur juga ditambah. Penambahan tersebut, menurut dia, akan mulai diberlakukan sejak H-15 hingga H+15. ”Penambahan di depot pengisian pesawat udara atau DPPU Bandara Juanda sebesar 10%, di Bandara Ngurah Rai 7,5%, dan di Bandara Internasional Lombok sebesar 15%,” ungkap Giri. Terpisah, Bank Indonesia (BI) juga menyiapkan penukaran uang menjelang Lebaran.
Menurut estimasi, kebutuhan uang kartal masyarakat Jatim selama Ramadan dan Idul Fitri tahun 2015 sebesar Rp19,43 triliun. Saat ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) seluruh Jatim (Surabaya, Malang, Jember, Kediri) sudah siap untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
”Jumlah tersebut terdiri dari Rp19,41 triliun uang kertas (UK) dan Rp20 miliar uang logam (UL). Dari jumlah tersebut uang pecahan besar (UPB) yaitu pecahan Rp20.000 ke atas sebesar Rp17,41 triliun dan uang pecahan kecil (UPK) yaitu pecahan di bawah Rp20.000 sebesar Rp2,02 triliun. Jumlah ini meningkat 35% dibandingkan kebutuhan uang kartal tahun 2014 yang hanya sebesar Rp14,43 triliun,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Syarifuddin Bassara.
Menurut dia, kebutuhan uang kartal saat Ramadan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Tahun 2012, kebutuhan uang kartal hanya sebesar Rp12,15 triliun, sedangkan tahun 2013 meningkat sebesar Rp13,71 triliun atau meningkat 13%. Pada 2014 telah mencapai Rp14,43 triliun atau meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Arief ardliyanto
(ars)